Dijuluki Empu Jamu, Fakta-Fakta Mooryati Soedibyo Pendiri Mustika Ratu yang Meninggal di Usia 96 Tahun
instagram.com/mooryatisoedibyo
Dr. BRA. Mooryati Soedibyo meninggal dunia pada Rabu, jam 1.00 WIB dini hari, tanggal 24 April 2024, pada usia 96 tahun. Mooryati Soedibyo dikenal luas sebagai tokoh perempuan Indonesia yang mendirikan PT Mustika Ratu Tbk, brand minuman herbal, perawatan tubuh dan kosmetik.
Mendiang juga menerima penghargaan Bintang Mahaputra Adipradana dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang dinilai telah berjasa dalam berbagai bidang pada bangsa dan negara dalam upacara khusus di Istana Negara.
Mendiang juga menjabat sebagai Wakil Ketua MPR RI pada periode 2004-2009. KLovers, berikut adalah fakta-fakta Mooryati Soedibyo semasa hidupnya.
Dilansir dari detikcom, Rabu (24/4/2024), Mooryati Soedibyo merupakan cucu dari Sri Susuhunan Pakoe Boewono X Keraton Surakarta itu, mendirikan Mustika Ratu pada 1973. Kala itu, ia merintis usahanya dari rumah.
"Di tahun 1973, saya memulai usaha tersebut di garasi rumah bersama dua orang pembantu rumah tangga, yang saya pimpin sendiri dengan modal Rp 25.000," kenang Mooryati.
Ia memulai usaha dengan membuat produk jamu. Ramuan pertamanya adalah kunyit asam yang merupakan hasil racikan dari asam jawa, gula jawa, dan cengkeh. Seiring berjalannya waktu, bisnis tersebut terus berekspansi. Dari dua orang berkembang menjadi 25 orang, lalu 50 orang pegawai yang tinggal di rumah.
Bisnis Mooryati Soedibyo yang terus berkembang tercermin lewat pembukaan pabrik pertamanya pada 1981. Kala itu, pabriknya diresmikan oleh Menteri Kesehatan saat itu, Dr. Soewarjono Surjaningrat.
Sempat punya rintangan finansial, ia akhirnya mengambil kredit dari Bank Dagang Negara. Untuk melengkapi organisasi, dibentuk pemimpin-pemimpin baru yang strategis, yaitu pimpinan produksi, penelitian dan pengembangan (R&D), distribusi, keuangan dan pemasaran.
Hadirnya pabrik tersebut turut menandai lahirnya nama 'Mustika Ratu' yang terinspirasi dari sebuah filosofi Jawa. Bunyinya, "Trahing kusumo rembesing madu, Turuning Sinatrio, Tedake wong amorotopo, Mustika ning Ratu, dan Mangayu Hayuning bawono."
Terjemahan bebasnya yakni, keturunan ksatria yang tersaring ketat, yang berperilaku penuh prihatin dan kesadaran, terlahirlah peninggalan berharga raja. Filosofi ini dibawa dalam setiap aspek perusahaan, yaitu memberikan buah pikiran dan hasil kerja yang terbaik yang berasal dari peninggalan tradisi leluhur yang berasal dari Keraton Surakarta Hadiningrat.
Jenazah mendiang yang juga dikenal sebagai Sang Mpu Jamu akan disemayamkan di rumah duka yang terletak di Jalan Mangunsarkoro No. 69, Jakarta Pusat, Menteng. Rencananya, akan diadakan prosesi pemakaman secara meliter dan peristirahatan terakhir keluarga di Tapos, Bogor, ba'da Dzuhur.