Kapanlagi.com - Film dokumenter 'BURNING SUN' yang dirilis oleh BBC pada 19 Mei membuat beberapa nama besar di industri K-Pop ikut tersorot. Salah satunya adalah mendiang Goo Hara yang baru terungkap memiliki andil yang sangat besar untuk terurainya skandal yang menghebohkan tak hanya Korea Selatan tapi juga mata dunia.
Tak berhenti sampai di sana, serba-serbi seputar Goo Hara tersebut juga ikut disorot seiring dengan keviralan film dokumenter tersebut. Termasuk tragedi di mana rumah Goo Hara dibobol pencuri setelah eks member KARA tersebut meninggal dunia. Simak selengkapnya berikut ini!
Kediaman Goo Hara dibobol oleh pencuri tak dikenal pada 14 Januari 2020, dua bulan setelah Goo Hara meninggal dunia. Pada bulan Oktober 2020, Dispatch mengulik kasus pencurian ini dan merilis rekaman CCTV yang menunjukkan pelaku saat memanjat dinding rumah Goo Hara.
Dalam laporan mereka, Dispatch menganalisis rekaman CCTV tersebut dan menduga bahwa pelaku pencurian merupakan orang yang mengenal baik Goo Hara hingga mengetahui layout rumahnya.
Pada tanggal 11 Januari 2020, upacara peringatan 49 hari Goo Hara yang diadakan di rumahnya telah berakhir. Dua hari kemudian, tepatnya pada 13 Januari 2020, Goo Hoin yang merupakan laki-laki Goo Hara mengemas beberapa barang dan meninggalkan rumah mendiang.
Sang kakak memang sempat tinggal di sana untuk menata barang setelah Goo Hara meninggal secara mendadak. Setelahnya, Goo Hoin kembali ke rumah orang tuanya.
Keesokan harinya, tanggal 14 Januari 2020 pukul 00.15, seorang pria tak dikenal memanjat pagar dinding sekeliling rumah dan terekam CCTV. Meskipun tidak terlihat jelas apakah hanya ada satu pria atau dua pria yang terlibat, pencuri tersebut memasuki rumah Goo Hara, mencuri brankas, dan melarikan diri.
Analis meyakini bahwa pencuri tersebut bukanlah seorang profesional karena perilaku mereka yang canggung. Karena dugaan itu pula, analis menyimpulkan bahwa pencuri tersebut adalah seseorang yang mengenal Goo Hara.
Di luar rumah, terlihat seorang pria tak dikenal sedang memanjat pagar dinding rumah Goo Hara. Diduga pelaku melintasi tembok tersebut lewat tempat parkir vila yang berada di sebelah rumahnya.
Teman Goo Hara dengan inisial "K" yang tinggal bersama mendiang juga mengomentari pencurian tersebut dengan mengatakan bahwa mereka baru mengetahui insiden tersebut pada bulan April 2020. Dikatakan bahwa pencuri yang memanjat tembok menutupi lensa CCTV dengan dedaunan agar identitasnya tersamarkan.
"Saya mengetahui brankasnya hilang pada bulan April. Saya memeriksa CCTV dengan kakaknya. Ada adegan di mana pencuri berupaya menutupi lensa dengan dedaunan. Sepertinya mereka berusaha menyembunyikan identitas mereka," ungkap K.
Pada pukul 12:30, video CCTV lainnya menunjukkan orang menyeberangi halaman depan Goo Hara menuju pintu depan rumah. Pelaku mencoba memasukkan kode sandi pintu, tetapi gagal membukanya.
Orang tersebut kemudian mendekatkan wajahnya ke jendela, mengintip ke dalam rumah. Setelah memastikan tidak ada orang di dalam pada saat itu, pelaku kembali mencoba memasuki rumah Goo Hara.
"Saya mengubah kata sandi setelah Goo Hara meninggal. Hanya Goo Hoin dan saya yang tahu kata sandinya. Saya kira pencurinya menekan kata sandi yang lama, yaitu 2**2," tutur K.
Ada empat kamera CCTV di rumah Goo Hara secara keseluruhan, tapi hanya dua di antaranya yang berhasil merekam video pencuri di rumah tersebut. Setelah diperiksa lebih lanjut oleh seorang profesor, orang di kedua kamera itu mengenakan sepatu yang sama. Ada pula kemiripan pada jaket yang dikenakan pria tersebut sehingga memunculkan dugaan bahwa pencurinya hanya ada satu.
Ada lebih banyak alasan untuk meyakini bahwa pencuri itu adalah kenalan Goo Hara. Pasalnya, Goo Hara biasa menyimpan dokumen penting miliknya dalam brankas tersebut. Semasa hidupnya dulu, dia juga menyimpan ponsel lamanya di dalam sana.
Ditambah lagi, pelaku mengetahui layout dan kode sandi lama pintu rumah tersebut. Di saat tidak berhasil masuk, pelaku mengambil jalan alternatif dengan masuk melalui balkon di lantai dua. Dari sana, dia masuk ke ruang laundry kemudian ke lemari tempat brankas berada.
"Dia tahu struktur rumah dengan baik. Seseorang yang baru pertama kali melihat rumah itu tidak akan pernah tahu bagaimana cara melakukannya. Dia bahkan tahu bahwa pintunya biasanya tidak terkunci," ujar Goo Hoin.
Pelaku diduga mengetahui dengan baik layout rumah Goo Hara, termasuk lokasi pasti brankas milik mendiang. Terlebih lagi, pelaku hanya mengambil satu barang saja, yakni brankas, dan meninggalkan barang berharga lainnya.
"Pintu lemari tidak dikunci, karena dia sering bolak-balik antara kamar dan lemari. Kami juga menonaktifkan sistem keamanan untuk pintu itu. Pencurinya adalah seseorang yang mengetahui hal ini," tutur K.
Goo Hoin dan K mendatangi polisi pada bulan Maret 2020 untuk membahas situasi tersebut, tetapi tidak ada hasil. CCTV lain yang dapat digunakan untuk membantu mengidentifikasi pencuri sudah terhapus.
Video black box kendaraan di kawasan tersebut juga sudah tertimpa video yang lebih baru, sehingga tidak relevan dengan kasus tersebut. Meski demikian, Dispatch mencantumkan deskripsi pencuri berdasarkan rekaman CCTV rumah Goo Hara dengan harapan salah satu pembacanya dapat memberikan informasi.
Pada tanggal 28 April 2020, Kantor Polisi Gangnam Seoul mengungkapkan bahwa mereka telah memutuskan untuk menutup sementara kasus ini sampai undang-undang pembatasan berakhir karena tidak ada cukup petunjuk untuk menyelesaikan kasus tersebut.
Polisi tidak dapat mengidentifikasi tersangka dan menyelesaikan penyelidikan pada 17 Desember 2020. Sumber kepolisian menyatakan, "Kami melakukan penyelidikan dari berbagai sudut, mengambil pernyataan dari individu terkait, memeriksa lokasi kejadian, memeriksa rekaman CCTV, dan banyak lagi, namun kami tidak dapat mengidentifikasi tersangka dan menganggap kasus ini tidak terselesaikan.â
Mengenai rekaman CCTV, polisi berkomentar, "Kami tidak dapat mengidentifikasi pelakunya hanya berdasarkan rekaman yang diserahkan oleh pihak korban. Karena kami menerima laporan dua bulan setelah pencurian terjadi, data di sekitar kamera CCTV sudah terhapus (kedaluwarsa)."
Mengenai kemungkinan adanya penyelidikan ulang, sumber tersebut menjawab, "Itu hanya mungkin jika ada bukti tambahan. Sejauh ini belum ada bukti yang berguna."
(AYO JOIN CHANNEL WHATSAPP KAPANLAGI.COM BIAR NGGAK KETINGGALAN UPDATE DAN BERITA TERBARU SEPUTAR DUNIA HIBURAN TANAH AIR DAN JUGA LUAR NEGERI. KLIK DI SINI YA, KLOVERS!)