Three Thousand Years of Longing
Drama Fantasy Romance

Three Thousand Years of Longing

2022 108 menit R
7.4/10
Rating 6.7/10
Sutradara
George Miller
Penulis Skenario
George Miller Augusta Gore A.S. Byatt
Studio
Kennedy Miller Mitchell Kennedy Miller Productions Metro-Goldwyn-Mayer (MGM)

Three Thousand Years of Longing (2022) menghadirkan kisah yang unik dan penuh makna tentang kesepian, cinta, dan keinginan terdalam manusia. Cerita berpusat pada Alithea (Tilda Swinton), seorang akademisi dan pakar naratologi yang terbiasa hidup sendiri. Hidupnya tertata rapi dan penuh logika, jauh dari hal-hal yang dianggap tidak rasional seperti keajaiban atau mitos. Ia lebih percaya pada fakta dan ilmu pengetahuan daripada pada dongeng atau legenda. Namun, pandangannya mulai berubah saat ia melakukan perjalanan ke Istanbul untuk menghadiri konferensi ilmiah.

Di tengah kesibukan akademisnya, Alithea mengunjungi pasar kuno dan menemukan sebuah botol kecil yang menarik perhatiannya. Botol itu terlihat tua dan berdebu, seolah menyimpan sesuatu dari masa lalu yang jauh. Merasa penasaran, ia membeli botol tersebut dan membawanya ke kamar hotelnya. Ketika mencoba membersihkannya, tiba-tiba botol itu terbuka dan mengeluarkan kepulan asap besar yang memenuhi ruangan. Dari asap itu muncul sosok makhluk besar berwarna kebiruan yang memperkenalkan dirinya sebagai Djinn (Idris Elba).

Djinn menjelaskan bahwa ia telah terperangkap di dalam botol selama tiga ribu tahun dan hanya bisa bebas jika seseorang membuat tiga permintaan. Setelah ketiga permintaan itu terpenuhi, Djinn akan benar-benar terbebas dari kutukan panjangnya. Namun, Alithea yang rasional dan berhati-hati justru tidak langsung percaya. Ia tahu dari banyak kisah dan mitos bahwa setiap keinginan sering kali membawa konsekuensi yang tak terduga. Ia bahkan mengatakan bahwa tidak ada yang benar- benar berakhir bahagia setelah meminta sesuatu kepada makhluk ajaib.

Djinn mencoba meyakinkannya dengan menceritakan perjalanan hidupnya yang panjang, penuh cinta, kehilangan, dan penyesalan. Ia bercerita tentang masa lalunya di zaman Ratu Sheba, di mana ia jatuh cinta kepada sang ratu yang memesona, hingga akhirnya dihukum karena cinta terlarang itu. Setelah itu, ia kembali terjebak di dalam botol selama berabad-abad, menunggu seseorang yang mau mendengarkan kisahnya dan memberinya kesempatan untuk bebas.

Cerita berlanjut dengan kisah kedua Djinn, di mana ia pernah terperangkap lagi karena cinta yang berujung tragis. Ia jatuh cinta pada seorang perempuan cerdas dan berani dari masa yang berbeda, tetapi rasa cinta itu justru menjadi alasan mengapa ia kembali dikurung. Setiap kisah yang diceritakannya membawa Alithea semakin dalam pada dunia penuh fantasi, sejarah, dan emosi. Meski awalnya skeptis, Alithea mulai merasakan koneksi dengan makhluk ajaib itu.

Selama mereka berbicara, suasana kamar hotel berubah menjadi ruang penuh imajinasi dan nostalgia. Alithea mendengarkan kisah- kisah Djinn dengan rasa ingin tahu yang semakin besar. Ia mulai bertanya-tanya apakah selama ini hidupnya terlalu kering dari perasaan dan keajaiban. Meski ia punya segalanya secara intelektual, ada sesuatu yang kosong dalam dirinya. Sementara itu, Djinn juga menunjukkan sisi lembut dan manusiawinya. Ia bukan hanya makhluk ajaib yang ingin bebas, tetapi juga sosok yang rindu dicintai dan dimengerti.

Lambat laun, Alithea mulai membuka hatinya. Ia menyadari bahwa mungkin satu-satunya hal yang benar-benar ia inginkan bukanlah kekuasaan, harta, atau keabadian, melainkan hubungan yang tulus. Setelah melalui banyak percakapan mendalam, Alithea akhirnya membuat keinginan pertamanya, sesuatu yang sederhana tapi berarti: agar Djinn tetap bersamanya, bukan sebagai makhluk ajaib, tetapi sebagai teman dan sosok yang menemaninya dalam kesepian.

Djinn menerima permintaan itu dengan penuh haru. Ia mulai hidup bersama Alithea di dunia manusia, mencoba beradaptasi dengan kehidupan modern yang penuh kebisingan dan teknologi. Namun, seiring waktu, Alithea menyadari bahwa keberadaan Djinn di dunia modern membuatnya semakin lemah. Makhluk ajaib itu tidak diciptakan untuk hidup di tengah gelombang sinyal dan gelombang elektromagnetik manusia. Tubuhnya mulai kehilangan kekuatannya, dan ia perlahan memudar.

Mengetahui hal itu, Alithea menghadapi pilihan berat. Ia bisa saja membuat dua permintaan terakhir untuk memaksa Djinn tetap di sisinya, tapi ia tahu itu akan membuatnya menderita. Dalam keputusan penuh kasih, ia menggunakan keinginannya untuk membebaskan Djinn sepenuhnya, agar ia bisa kembali ke dunianya sendiri dan hidup dalam kebebasan yang sesungguhnya.

Beberapa waktu setelah itu, Alithea kembali ke kehidupannya yang biasa. Namun, ia sudah tidak lagi sama. Pertemuannya dengan Djinn mengubah cara pandangnya tentang kehidupan, cinta, dan keajaiban. Ia tidak lagi melihat dunia hanya lewat logika, tetapi juga lewat hati. Hingga suatu hari, Djinn kembali menemuinya, hanya untuk sesaat, sekadar memastikan bahwa ia baik-baik saja. Momen singkat itu menjadi pengingat bahwa cinta sejati tidak selalu harus dimiliki untuk bisa dirasakan.

Three Thousand Years of Longing menggambarkan perjalanan dua jiwa yang berbeda dunia, tapi saling mengisi kekosongan satu sama lain. Ceritanya menyentuh tentang kebutuhan manusia akan koneksi, rasa memiliki, dan kebebasan untuk memilih apa yang benar-benar diinginkan dalam hidup.

Apakah Alithea akhirnya akan menemukan kebahagiaan sejati setelah kehilangan Djinn? Ataukah pertemuan mereka hanyalah takdir singkat yang memang harus berakhir agar keduanya bisa belajar tentang arti cinta dan kebebasan?

Penulis Artikel: Anastashia Gabriel

Tilda Swinton Alithea
Idris Elba The Djinn
Erdil Yasaroglu Prof. Gu00fcnhan
Sarah Houbolt Airport Djinn
Sabrina Dhowre Elba British Council Lady
Seyithan u00d6zdemir Pale Djinn
Aamito Lagum The Queen of Sheba
Nicolas Mouawad King Solomon
Ece Yu00fcksel Gu00fclten
Matteo Bocelli Prince Mustafa

Jadwal Film