Kapanlagi.com - Tragedi Kanjuruhan, 1 Oktober 2022 lalu menjadi tragedi terkelam di sepanjang sejarah sepak bola Indonesia. Setidaknya, sekitar 180 orang meninggal dunia dalam tragedi yang melibatkan para supporter Arema, Aremania.
Duka ini tak hanya dirasakan oleh para Aremania ataupun warga Malang, tetapi juga seluruh warga Indonesia, tak terkecuali ARMY BTS, fans boygroup asal Korea Selatan, BTS.
"Hai ARMY, Hai #OrangBaik. Atas nama ARMY INDONESIA kami mengucapkan turut berduka cita kepada seluruh korban dari tragedi di stadion Kanjuruhan, semoga semua keluarga yang ditinggalkan dilapangkan dadanya dan diberi kesabaran," tulis keterangan di akun Instagram @btsarmy.project, Senin, (3/10/22).
Sebagai bentuk empati dan solidaritas atas nama kemanusiaan, ARMY Indonesia menggalang dana untuk para korban tragedi kanjuruhan. Penggalangan dana itu pun dilakukan lewat situs KitaBisa.com.
"Kami mengajak ARMY di seluruh Indonesia sebagai bentuk empati dan solidaritas antar keluarga se-Tanah Air, satu Bangsa Indonesia untuk ikut berkontribusi untuk membantu para korban dari tragedi ini dengan ikut berdonasi melalui KITABISA," sambung keterangan tersebut.
©KitaBisa.com
Penggalangan dana yang bertajuk 'ARMY INDONESIA UNTUK KORBAN KANJURUHAN' ini, sejak dibuka pada beberapa hari yang lalu, sudah terkumpul sekitar Rp447.265.046.
Dari keterangannya, ketika nanti semua donasi sudah terkumpul, akan langsung diserahkan kepada para korban tragedi Kanjuruhan.
"Nantinya dana hasil donasi akan disalurkan langsung oleh tim ARMY Malang," lanjut keterangan dalam unggahan tersebut.
Advertisement
Mengutip dari Bola.com, berdasarkan data yang dihimpun Kepolisian Republik Indonesia, korban meninggal dunia dalam tragedi Kanjuruhan mencapai 125 jiwa. Data tersebut disusul oleh 304 orang luka-luka yang dirawat pada 11 rumah sakit di Malang, Jawa Timur.
Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) pun mencatat bahwa 33 dari korban tragedi Kanjuruhan merupakan anak-anak dengan kategori usia 4 hingga 17 tahun. 25 diantaranya laki-laki, dan delapan perempuan.
"Kami masih terus melengkapi datanya," ujar Deputi Perlindungan Khusus Anak Kementerian PPPA, Nahar mengutip Bola.com
(kpl/dwn)