"Ya semua karena pendidikan ya. Tabiat manusia kita kurang diajarin. Kalau ada perempuan jalan sendirian, gue dari kecil bokap gue bilang, 'Lu kalau ada perempuan sendirian di keramaian digangguin. Lu harus jadi pelindung dia. Mau kenal kek atau nggak kenal'," ungkap Bimbim di gang Potlot, Duren Tiga, Jakarta Selatan, Selasa (10/5/2016).
Saat ini 12 orang pelaku sudah tertangkap dan 2 lainnya buron, sementara 7 orang di antaranya divonis hukuman 10 tahun penjara oleh majelis hakim. Yang diherankan oleh Bimbim, karena dari 14 orang pria tersebut tidak ada yang melindungi sosok Yuyun yang teraniaya hingga meninggal dunia.
"Itu di antara 14 itu enggak ada satu yang seperti itu. Kayak di film-film kalau ada pemerkosaan pasti ada satu walau tak berdaya, berusaha terpukul-pukul atau nggak luka-luka," ucapnya.
Bimbim juga menyayangkan karena kasus tersebut terjadi akibat adanya orang-orang yang mabuk dan tak bisa berpikir jernih. Baginya alkohol adalah awal untuk terjerat narkoba, dan Bimbim menyoroti kasus ini sebagai bentuk kegagalan sistem.
"Mungkin ini pengaruh obat atau memang sistem yang salah dari kita. Di New York dulu pernah mati lampu selama tiga hari. Itu negara yang aman tadinya. Tapi tiba-tiba mati lampu pemerkosaan dan perampokan terjadi di mana-mana. Jadi ada sistem yang gagal terjadi kejadian seperti itu. Bisa jadi di daerah itu tidak tersentuh polisi atau lampu jalanan. Enggak ada manusia baik. Adanya sistem yang baik yang memaksa manusia untuk berbuat baik," tandasnya.
(kpl/far/sjw)