Showbiz 2013 in Our Cameras: Best Moments Captured!

Penulis: Adhib Mujaddid

Diperbarui: Diterbitkan:

Showbiz 2013 in Our Cameras: Best Moments Captured!
Best Moments Captured!

Kapanlagi.com - Sebuah berita bakal lebih berbobot apabila disertai dengan foto yang berkualitas. Nah, untungnya KapanLagi.com® memiliki empat fotografer dengan kualitas jempolan. Tanpa sosok Bambang E Ros, Budy Santoso, Agus Afriyanto dan Muhammad Rasyad bisa jadi situs ini tak akan semanis seperti yang Anda lihat.

"Poin utama dari memotret adalah kamu tak lagi harus menjelaskannya dengan kata-kata," bunyi quote populer dari fotografer ternama, Elliott Erwitt.

Kalimat itu memang mutlak kebenarannya. Sepanjang tahun 2013, begitu banyak kejadian menarik di panggung showbiz Indonesia. Momen-momen indah tersebut sukses kami ceritakan pada Anda melalui jepretan ajaib para fotografer kami.

Ratusan atau bahkan ribuan foto 'ajaib' telah masuk ke database kami di sepanjang tahun 2013. Sungguh bukan pekerjaan mudah untuk memilih sepuluh yang terbaik. Setelah melewati berbagai pertimbangan, akhirnya kami berhasil menetapkan 10 foto terbaik dari panggung showbiz Indonesia tahun 2013!

1. Julia Perez

Oleh: Bambang E Ros
Fantastic Jupe! Ungkapan pertama kali waktu memasuki venue acara Ruwatan dan Siraman Jupe yang dipenuhi bunga-bunga. Menunggu momen harus dilakukan karena posisi kamera hanya dari seberang, tepatnya pinggir kolam renang.

Beruntung, Jupe sangat ceria hari itu. Senyum lepas terus diumbar Jupe sambil menghadap para kameramen, jurnalis dan tamu undangan yang memanggilnya. Clap! Sebuah momen menarik sukses diabadikan.

(Festival Pestapora 2025 dipenuhi kontroversi, sederet band tiba-tiba memutuskan untuk CANCEL penampilannya.)

2. Diego Muhammad

Oleh: Muhammad Rasyad

Permainan cahaya spotlight sengaja saya mainkan untuk lebih fokus kepada tersangka perkelahian, Diego Muhammad saat akan keluar dari sel. Komposisi subjek (Diego) berada di tengah ,sangat pas! Ditambah dengan background para tersangka di dalam sel dan petugas pengadilan yang sedang berkomunikasi semakin memperkuat gambar.

Senyum lebar Diego dengan dua gigi emas yang rapat tertutup seakan-akan menambah percaya diri pemain timnas indonesia ini bahwa ia tidak bersalah. Entah ingin menakut-nakuti atau hanya .... Hmm, silahkan kasih pendapat anda ya :)

3. Ruben Onsu dan Wenda

Oleh: Budi Santoso

Foto ini diambil saat Ruben Onsu dan Wenda sedang melakukan syuting video klip Cuma Kamu di kawasan Museum Transportasi Taman Mini. Karena konsepnya adalah perjalanan cinta mereka berdua, maka untukk memperkuat isi cerita sengaja aku membuat komposisi melebar dengan adanya suasana kebun.

Aku berusaha sedini mungkin untuk mengabadikan momen indahnya cinta mereka berdua sebelum hujan turun, hari itu suasaana langit memang sudah mulai berawan gelap. Sebanyak-banyaknya shutter gear kameraku gak berhenti menyalak layaknya senjata. Sementara itu diafragma sengaja aku patok di bukaan terbesar agar cahaya yang masuk maksimal.

Agar mencari hasil paling maksimal, beberapa kali speed aku ubah supaya terlihat perbedaannya. Setelah sekian lama aku memotret dari kanan kiri dan tengah, mataku melihat hal yang menarik di sana. Sebuah kaca mika yang tidak lagi dipakai entah punya siapa (mungkin punya sutradara) aku colong saja, numpang sebentar buat dapetin efek blur kanan kiri bentuknya. Sedikit persegi panjang, sangat pas buat angle wide. Nah hasilnya yah, lumayan lah.

4. Puan Maharani

Oleh: Budi Santoso

Ini sebuah foto yg sangat paling berharga dan bersejarah ynagg aku punya. Momen ini sangatlah langka dan begitu spesial. Secara teknis, memang foto ini sangat biasa, tapi just only me yg punya foto ini.

Momen ini diambil di Singapura, saat aku berangkat meliput artis-artis Trinity. Menjelang sore, aku mengabadikan Pasha, Sherina, Rossa yang sedang gladi resik di panggung. Sambil menunggu mereka latihan untuk konser malam harinya, aku membuka Twitter untuk menghilangkan suntuk sambil bercanda dengan teman-teman.

Dan sebuah berita sukses membuatku berdebar tak karuan. Di Twitland mulai ramai dibombardir wafarnya tokoh nasional sekaligus Ketua MPR, Taufik Kiemas di Singapura. Detik demi detik pikiran makin tak karuan dan sulit berkonsentrasi. Momen ini harus aku abadikan, tapi aku harus ingat bahwa tujuan utamaku adalah meliput konser.

Akhinya benar saja, Kantor Jakarta menghubungiku. Suara Korlip (Ruben Daniel Silitonga) mengabarkan kematian Taufik. Memang tidak ada keharusan atau perintah dari Kantor Tebet untuk meliputnya. Namun bila waktu memungkinkan, momen itu boleh aku ambil.

Tanpa babibu, aku meluncur keluar usai konser. Aku cuma berpesan pada teman-teman wartawan lainnya agar menghubungi bila mencariku, nomor handphone pun segera aku sebar. Karena aku buta dengan negara ini, ditambah lagi kemampuan bahasa yang pasif, aku berlari ke pangkalan taksi. Saat itu jam sudah menunjukkan sekitar pukul 24.00.

Singkat cerita, aku tiba di Kedubes Indonesia, di situ tidak ada fotografer media entertainment selain aku. Sendirian aku lewati tiap momen dan suasananya. Sementara itu handphoneku terus bergetar, aku tahu ini pasti dari Jakarta. Benar, semua media nasional ternyata menunggu jawabanku, apakah aku bisa memotret peristiwa itu.

Aku tak berani menjawabnya, kuacuhkan semua. Di sana hanya ada kontributor media media nasional Jakarta,reporter dan tv. Sebuah kesempatan langka! Aku mulai memilah, ini untuk Merdeka.Com, ini untuk KapanLagi.com���®.

Pikiranku cuma satu mediaku harus yang pertama kali mendapatkan momen ini. Tepat jam tiga menjelang subuh, finally kukirim semua foto-foto ke redaksi di Jakarta. Sementara aku menginap di Kedubes walau tidak bisa memejamkan mata.
��
Pagi harinya, hanya da dua fotografer tersisa. Satu lagi seorang fotografer asal Singapura yang ikut mengabadikan momen demi momen, mulai dari Kedubes hingga Bandara Militer Singapura.

Di sini sempat terjadi ketegangan antara aku dan tentara singapura. Setelah selesai pesawat hercules lepas landas bersama Megawati mengangkut jenazah ke tanah air, aku ditemui dua pria berperawakan militer dan meminta supaya aku menghapus foto foto di bandara. Alasannya, ini adalah instalasi negara meraka. Aku menolak, tapi mereka memaksa. Usai melayani debat dan adu argumen, akhirnya kurelakan beberapa foto dihapus mereka, hanya beberapa yang tersisa.

5. Andra and The BackBone

Oleh: Bambang E Ros

Background polos, lighting yang flat, dan kamera syuting yang statis di dalam satu ruang studio. Komposisi seperti itu bisa membuat hasil foto datar-datar saja (asal foto terang, dan fokus). Maka menunggu momen adalah pilihan lain untuk mendapatkan hasil foto yang maksimal. Seperti ketika halnya Dedi Lisan mencoba memindahkan posisi kaki dari Stevie Item yang dinilainya terlalu kaku dalam berpose di depan kamera.

6. Yeyen Lidya

Oleh: Bambang E Ros

Selain darah, warna merah juga identik dengan gairah, dan mewah. Gairah keseksian dari Yeyen Lidya ingin saya tampilkan lebih menggigit. Persis seperti cabe yang rasanya pedas dan dapat membangkitkan kegairahan orang makan hanya dari mencium aromanya.

Hal tersulitnya adalah bagaimana mengatur posisi cabe menutupi busana yang dipakai Yeyen, seolah-olah tanpa busana. Selain itu, mengatur posisi tubuh model di bathtub yang sempit adalah tantangan tersendiri. Dengan bantuan keroyokan dari empat rekan kerja di kantor, akhirnya foto-foto Yeyen Lidya dapat terlihat lebih pedas!

7. Fatin Shidqia

Oleh: Agus Afriyanto

Foto Fatin ini diambil saat ia merayakan ulang tahunnya bersama 1000 anak yatim di sebuah pesantren di Bogor. Menurut saya, foto ini sangat lucu karena diambil pada momen yang tepat. Saya harus menunggu momen Fatin berekspresi tertawa malu setelah menyanyi dengan background ratusan anak yatim yang juga ikut tertawa. Komposisi: speed 60 frama: 3,5 iso: 1000

8. Jenazah Jeffry Al Buchori

Oleh: Agus Afriyanto

Ribuan pelayat yang mengantar jenazah Jeffry Al Buchori amat sangat padar dan sulit untuk mendekat untuk memotretnya. Dari awal sebelum memotret, sudah ada di kepala saya seperti apa angle yang ingin saya ambil. Angle yang saya maksud adalah suasana ribuan pengantar jenazah. Selain itu angle itu ekspresi keluarga di pemakaman adalah target saya.

Jenazah yang tiba pukul sepuluh lebih. Puluhan wartawan foto, wartawan tulis dan kameramen berhamburan mendekati jenazah Jeffry. Saya langsung memasuki masjid dan langsung lari naik anak tangga ke lantai tiga untuk mendapatkan suasana ribuan pelayat.

Kendalanya, sangat pengantar jenazah atau masyarakat yang hanya ingin menonton saja. Pesan saya, sebelum memotret harus sudah ada bayangan angle foto seperti apa yang ingin diambil. Komposisi: speed 400, Frama 6,3, Iso 125.

9. Tata Janneta

Oleh: Muhammad Rasyad

Foto ini diambil saat meliput syuting video klip Tata Janeeta. Konsengin ditampilkan dalam video klip Tata Janeeta adalah nuansa yang sedikit berkabut agar terkesan lebih spooky, namun tidak menyeramkan. Menara besi yang dililit oleh tali tambang dan daun-daun kering yang berserakan seakan memperkuat keadaan Tata sedang berada di tempat terpencil.

Tata janeta pun terlihat anggun dengan mengenakan busana hitam yang hanya menutupi bagian dada sampai paha. Sangat kontras dengan suasana dan kulit mulus mantan personel Mahadewi tersebut. Ditambah dengan akting apik menjatuhkan diri seakan-akan sedang lari dari kenyataan.

Komposisi foto terlihat kurang pas karena terkesan ada penumpukan dengan background. Akan terlihat lebih menarik apabila Tata jatuh di ruang yang kosong tanpa background, karena akan terlihat perbandingan antara menara yang kokoh dan kuat dengan kelembutan seorang Tata.

10. Mobil Dul

Oleh: Agus Afriyanto
Ini adalah foto mobil yang digunakan Dul, saat kecelakaan. Foto yang telah dipilih oleh editor ini adalah rangkaian foto berita dari beberapa angle. Salah satunya foto detail dengan simbol poster berbingkai Nirvana yang terletak di belakang bagasi mobil. Foto ini jadi lebih menarik karena Dul yang baru saja kecelakaan merupakan penggemar berat Nirvana. Apalagi ada garis polisi yang menimbulkan kesan tersendiri. Komposisi: speed 320, frama 5,6 iso 125


(Demo kenaikan gaji anggota DPR memanas setelah seorang Ojol bernama Affan Kurniawan menjadi korban. Sederet artis pun ikut menyuarakan kemarahannya!)

(kpl/adb)

Editor:

Adhib Mujaddid

Rekomendasi
Trending