Pemenang Kategori Utama FFI 2014, Fresh Dan Mengejutkan
Diperbarui: Diterbitkan:

dok. KapanLagi.com®/ Bambang E Ros
Kejutan tersebut juga datang dari kategori-kategori utama, yakni kategori akting, penyutradaraan, dan juga film terbaik. Mengapa disebut kejutan? Karena dalam kategori tersebut juga "dihuni" para pemain lama yang kualitasnya tak diragukan lagi. Ambil contoh Reza Rahadian dan Lukman Sardi yang mengisi di jajaran Pemeran Pendukung Pria Terbaik.
Seperti apa kejutan lainnya yang terjadi dalam penyelenggaraan FFI di Palembang kali ini? Kami akan paparkan hanya untukmu.
1. Sang Pemenang Malah Tidak Datang
MVP
Kategori Pemeran Pendukung Wanita Terbaik sejatinya tak menghadirkan banyak kejutan. Pasalnya, kelima kandidat pemenangnya sudah pernah merasakan masuk dalam nominasi. Namun akhirnya, juri FFI memilih Tika Bravani menjadi sang pemenang.
Aktingnya sebagai Fatmawati dalam SOEKARNO berhasil meyakinkan para juri bahwa ia lah yang layak menang. Tak hanya dari penampilannya saja yang mirip dengan ibu Fatmawati, tapi Tika berhasil memberikan range emosi mulai dari senang, marah, jengkel, dan sedih sebagai seorang istri dari proklamator Indonesia, Soekarno.
Sayang, Tika berhalangan hadir dalam pagelaran di Palembang ini.
(Festival Pestapora 2025 dipenuhi kontroversi, sederet band tiba-tiba memutuskan untuk CANCEL penampilannya.)
2. Peran Sederhana Yang Menang
Lifelike Pictures via YouTube
Coba amati peran yang dimainkan Reza Rahadian dan juga Lukman Sardi dalam kategori ini. Reza jadi sosok saudagar kaya yang kemudian menikahi seorang kembang desa demi prestise. Hidupnya penuh keglamoran dalam TENGGELAMNYA KAPAL VAN DER WIJCK. Sedangkan Lukman Sardi memikat sebagai sosok proklamator tanah air, Mohammad Hatta dalam SOEKARNO.
Dua peran yang sangat memikat dan tentunya punya kans besar untuk membuat mereka terpilih menjadi pemenang di kategori ini. Namun agaknya, juri lebih memilih peran yang sederhana tapi dekat dengan kehidupan masyarakat.
Pada akhirnya Yayu Unru lewat perannya sebagai Parmanto dalam TABULA RASA lebih memikat. Ia memang tampil sebagai sosok antagonis dalam filmnya, tapi antagonis yang membuat penonton mana pun iba.
Advertisement
3. Kemenangan Yang Tertunda
KapanLagi.com®/ Bambang E Ros
Butuh waktu 30 tahun lebih bagi Dewi Irawan untuk memperoleh kemenangan di kategori ini sejak ia masuk dalam nominasi Pemeran Utama Wanita Terbaik di tahun 1983. Saat itu ia kalah Christine (Hakim) yang mendapat Citra untuk kelima kalinya. "Berarti ini keberhasilan saya yang tertunda selama 31 tahun," ujarnya di atas podium saat menerima piala.
Dengan perjuangan tersebut, Dewi yang berperan sebagai Mak dalam film TABULA RASA ini memberikan semangat kepada para generasi muda.
"Saya membutuhkan ini untuk memotivasi para aktor muda. Regenerasi itu harus ada," tegasnya.
Mengucap terima kasih kepada keluarga, suara Dewi sempat tergetar ketika menyebutkan adiknya, Ria Irawan yang tengah bertarung melawan kanker getah bening. "Ini juga untuk adik saya Ria, cepat sembuh biar bisa main film lagi" Ditutup dengan "Bangga nonton film Indonesia di bioskop. Jangan tunggu di TV atau DVDnya".
4. Tak Rugi Menjadi Orang Ambon
KapanLagi.com®/ Bambang E Ros
Kejutan pun datang dari kategori Pemeran Utama Pria Terbaik. Piala Citra akhirnya jatuh ke tangan Chico Jericho lewat perannya sebagai Sani dalam CAHAYA DARI TIMUR: BETA MALUKU. Ia berhasil mengalahkan Ario Bayu dan juga Vino G Bastian yang secara berurutan memerankan tokoh nasional Soekarno dan Djamin Ginting.
Kesuksesannya ini tak lepas dari akting menawannya untuk memerankan tokoh Sany yang adalah orang Ambon. Ia rela terbang ke Ambon dan hidup sebagai orang Ambon selama proses pembuatan syuting.
"Kakak Glenn kasih jurus-jurus sedikit untuk jadi orang Ambon. Terima kasih Sany selalu menginspirasi saya," ujarnya. Ia pun berterima kasih kepada orangtua dan setiap orang yang telah berkontribusi kepada pembuatan film ini.
Menutup pidatonya, Chicco mengutip kata-kata motivasi dari Sany, tokoh yang ia perankan. "Satu kata-kata Sani yang selalu saya ingat, (dalam bahasa Ambon) jika kamu punya satu keinginan supaya hidup lebih baik, tidak ada yang bisa menghancurkanmu," pungkasnya.
Ini adalah film layar lebar pertama Chicco dengan peran utama (sebelumnya hanya peran porsi kecil di MEREM MELEK). Tahun ini CHICCO juga merilis film berlatar lebaran, SEPUTIH CINTA MELATI, dan akan membintangi A COPY OF MY MIND karya Joko Anwar dan reuni dengan sutradara Angga Dwimas Sasongko dalam FILOSOFI KOPI.
5. Dan Film Pemenangnya Adalah....
KapanLagi.com®/ Bambang E Ros
CAHAYA DARI TIMUR: BETA MALUKU akhirnya terpilih menjadi Film Terbaik FFI 2014. Mewakili Glenn Fredly, sutradara Angga Dwimas Sasongko, yang juga merangkap tugas sebagai produser, sutradara, penulis naskahnya memberikan pidato yang inspiratif.
"Perdamaian adalah sesuatu yang harus dituangkan, dan toleransi adalah sesuatu yang senantiasa harus diwujudkan," ujarnya.
Proses pembuatan filmnya sendiri memakan waktu hingga 4 tahun. tak terpikir oleh Angga bahwa Sama sekali tidak berpikir bahwa film ini bisa menang. Ucapan terima kasih pun ia sampaikan kepada masyarakat Maluku, orang-orang Tulehu, Sani Tawainella.
"Terima kasih untuk spirit yang besar, energi yang besar, inspirasi bahwa keterpurukan bukanlah alasan untuk tidak menjadi kuat, dan tim Sani Tawainella telah membuktikan itu," pungkasnya.
Ke depannya Angga berharap pekerja film dan pemerintah bisa bersinergi dengan lebih baik lagi supaya di Indonesia lebih tersedia banyak bioskop.
(Demo kenaikan gaji anggota DPR memanas setelah seorang Ojol bernama Affan Kurniawan menjadi korban. Sederet artis pun ikut menyuarakan kemarahannya!)
(kpl/rei/dka)
Mahardi Eka Putra
Advertisement