Benyamin, Legenda Betawi
Diperbarui: Diterbitkan:
Benyamin Sueb @Sumber Foto: Istimewa
Kapanlagi.com - Oleh: Darmadi Sasongko
Sejatinya cita-cita Benyamin Sueb menjadi seorang penerbang, bukan sebagai musisi, aktor ataupun seniman. Karena itu, begitu lulus SMA Tamansiswa Kemayoran tahun 1958, langsung mendaftar sebagai Angkatan Udara. Dia menjalani tes sesuai prosedur, termasuk tes fisik yang berhasil dilaluinya secara mulus.
Sementara musik dan seni panggung saat itu dipelajari sekadar sebagai hobi anak remaja. Dia saat itu sudah menguasai alat musik gitar dan bongo yang dipelajari secara autodidak. Kedekatannya dengan Rachmat Kartolo, A Rachman dan Yahya menjadi jalan untuk menyalurkan hobinya lebih baik. Mereka memanfaatkan peralatan milik Abdullah, pimpinan grup musik tenar saat itu, Live Java yang tidak lain ayah A Rachman.
Lewat Melody Boys, band bentukan ketiga kawannya itu, Ben mulai menerima order main musik di acara-acara hajatan. Bayarannya ala kadarnya, bahkan hanya makan dan minum. Tapi kalau datang order dari club atau hotel, mereka mendapat bayaran Rp 5,- dibagi ramai-ramai.
Benyamin Sueb @Sumber Foto: Istimewa
Ben menyimpan cita-cita tinggi dan tidak pernah berpikir mencari makan dari kehidupan sebagai seniman. Apalagi saat itu, seniman juga masih dipandang sebagai profesi sebelah mata.
Namun sayang cita-citanya sebagai penerbang juga kandas. Tanpa disangka ternyata Siti Aisyah, ibunya Ben tidak mendukung niatnya itu. Kendati sudah menjalani tes dan dinyatakan lolos, dia tidak bisa menyetorkan surat persetujuan dari orang tua. Ibunya saat itu tidak mau tanda tangan, khawatir berpisah dengan anak bontotnya.
"Entar Loe jatuh Ben!" kata Ben menirukan ibunya sebagaimana ditulis dalam buku Kompor Mleduk, Benyamis S karya The Creative Library.
Gagal meyakinkan sang ibu, Ben bisa menerima kenyataan. Dia sangat patuh pada orang tua yang tinggal satu-satunya. Ayah Ben, Sukirman sudah tidak ada lagi sejak dirinya berusia dua tahun. Restu seorang ibu baginya restu Tuhan.
Ben lantas memutuskan untuk kuliah, masuk di Akademi Manajemen Sawerigading. Tapi karena tidak betah juga, akhirnya hanya menjalani selama dua semester. Ben saat itu lontang-lantung, sambil biasa bersama anak kampung sering main bola. Dia memang memiliki hobi main bola sejak kecil, selain bermusik.
Suatu saat, Ben mengajukan lamaran ke PPD (Perusahaan Pengangkutan Djakarta), karena mendengar ada lowongan menjadi pemain sepak bola untuk Tim perusahaan tersebut. Ijazahnya yang SMA hanya menempatkannya sebagai kernet bus kota, kendati dia melamar sebagai tenaga administrasi. Kesempatan itu diambil, sekalian untuk menyalurkan bakatnya bermain bola.
Saat itulah Ben hidup sebagai kernet bus kota melayani trayek Lapangan Banteng-Pasar Rumput. Sehari-hari ngernet di samping tetap harus berlatih bersama tim sepak bolanya. Dia harus menghadapi kerasnya jalanan, bergaul dengan copet dan tukang palak. Tapi paling tidak kuat, dia selalu diajak kong-kalikong korupsi karcis. Karena itu dia akhirnya keluar setelah bertahan beberapa bulan.
'Lulus' sebagai kernet, Ben yang berusia 19 tahun justru tertarik pada gadis sekampungnya, bernama Nonni yang masih duduk di SMA. Setelah sang pacar lulus setahun kemudian, langsung dinikahinya. Saat awal-awal berumah tangga, Ben sempat beberapa bulan jualan roti keliling kampung demi menafkahi keluarga.
Benyamin Sueb @Sumber Foto: Istimewa
Ben kemudian diterima bekerja di Bagian Peralatan dan Amunisi Angkatan Darat Kodam V Jakarta. Dia sebagai tenaga administrasi yang bertugas mencatat keluar masuk peluru. Karena ketatnya lingkungan militer membuatnya tidak punya waktu bermusik dengan Melody Boys. Dia pun akhirnya keluar.
Hidup Ben sedikit meningkat saat diterima bekerja di PT Asbes Semen Kriya Jaya. Dia berkarir selama tujuh tahun hingga dipercaya sebagai kepala bagian.
Sepanjang karirnya mencari nafkah, Ben tidak pernah melepaskan hobinya bermusik. Dia bersama kawan-kawannya tetap menghidupkan Melody Boys (kemudian berganti nama Melodi Ria) kendati sebagai kernet bus dan tukang roti. Benyamin tidak pernah bisa dipisahkan dari kehidupan berkesenian, ini yang kemudian dibuktikan hingga akhir hayatnya.
Baca Juga:
(Duh! Onad lagi-lagi terjerat kasus narkoba dan diamankan pihak kepolisian.)
(kpl/dar)
Darmadi Sasongko
Advertisement
-
Teen - Lifestyle Gadget Deretan Aksesori yang Bikin Gadget Gen Z Makin Ciamik, Wajib Punya Nih!
