Cara Memilih Bibit Sawit yang Bagus

Kapanlagi.com - Pemilihan bibit sawit yang bagus merupakan langkah awal yang sangat krusial dalam budidaya kelapa sawit. Bibit berkualitas akan menentukan produktivitas tanaman selama masa ekonomisnya yang mencapai 25-30 tahun.

Kesalahan dalam memilih bibit dapat mengakibatkan penurunan produktivitas hingga 50 persen. Meskipun biaya bahan tanam hanya sekitar 5 persen dari total biaya produksi, dampaknya terhadap hasil panen sangat signifikan dalam jangka panjang.

Mengutip dari buku Kupas Tuntas Agribisnis Kelapa Sawit karya Maruli Pardamean (2017), penggunaan benih tidak bermutu dapat mengakibatkan penurunan produktivitas yang sangat besar. Oleh karena itu, petani harus cermat dalam cara memilih bibit sawit yang bagus sejak awal penanaman.

1 dari 7 halaman

1. Pengertian Bibit Sawit Unggul

Pengertian Bibit Sawit Unggul (c) Ilustrasi AI

Bibit sawit unggul adalah bahan tanam kelapa sawit yang berasal dari varietas hasil persilangan tetua Dura (D) dan Pisifera (P) yang menghasilkan hibrida DxP atau yang dikenal dengan nama Tenera. Varietas ini memiliki keunggulan genetik yang telah teruji melalui proses seleksi panjang dan sistematis.

Karakter unggul pada bibit sawit dapat dilihat dari tiga aspek utama yaitu mutu genetis yang menunjukkan potensi hasil tinggi, mutu fisiologis yang mencerminkan daya tumbuh optimal, dan mutu morfologis yang terlihat dari keseragaman serta higienitas benih. Ketiga aspek ini saling berkaitan dalam menentukan kualitas bibit.

Proses mendapatkan varietas unggul membutuhkan waktu yang cukup lama melalui tahapan yang sangat panjang untuk menjamin kualitas benih yang dihasilkan. Bibit unggul tidak bisa didapatkan dari benih asalan melainkan harus berasal dari sumber benih kelapa sawit resmi yang telah ditetapkan oleh pemerintah.

Mengutip dari mmc.kalteng.go.id, bahan tanam unggul kelapa sawit merupakan modal dasar untuk mencapai produktivitas dan mutu minyak sawit yang tinggi. Pemilihan bahan tanam dengan kualitas unggul dapat menjamin tingkat produksi yang stabil untuk masa ekonomi selama 25 tahun.

2. Ciri-Ciri Bibit Sawit yang Bagus

Ciri-Ciri Bibit Sawit yang Bagus (c) Ilustrasi AI

Mengetahui cara memilih bibit sawit yang bagus dimulai dengan memahami ciri-ciri fisik yang harus diperhatikan. Berikut adalah karakteristik bibit sawit berkualitas unggul:

1. Asal Usul dan Sertifikasi

Bibit sawit yang bagus harus berasal dari varietas unggul DxP yang telah dilepas secara resmi oleh Menteri Pertanian. Bibit tersebut diproduksi di kebun benih khusus yang sudah disertifikasi dengan cara menyilangkan pohon ibu induk Dura dengan pohon bapak Pisifera yang telah teruji keunggulannya. Setiap bibit memiliki cap atau marker varietas yang tidak bisa hilang sebagai tanda keaslian.

2. Kondisi Fisik Biji

Biji sawit berkualitas memiliki ukuran yang seragam, besar, dan berat dengan bentuk bulat atau sedikit lonjong. Kulit biji harus mulus dan bebas dari keretakan atau cacat bentuk. Warna biji yang baik adalah cokelat kemerahan yang merata pada seluruh bagian, tanpa bercak hitam yang mengindikasikan kontaminasi jamur.

3. Kesehatan Bibit dalam Polybag

Bibit dalam polybag yang siap tanam memiliki daun berwarna hijau segar dengan batang yang kokoh. Akar tidak boleh keluar dari polybag plastik dan harus terlihat utuh serta sehat tanpa tanda-tanda pembusukan. Pastikan tidak ada gejala penyakit seperti bercak hitam atau daun layu pada bibit yang akan dipilih.

4. Umur Bibit Ideal

Bibit siap tanam umumnya berusia 10-12 bulan di pembibitan. Pada usia ini, bibit sudah cukup kuat untuk ditanam di lahan dan mampu beradaptasi dengan lingkungan barunya. Bibit yang terlalu muda atau terlalu tua dapat mempengaruhi tingkat keberhasilan pertumbuhan di lapangan.

5. Kadar Kelembapan yang Tepat

Biji sawit yang terlalu lembap dapat menyebabkan pembusukan atau pertumbuhan jamur yang menghambat perkecambahan. Sebaliknya, biji yang terlalu kering akan kehilangan cadangan air yang diperlukan untuk proses perkecambahan. Kondisi penyimpanan biji harus dijaga agar kelembapan tetap optimal.

3. Varietas Unggul Kelapa Sawit Terbaik

Varietas Unggul Kelapa Sawit Terbaik (c) Ilustrasi AI

Pemilihan varietas yang tepat merupakan bagian penting dalam cara memilih bibit sawit yang bagus. Beberapa varietas unggul telah dilepas oleh pemerintah dengan karakteristik yang berbeda-beda sesuai kondisi lahan.

Varietas DxP AAL Sejahtera merupakan hasil persilangan antara tetua dura Dabou terpilih dengan tetua pisifera Yangambi yang telah dilepas berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 16/Kpts/KB.020/01/2021. Varietas ini memiliki pertumbuhan meninggi yang lambat dengan rata-rata hanya 40 cm per tahun.

Varietas DxP AAL Nirmala adalah hasil persilangan antara tetua dura Dabou terpilih dengan tetua pisifera La Mé x SP 540 yang dilepas melalui Keputusan Menteri Pertanian Nomor 15/Kpts/KB.020/01/2021. Varietas ini mampu menghasilkan Tandan Buah Segar rata-rata mencapai 30 ton per hektar per tahun dengan produksi minyak CPO di atas 7 ton per hektar per tahun.

Varietas DxP AAL Lestari merupakan persilangan antara tetua dura Dabou terpilih dengan tetua pisifera La Mé yang telah dilepas berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian Nomor 13/Kpts/KB.020/01/2021. Ketiga varietas ini memiliki cangkang atau tempurung yang tipis kurang dari 2 mm dengan daging buah sangat tebal di atas 80 persen dan rendemen minyak tinggi di atas 23 persen.

Varietas Tenera secara umum dikenal sebagai jenis bibit sawit yang berasal dari persilangan antara dura dan pisifera dengan hasil yang lebih tinggi dan lebih tahan terhadap hama. Varietas ini banyak diminati karena produktivitasnya yang konsisten dan kualitas buah yang baik.

4. Kesalahan Umum dalam Memilih Bibit

Banyak petani yang masih melakukan kesalahan fatal dalam proses pemilihan bibit yang dapat berdampak buruk terhadap hasil panen di masa depan. Kesalahan pertama adalah membeli dari pedagang yang tidak jelas asal-usulnya tanpa sertifikasi resmi dari pemerintah.

Kesalahan kedua adalah tidak memeriksa kondisi fisik bibit secara menyeluruh sebelum membeli. Petani sering terburu-buru dalam pembelian tanpa memperhatikan kesehatan akar, warna daun, dan kondisi batang bibit. Hal ini dapat menyebabkan kegagalan pertumbuhan setelah penanaman di lahan.

Memilih bibit dengan harga murah tanpa jaminan mutu merupakan kesalahan ketiga yang sering terjadi. Bibit palsu atau ilegal biasanya ditawarkan dengan harga jauh lebih murah namun berasal dari buah atau kecambah yang dikumpulkan di bawah pohon-pohon kelapa sawit di kebun produksi tanpa proses seleksi yang jelas.

Tidak memperhatikan umur bibit saat penanaman juga menjadi kesalahan yang merugikan. Bibit yang terlalu muda atau terlalu tua memiliki tingkat adaptasi yang berbeda di lapangan. Cara memilih bibit sawit yang bagus harus mempertimbangkan umur ideal bibit yaitu 10-12 bulan agar pertumbuhan optimal.

5. Cara Mendapatkan Bibit Sawit Berkualitas

Cara Mendapatkan Bibit Sawit Berkualitas (c) Ilustrasi AI

Mendapatkan bibit sawit yang bagus harus melalui jalur resmi yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Kecambah kelapa sawit dapat dipesan ke perusahaan penyedia sumber benih kelapa sawit resmi dengan membawa Surat Persetujuan Penyaluran Benih Kelapa Sawit (SP2B-KS) yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Perkebunan atau Dinas Perkebunan Provinsi, Kabupaten, atau Kota.

Benih dalam polybag dapat dibeli dari penangkar benih resmi yang memiliki Tanda Registrasi Usaha Perbenihan (TRUP) dan disertifikasi oleh UPTD Perbenihan Tanaman Perkebunan setempat. Produsen benih resmi seperti PT Gunung Sejahtera Ibu Pertiwi yang merupakan anak perusahaan PT Astra Agro Lestari Tbk telah merilis varietas unggul yang telah dilepas oleh Tim Pelepasan Varietas Tanaman Perkebunan.

Petani harus memastikan bahwa bibit yang dibeli memiliki kemurnian genetik yang terjamin dan proses perkecambahan dilakukan dengan rapi dan sistematis sehingga asal usulnya dapat ditelusuri ke pohon induk. Bibit bersertifikat biasanya sudah melalui seleksi genetik dan uji mutu yang ketat dari lembaga penelitian seperti Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS).

Hindari membeli bibit dari sumber tidak resmi meskipun ditawarkan dengan harga murah karena dapat merugikan dalam jangka panjang. Penggunaan benih ilegal akan menghasilkan kontaminasi dura yang mengurangi produksi TBS dan CPO serta menyebabkan produktivitas rendah dengan tingkat produksi TBS hanya 50 persen dan rendemen CPO maksimal 18 persen.

6. Perawatan Awal Bibit Sawit

Perawatan Awal Bibit Sawit (c) Ilustrasi AI

Setelah memahami cara memilih bibit sawit yang bagus, langkah selanjutnya adalah memberikan perawatan terbaik sejak dini untuk memastikan pertumbuhan optimal. Perawatan awal sangat menentukan keberhasilan tanaman di masa produktif.

Media tanam yang baik harus menggunakan tanah yang gembur, kaya bahan organik, dan memiliki drainase yang baik agar akar dapat tumbuh optimal. Komposisi media tanam yang tepat akan mendukung penyerapan nutrisi dan air secara maksimal oleh bibit sawit.

Penyiraman harus dilakukan secara rutin terutama di musim kemarau namun hindari genangan air yang dapat menyebabkan akar membusuk. Sistem drainase yang baik sangat penting untuk menjaga kelembapan tanah tetap ideal bagi pertumbuhan bibit.

Pencegahan hama dan penyakit sejak dini dapat dilakukan dengan metode pencegahan alami dan menjaga kebersihan lingkungan sekitar bibit. Pemupukan organik menggunakan pupuk hayati dapat membantu meningkatkan daya serap nutrisi tanah, memperkuat pertumbuhan akar dan batang, serta meningkatkan ketahanan terhadap cuaca ekstrem dan penyakit.

7. FAQ (Pertanyaan yang Sering Diajukan)

FAQ (Pertanyaan yang Sering Diajukan) (c) Ilustrasi AI

1. Apa perbedaan bibit sawit Dura, Pisifera, dan Tenera?

Dura adalah varietas dengan cangkang tebal dan daging buah tipis, Pisifera memiliki cangkang sangat tipis namun steril, sedangkan Tenera adalah hasil persilangan keduanya (DxP) yang memiliki cangkang tipis dan daging buah tebal sehingga menghasilkan rendemen minyak tinggi. Tenera merupakan varietas unggul yang paling direkomendasikan untuk budidaya komersial.

2. Berapa umur ideal bibit sawit saat ditanam di lahan?

Umur ideal bibit sawit saat ditanam di lahan adalah 10-12 bulan setelah masa pembibitan. Pada usia ini bibit sudah cukup kuat dan memiliki sistem perakaran yang baik untuk beradaptasi dengan lingkungan baru di lapangan sehingga tingkat keberhasilan tumbuh lebih tinggi.

3. Bagaimana cara membedakan bibit sawit asli dan palsu?

Bibit sawit asli memiliki sertifikasi resmi, berasal dari varietas unggul DxP yang dilepas Menteri Pertanian, diproduksi di kebun benih bersertifikat, dan memiliki cap marker varietas yang tidak bisa hilang. Bibit palsu biasanya tidak memiliki sertifikasi, asal usul tidak jelas, dan ditawarkan dengan harga jauh lebih murah tanpa dokumentasi yang lengkap.

4. Apa dampak menggunakan bibit sawit yang tidak berkualitas?

Penggunaan bibit tidak berkualitas dapat menyebabkan penurunan produktivitas hingga 50 persen, kontaminasi dura yang mengurangi produksi TBS dan CPO, rendemen minyak rendah maksimal 18 persen, kesulitan mengembalikan pinjaman kredit karena produksi rendah, dan kerugian finansial jangka panjang karena umur ekonomis tanaman tidak optimal.

5. Berapa produktivitas bibit sawit unggul per hektar?

Bibit sawit unggul mampu menghasilkan Tandan Buah Segar (TBS) rata-rata mencapai 30 ton per hektar per tahun dengan produksi minyak CPO di atas 7 ton per hektar per tahun. Produktivitas ini dapat dipertahankan selama masa ekonomis tanaman hingga 25-30 tahun dengan perawatan yang tepat.

6. Di mana bisa mendapatkan bibit sawit bersertifikat?

Bibit sawit bersertifikat dapat diperoleh dari perusahaan penyedia sumber benih resmi yang ditetapkan pemerintah dengan membawa Surat Persetujuan Penyaluran Benih Kelapa Sawit (SP2B-KS) dari Ditjen Perkebunan atau Dinas Perkebunan setempat. Bibit dalam polybag dapat dibeli dari penangkar benih resmi yang memiliki Tanda Registrasi Usaha Perbenihan (TRUP).

7. Apa saja varietas sawit unggul yang direkomendasikan?

Varietas sawit unggul yang direkomendasikan antara lain DxP AAL Sejahtera, DxP AAL Nirmala, dan DxP AAL Lestari yang telah dilepas oleh Kementerian Pertanian. Ketiga varietas ini memiliki pertumbuhan meninggi lambat, produktivitas tinggi, cangkang tipis kurang dari 2 mm, daging buah tebal di atas 80 persen, dan rendemen minyak tinggi di atas 23 persen dengan adaptasi baik di lahan gambut.

(kpl/fed)

Topik Terkait