Kapanlagi.com - Melati merupakan tanaman bunga yang populer di Indonesia karena aromanya yang harum dan bunganya yang indah. Menanam melati di rumah tidak sesulit yang dibayangkan, bahkan pemula pun bisa melakukannya dengan teknik yang tepat.
Tanaman melati dapat tumbuh dengan baik di iklim tropis seperti Indonesia. Bunga ini tidak hanya berfungsi sebagai tanaman hias, tetapi juga memiliki nilai budaya dan ekonomi yang tinggi.
Untuk memulai cara menanam melati, Anda perlu memahami beberapa tahapan penting mulai dari pemilihan bibit hingga perawatan rutin. Dengan persiapan yang matang, tanaman melati dapat tumbuh subur dan berbunga lebat sepanjang tahun.
Melati atau Jasminum adalah genus tanaman berbunga yang termasuk dalam famili Oleaceae. Tanaman ini memiliki lebih dari 200 spesies yang tersebar di berbagai belahan dunia, terutama di daerah tropis dan subtropis. Di Indonesia, melati memiliki nilai simbolis yang tinggi dan bahkan dijadikan sebagai salah satu bunga nasional.
Karakteristik utama tanaman melati adalah bunganya yang berwarna putih atau kuning dengan aroma yang khas dan menyegarkan. Tanaman ini umumnya berbentuk perdu atau merambat dengan tinggi yang bervariasi tergantung jenisnya. Daun melati berbentuk oval dengan permukaan yang mengkilap dan berwarna hijau tua.
Melati membutuhkan sinar matahari yang cukup untuk pertumbuhan optimal, idealnya sekitar 6-8 jam per hari. Tanaman ini juga memerlukan media tanam yang gembur dengan drainase baik agar akarnya tidak tergenang air. Suhu ideal untuk pertumbuhan melati berkisar antara 20-30 derajat Celsius.
Menurut Royal Horticultural Society, melati merupakan tanaman yang relatif mudah dibudidayakan dan dapat beradaptasi dengan berbagai kondisi lingkungan, asalkan kebutuhan dasar seperti cahaya, air, dan nutrisi terpenuhi dengan baik.
Persiapan media tanam yang tepat merupakan kunci keberhasilan dalam cara menanam melati. Media tanam yang baik harus memiliki struktur gembur, kaya nutrisi, dan memiliki sistem drainase yang optimal untuk mencegah akar tanaman membusuk.
Komposisi media tanam ideal untuk melati terdiri dari campuran tanah humus, kompos, dan pasir dengan perbandingan 2:1:1. Tanah humus berfungsi sebagai sumber nutrisi utama, kompos menambah kesuburan dan memperbaiki struktur tanah, sedangkan pasir membantu drainase air. Anda juga bisa menambahkan sekam padi atau cocopeat untuk meningkatkan porositas media tanam.
Sebelum digunakan, media tanam sebaiknya disterilkan terlebih dahulu untuk membunuh patogen dan benih gulma yang mungkin ada. Caranya dengan menjemur media tanam di bawah sinar matahari langsung selama 2-3 hari atau mengukusnya dengan uap panas. Proses sterilisasi ini penting untuk mencegah penyakit pada tanaman melati di masa mendatang.
pH tanah yang ideal untuk pertumbuhan melati berkisar antara 6,0-7,5 atau cenderung netral hingga sedikit asam. Jika pH tanah terlalu rendah, Anda bisa menambahkan kapur pertanian, sedangkan jika terlalu tinggi dapat ditambahkan belerang atau pupuk yang bersifat asam untuk menyeimbangkannya.
Perbanyakan tanaman melati dapat dilakukan melalui beberapa metode, namun yang paling umum dan efektif adalah teknik stek batang dan cangkok. Kedua teknik ini memiliki tingkat keberhasilan yang tinggi dan dapat menghasilkan tanaman baru dengan karakteristik yang sama dengan induknya.
Melansir dari penelitian yang dipublikasikan di Journal of Horticultural Science, tingkat keberhasilan perbanyakan melati dengan metode stek batang dapat mencapai 80-90% jika dilakukan dengan teknik yang benar dan pada waktu yang tepat, yaitu pada musim hujan atau awal musim kemarau.
Setelah bibit melati siap untuk dipindahkan, langkah selanjutnya dalam cara menanam melati adalah mempersiapkan tempat tanam yang sesuai. Melati dapat ditanam baik di dalam pot maupun langsung di lahan terbuka, tergantung pada ketersediaan ruang dan tujuan penanaman.
Waktu terbaik untuk menanam melati adalah pada awal musim hujan atau pagi hari saat cuaca tidak terlalu panas. Hal ini membantu tanaman beradaptasi dengan lebih baik dan mengurangi risiko stres akibat perpindahan.
Perawatan yang tepat sangat menentukan keberhasilan dalam budidaya melati. Tanaman yang dirawat dengan baik akan tumbuh subur, sehat, dan menghasilkan bunga yang lebat dengan aroma yang harum.
Menurut International Journal of Agriculture Sciences, perawatan yang konsisten dan tepat waktu dapat meningkatkan produktivitas bunga melati hingga 40% dibandingkan dengan tanaman yang tidak dirawat secara optimal.
Mendapatkan tanaman melati yang berbunga lebat adalah impian setiap penanamannya. Beberapa tips khusus dapat diterapkan untuk mempercepat pembungaan dan menjaga kesehatan tanaman secara keseluruhan.
Pemberian pupuk dengan kandungan fosfor (P) dan kalium (K) yang tinggi sangat efektif untuk merangsang pembungaan. Aplikasikan pupuk NPK dengan formula 10:20:20 atau pupuk khusus bunga setiap 3-4 minggu sekali menjelang masa pembungaan. Pupuk organik cair dari fermentasi buah-buahan juga dapat menjadi alternatif yang baik karena mengandung hormon alami yang merangsang pertumbuhan bunga.
Paparan sinar matahari yang cukup merupakan faktor krusial dalam cara menanam melati yang berhasil. Pastikan tanaman mendapat sinar matahari langsung minimal 6 jam per hari. Jika ditanam di dalam ruangan atau area yang teduh, pertimbangkan untuk memindahkan tanaman ke lokasi yang lebih terang atau gunakan lampu grow light sebagai suplemen cahaya.
Stres air terkontrol dapat merangsang tanaman melati untuk berbunga. Teknik ini dilakukan dengan mengurangi frekuensi penyiraman selama 1-2 minggu hingga daun sedikit layu, kemudian kembali disiram secara normal. Stres ringan ini memicu respons tanaman untuk segera berkembang biak melalui pembungaan. Namun, teknik ini harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak merusak tanaman.
Pemangkasan pucuk secara teratur dapat merangsang pertumbuhan cabang baru yang akan menjadi tempat munculnya bunga. Lakukan pemangkasan ringan pada ujung cabang setelah tanaman mencapai tinggi yang diinginkan. Pemangkasan ini juga membuat tanaman lebih rimbun dan kompak.
Tanaman melati yang ditanam dari stek atau cangkok biasanya mulai berbunga setelah 6-12 bulan, tergantung pada perawatan dan kondisi lingkungan. Jika menggunakan bibit yang sudah cukup besar, pembungaan bisa terjadi lebih cepat, sekitar 3-6 bulan setelah penanaman. Pemberian pupuk yang tepat dan paparan sinar matahari yang cukup dapat mempercepat masa pembungaan.
Melati dapat ditanam di dalam ruangan asalkan mendapat cahaya yang cukup. Letakkan pot melati di dekat jendela yang menghadap ke arah matahari atau gunakan lampu grow light sebagai suplemen pencahayaan. Pastikan ruangan memiliki sirkulasi udara yang baik dan kelembaban yang cukup. Melati dalam ruangan mungkin tidak berbunga sesubur yang ditanam di luar, namun tetap dapat tumbuh dengan baik.
Frekuensi penyiraman melati tergantung pada kondisi cuaca dan media tanam. Pada musim kemarau, siram 1-2 kali sehari pada pagi dan sore hari. Pada musim hujan, kurangi frekuensi penyiraman sesuai kebutuhan. Cara terbaik untuk mengetahui kapan harus menyiram adalah dengan memeriksa kelembaban media tanam; jika permukaan tanah terasa kering saat disentuh, maka sudah waktunya untuk menyiram.
Pupuk terbaik untuk melati adalah kombinasi antara pupuk organik dan pupuk kimia. Gunakan pupuk kandang atau kompos sebagai pupuk dasar setiap 2-3 bulan sekali. Untuk merangsang pembungaan, berikan pupuk NPK dengan kandungan fosfor dan kalium tinggi seperti formula 10:20:20 atau 15:15:15. Pupuk organik cair dari fermentasi buah atau MOL (Mikro Organisme Lokal) juga sangat baik untuk kesehatan tanaman secara keseluruhan.
Aroma bunga melati dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti jenis atau varietas melati, kondisi kesehatan tanaman, dan waktu mekar. Bunga melati biasanya paling harum pada malam hari atau pagi hari. Kekurangan nutrisi, terutama kalium, dapat mengurangi intensitas aroma bunga. Pastikan tanaman mendapat pupuk yang cukup dan dalam kondisi sehat. Beberapa varietas melati memang memiliki aroma yang lebih lemah dibandingkan varietas lainnya.
Hama yang sering menyerang melati antara lain kutu daun, tungau, dan ulat. Untuk pengendalian alami, semprotkan larutan air sabun atau air campuran detergen dengan perbandingan 1 sendok makan per liter air. Pestisida nabati dari ekstrak daun mimba, bawang putih, atau cabai juga efektif. Untuk serangan yang parah, gunakan insektisida kimia sesuai dosis anjuran. Lakukan penyemprotan pada pagi atau sore hari dan ulangi setiap 3-5 hari hingga hama hilang.
Ya, pemangkasan rutin sangat penting untuk menjaga bentuk tanaman dan merangsang pertumbuhan cabang baru yang produktif. Pangkas cabang yang tumbuh tidak beraturan, cabang yang kering, atau yang terserang penyakit. Pemangkasan sebaiknya dilakukan setelah masa pembungaan selesai atau menjelang musim hujan. Pemangkasan pucuk juga dapat dilakukan untuk membuat tanaman lebih rimbun dan merangsang pembentukan tunas bunga baru.