"Cika itu adalah soulmate aku sih. Kalau misalnya dibilang aku cinta, cinta banget sama Cika dan aku rasa juga Cika, aku melihat dan merasakan juga kalau Cika juga sama punya rasa yang seperti itu gitu," ujar Dwi Andika di kawasan Tendean, Jakarta Selatan.

Meski saling mencintai, Dwi Andika menjelaskan bahwa kebahagiaan mereka tidak diukur dari sebuah status pernikahan. Keduanya dibesarkan dalam lingkungan keluarga yang berpikiran terbuka, yang memandang sebuah hubungan lebih dari sekadar ikatan formal.

"Tapi ternyata kita sangat bahagia dengan sekarang. Ternyata kita ada pemikiran di mana, ya kita sangat, kita berdua dibesarkan dari keluarga yang sangat liberal gitu ya. Yang namanya relationship itu bukan ujung tombaknya itu adalah status gitu," jelasnya.

Bagi mereka, komitmen, saling menyayangi, dan memberi perhatian sudah menjadi inti dari hubungan yang mereka jalani. Mereka telah menemukan titik kebahagiaan yang dicari banyak orang tanpa harus terikat dalam sebuah status pernikahan.

"Tapi tanpa status pun kita komitmen, saling mencinta, saling menyayang, saling memberikan perhatian, dan kita sudah menemukan titik di mana happiness-nya yang emang dicari dari semua orang, ternyata kita udah dapetin itu, ya udah, toh kita nggak ngoyo lah gitu," katanya.

Dwi Andika bahkan khawatir jika sebuah status justru dapat merusak hubungan harmonis yang telah mereka bangun selama bertahun-tahun. Baginya, menikmati hubungan yang ada saat ini adalah kunci dari langgengnya persahabatan mereka.

"Jangan sampai eh, apa ya, hanya karena sebuah perjanjian atau status itu akan merusak hubungan kita yang baik-baik saja, karena kita bisa mempertahankan hubungan sampai berpuluh-puluh tahun sampai saat ini ya karena kita sangat enjoy dengan keadaan kita sekarang, gitu," tutupnya.