Kapanlagi.com - Ada pemandangan yang tak biasa di sidang lanjutan Nikita Mirzani. Ruang persidangan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan pada Kamis (18/9/2025) mendadak berubah menjadi panggung curahan hati saat seorang saksi bernama Sumarni memberikan testimoninya yang jujur, menggelitik, sekaligus miris.
Sumarni, yang dihadirkan sebagai saksi meringankan untuk Nikita Mirzani, sukses mencuri perhatian majelis hakim dan seluruh pengunjung sidang. Bukan karena kesaksian hukum yang rumit, melainkan karena pengalamannya yang sangat personal dan relatable sebagai seorang wanita.
Akses artikel seputar Nikita Mirzani di Liputan6.com.
Di hadapan hakim, Sumarni tanpa ragu membeberkan alasannya tergiur membeli produk skincare milik Reza Gladys. Sebagai seorang ibu rumah tangga, ia mengaku punya ketakutan tersendiri dan ingin selalu tampil prima untuk sang suami.
"Saya ibu rumah tangga yang sudah mempunyai dua orang anak. Saya ingin mempercantik dan merawat diri. Supaya untuk suami saya, kan namanya zaman sekarang zaman pelakor. Jadi saya ingin merawat diri, dari mulai Snow White dan pelangsing saya beli," ujar Sumarni di persidangan.
Namun, harapan untuk memiliki kulit glowing demi menjaga keutuhan rumah tangga ternyata jauh panggang dari api. Alih-alih mendapatkan kulit impian, Sumarni justru mengaku wajahnya mengalami masalah serius setelah menggunakan produk tersebut.
"Dari mulai skincare, yang saya pakai, yang saya beli di dokter Reza Gladys, saya pengin putih glowing, malah bopeng. Kayak terbakar, kulit jadi kayak kering," ucap Sumarni dengan nada kecewa.
Kekecewaannya memuncak saat ia membahas produk yang menjanjikan kulit putih merata ke seluruh tubuh. Dengan istilah yang unik dan mengundang tawa, ia menggambarkan kondisi kulitnya yang tak kunjung berubah.
"Yang snow white dijanjikan seluruh tubuh, live TikTok Reza Gladys tapi tapi buktinya apa? Kulit saya masih black mamba. Masih hitam," celetuknya.
Ia pun sempat mencoba melayangkan protes, namun keluhannya seolah tak digubris dan malah disarankan membeli produk lain yang pada akhirnya juga tidak memberikan solusi. Rasa percayanya luntur, padahal awalnya ia sangat yakin karena produk tersebut dijual oleh seorang yang bergelar dokter.
"Jadi saya mikir, eh, enggak mungkin seorang dokter membohongi masyarakat, konsumennya dia sendiri gitu," tutur Sumarni.