Coffee and Cigarettes
Comedy Drama Music

Coffee and Cigarettes

2004 95 menit R
7.7/10
Rating 7/10
Sutradara
Jim Jarmusch
Penulis Skenario
Jim Jarmusch
Studio
Asmik Ace Entertainment BIM Distribuzione Smokescreen Inc.

Coffee and Cigarettes adalah film unik yang dibintangi deretan nama besar seperti Roberto Benigni, Steven Wright, Cate Blanchett, Steve Buscemi, Iggy Pop, Tom Waits, Bill Murray, Jack White, dan Meg White. Sejak paragraf pembuka, film ini sudah memberikan kesan menarik karena disajikan dalam bentuk kumpulan percakapan yang semuanya terjadi hanya dengan dua elemen sederhana: kopi dan rokok. Tapi KLovers, jangan salah, di balik kesederhanaan itu tersimpan obrolan nyeleneh, nostalgia, filosofi kehidupan, hingga sindiran sosial yang cukup dalam.

Film ini dibuka dengan segmen 'Strange to Meet You' yang langsung menampilkan vibes absurd khas Jim Jarmusch sebagai sutradara. Roberto Benigni dan Steven Wright duduk berhadapan, memulai percakapan yang terdengar biasa namun makin lama makin aneh. Steven punya ide membuat 'es loli kafein untuk anak-anak' dan mengatakan minum kopi sebelum tidur bisa mempercepat mimpi 'seperti kamera di mobil Indy 500'. Roberto sama sekali tidak paham, tapi senang mendengarkan. Hingga tibalah momen ketika Steven ingat soal janji dokter gigi yang ia takuti — dan Roberto dengan sukarela menggantikannya. Aneh tapi menghibur, seperti mimpi yang setengah logika setengah ngawang.

Masuk ke segmen 'Twins', suasana berubah lebih serius tapi tetap ada unsur cerita rakyat modern. Joie Lee dan Cinqué Lee jadi sepasang kembar yang mengobrol dengan Danny sang bartender, diperankan oleh Steve Buscemi. Di sini, muncul teori tentang Elvis Presley punya saudara kembar jahat, plus rumor bahwa Elvis pernah mengucapkan hal-hal rasis. Obrolannya terasa seperti potongan sejarah pop culture yang dipertanyakan akurasinya, tapi menarik untuk dibahas.

Lanjut ke 'Somewhere in California' yang terasa lebih musikal. Dua ikon musik, Iggy Pop dan Tom Waits, duduk sambil merokok padahal mereka baru saja merayakan keberhasilan berhenti merokok. Obrolan mereka kikuk, canggung, tapi terasa nyata. Mereka saling menyindir candaan kecil mengenai karier musik masing-masing, dan saling menanyakan kenapa lagu mereka tidak ada di jukebox. Segmen ini ibarat refleksi seniman yang terus mempertanyakan eksistensinya sendiri.

Segmen 'Those Things'll Kill Ya' dan 'Renée' menyajikan suasana kontras. Yang pertama bicara soal bahaya merokok, tapi tetap dilakukan sambil merokok. Yang kedua memperlihatkan Renée French yang menikmati kopi dengan begitu khusyuk sambil melihat majalah senjata. Ada pelayan yang ingin mengobrol, tapi Renée hanya ingin menikmati momennya. Rasanya seperti momen nongkrong sendiri di kafe sambil mencoba menenangkan pikiran.

Segmen 'No Problem' memperlihatkan konsep denial. Alex Descas bertemu temannya dan terus mengatakan tidak ada masalah dalam hidupnya. Namun saat ia mengeluarkan dadu dan melempar tiga pasang angka kembar, terlihat tanda kecanduan judi. Tapi tetap saja ia bilang 'tidak ada masalah'. Seolah-olah manusia memang paling jago menyembunyikan beban sambil berkata semuanya baik-baik saja.

Di 'Cousins', Cate Blanchett tampil memerankan dua karakter sekaligus: dirinya sendiri dan sepupu fiksinya. Obrolan mereka terasa canggung karena sang sepupu iri pada kehidupan Cate. Di sinilah terlihat bagaimana kehidupan selebriti sering disalahpahami oleh orang terdekat sekalipun.

Segmen 'Jack Shows Meg His Tesla Coil' menghadirkan Jack dan Meg White dari The White Stripes. Jack pamer kumparan Tesla yang ia buat sendiri dan bicara soal Nikola Tesla yang percaya bumi adalah konduktor resonansi akustik. Kalimat ini terus muncul hingga akhir film, seolah jadi jembatan tema. Segmen ini terasa seperti campuran sains, ego, dan sibling rivalry yang dimainkan dengan cara cerdas.

'Cousins?' menghadirkan Alfred Molina dan Steve Coogan yang membahas fakta bahwa mereka mungkin sepupu jauh. Molina begitu semangat, tetapi Coogan hanya ingin kabur. Sampai akhirnya Coogan mencoba meraih kembali perhatian Molina ketika tahu ia mengenal Spike Jonze. Tapi sudah terlambat, Molina meninggalkannya dengan tagihan.

Segmen 'Delirium' terasa lebih ringan namun tetap mengandung filosofi. GZA dan RZA dari Wu- Tang Clan minum teh herbal sambil ngobrol soal bahaya kafein, bersama pelayan yang ternyata adalah Bill Murray. Ia minta identitasnya dirahasiakan, tapi tetap ngasih wejangan hidup tentang batuk perokok dan cara mengatasinya.

Terakhir, 'Champagne' menghadirkan William Rice dan Taylor Mead yang merayakan hidup dalam diam sambil memutar musik klasik. Mereka mengulang kalimat soal Nikola Tesla, membuat film ini berakhir dengan nuansa reflektif dan misterius.

Dengan gaya penceritaan berupa sebelas obrolan pendek, Coffee and Cigarettes terasa seperti mozaik kehidupan. Datang dari berbagai sudut, tapi semuanya menyentuh sisi manusia yang sama: kesepian, kebanggaan, kebiasaan, rasa ingin tahu, dan keinginan untuk dipahami.

Roberto Benigni
Steven Wright
Joie Lee
Cinque Lee
Steve Buscemi