[Review] 'JOBS', Air Mata di Balik Inovasi Teknologi

Penulis: Adi Abbas Nugroho

Diperbarui: Diterbitkan:

[Review] 'JOBS', Air Mata di Balik Inovasi Teknologi ©Open Road Films

KapanLagi.com - Oleh: Adi Abbas Nugroho

Siapa yang tidak mengenal sosok mendiang Steve Jobs? Dia adalah dewa dari perkembangan teknologi yang ada saat ini. Namun tahukah kamu bila ada tetes air mata yang menyertai perjuangan di balik inovasi tersebut?JOBS adalah sebuah drama biografi mengenai pria kelahiran San Fransisco 24 Februari 1955 bernama lengkap Steven Paul Jobs. Film besutan Joshua Michael Stern satu ini menampilkan Ashton Kutcher sebagai pemeran Steve Jobs. Ashton? Are you really kiddin' me? Ya, kamu boleh kaget, namun itulah yang terjadi.Bukan berniat menyepelekan, meski tidak terlalu buruk, namun belum saatnya Ashton diberi kesempatan mengemban peran dalam film besar seperti ini. Dan tepat seperti prediksi, film yang naskahnya ditulis oleh Matt Whiteley tersebut mendapat reaksi kurang menyenangkan dari kritikus.JOBS dibuka dengan opening bersetting tahun 2001 ketika CEO Apple itu memperkenalkan iPod. Film lalu melaju ke belakang tepatnya pada tahun 1970-an saat Steve drop out dari kampus hingga tercetus ide untuk mendirikan perusahaan di garasi rumah orang tua bersama sahabat sekaligus partner-nya, Steve Wozniak (Josh Gad).
Kekurangan yang paling tampak dalam film ini adalah urusan naskahnya. Sebagai sebuah drama biografi, Matt Whiteley tak mampu mengikat penonton sejak awal. Ia terlalu fokus bagaimana cara Tuhan bagi pengguna Apple ini mengawali mahakaryanya. Hingga kemudian Matt melupakan bangunan lain agar ceritanya bisa lekat dan mengena. Ibarat uji coba resep makanan, hanya tampilannya yang cantik karena sudah dihias sedemikian rupa. Namun isinya hambar karena resepnya kurang diikuti dengan baik.Meski begitu, Joshua Michael Stern selaku sutradara cukup berhasil menyuguhkan film mengenai pengusaha paling dihormati di abad 20-an ini. Ia mampu menggali sosok Steve Jobs dalam diri Ashton Kutcher walau hasilnya tak bisa dibilang sempurna.Beberapa pemain pendukung pun tampil cukup baik walau porsi mereka tidak terlalu banyak. Pun dari segi make-up, properti sampai artistik. Semua begitu detail hingga seolah-olah penonton benar-benar diajak menemani perjuangan Steve Jobs yang penuh lika-liku dan pengkhianatan. Penuh tawa dan air mata perjuangan. 

(Kondisi Fahmi Bo makin mengkhawatirkan, kini kakinya mengalami sebuah masalah hingga tak bisa digerakkan.)

(kpl/abs)

Rekomendasi
Trending