Diva legendaris Maria Callas kini hidup tenang di apartemen mewahnya bersama pelayan setia Ferruccio dan pengurus rumah Bruna. Seting waktu film ini mengambil waktu pada tahun 1970-an di Paris.

Setelah lama vakum karena kesehatan yang menurun, ia berusaha bangkit dan kembali bernyanyi. Tapi di balik tekad itu, Maria diam-diam bergantung pada obat Mandrax yang membuatnya semakin sulit membedakan antara kenyataan dan halusinasi.

Suatu hari, ia mengatakan bahwa kru televisi akan datang untuk mewawancarainya. Ketika 'tim' itu tiba, dipimpin oleh seorang pembuat film muda bernama Mandrax, Ferruccio dan Bruna justru tidak melihat siapa pun.

Seiring waktu, semakin jelas bahwa 'Mandrax' hanyalah hasil imajinasinya sendiri. Di tengah kebingungan antara dunia nyata dan halusinasi, Maria masih berlatih bersama konduktor Jeffrey Tate, berharap suaranya bisa kembali seperti dulu.

Melalui 'wawancara' imajiner itu, Maria kembali mengingat masa lalunya, kisah cintanya yang penuh gairah namun rumit dengan pengusaha Yunani, Aristotle Onassis, yang kemudian menikahi Jackie Kennedy. Ia pernah meninggalkan suaminya demi cinta itu, tapi akhirnya terjebak dalam tekanan dan kehilangan kebebasan. Bahkan menjelang akhir hidup Onassis, Maria masih menemuinya dan mengakui bahwa ia benar-benar mencintainya.

Namun, halusinasi yang dipicu Mandrax tak berhenti di situ. Maria mulai terlempar ke masa remajanya, saat ia dipaksa bernyanyi untuk perwira perang demi bertahan hidup. Dalam momen penuh emosi, ia akhirnya berdamai dengan kakaknya, Yakinthi, setelah lama terpisah karena masa lalu yang pahit.

Di antara batas tipis antara realita dan mimpi, cinta dan kehilangan, Maria Callas berjuang menghadapi dirinya sendiri. Tapi apakah mungkin seorang legenda menemukan kedamaian setelah hidupnya begitu lama dikendalikan oleh cinta, ambisi, dan kenangan yang menghantui?