1. The Flowers of Evil (Aku no Hana)

Dikenal sebagai komik bullying yang mengangkat tema gelap, manga ini mengisahkan Kasuga Takao, seorang siswa SMP yang terobsesi dengan sastra, yang mencuri seragam olahraga teman sekelasnya. Nakamura, saksi kejadian tersebut, mulai memanfaatkan situasi untuk memeras dan mengintimidasi Kasuga.

Yang awalnya hanya intimidasi ringan, kisah dalam komik The Flowers of Evil ini pun akhirnya berkembang menjadi permainan psikologis yang berbahaya. Sosok Nakamura dalam manga ini terus mendorong Kasuga untuk melanggar norma-norma sosial dengan dalih membebaskan dirinya dari kemunafikan masyarakat.

Cerita dalam komik The Flowers of Evil ini mengeksplorasi sisi gelap psikologi manusia, obsesi, dan dampak intimidasi terhadap perkembangan mental remaja. Manga The Flowers of Evil ini menunjukkan bagaimana bullying dapat mengubah seseorang menjadi versi terburuk dari dirinya dan menjadi komik yang cukup ekstrem.

2. A Girl on the Shore (Umibe no Onnanoko)

Dua remaja SMP, Koume dan Isobe, terlibat dalam hubungan fisik tanpa komitmen untuk melupakan masalah mereka. Koume mencoba melupakan pengkhianatan cinta pertamanya, sementara Isobe berjuang dengan trauma masa lalunya.

Sebagai salah satu komik bullying paling menghantam, cerita ini mengupas bagaimana keduanya menemukan bahwa hubungan mereka lebih dari sekadar pelarian. Mereka saling memahami luka masing-masing, termasuk dampak intimidasi dan pengucilan sosial yang dialami Isobe.

Manga ini mengeksplorasi tema kedewasaan, seksualitas remaja, dan dampak trauma sosial. Melalui hubungan kompleks kedua karakter, cerita ini menggambarkan bagaimana anak muda mencoba mengatasi rasa sakit dan kesepian.

3. Ressentiment

Komik berjudul Ressentiment ini berkisah tentang Tetsu Kataoka, seorang pria dewasa yang masih trauma akibat masa sekolahnya, menemukan dunia virtual sebagai pelarian. Di dunia maya, ia bisa menjadi sosok yang selama ini dia impikan.

Menjadi salah satu komik bullying yang mengangkat dampak jangka panjang intimidasi, manga ini menunjukkan bagaimana saat kehidupan virtualnya mulai bercampur dengan realitas, Tetsu harus menghadapi trauma masa lalunya.

Cerita Ressentiment ini menunjukkan bagaimana dampak bullying bisa bertahan hingga dewasa dan mempengaruhi kehidupan sosial seseorang. Manga ini juga mengeksplorasi tema penyembuhan dan penerimaan diri dengan sangat mendalam.

4. Brutal: Satsujin Kansatsukan no Kokuhaku

Seorang detektif menginvestigasi kasus pembunuhan yang memiliki hubungan dengan insiden di sekolah. Seiring penyelidikan, terungkap bahwa kasus ini terhubung dengan serangkaian intimidasi sistematis yang berujung tragis.

Manga ini, yang menjadi salah satu komik bullying paling mencekam, menggali bagaimana intimidasi dapat menciptakan lingkaran kekerasan yang tak berujung. Korban bullying masa lalu bisa berubah menjadi pelaku kejahatan di masa depan.

Cerita dalam komik ini menghadirkan kritik tajam terhadap sistem pendidikan dan masyarakat yang sering mengabaikan masalah bullying. Pembaca diajak merefleksikan bagaimana kekerasan di sekolah dapat memiliki konsekuensi fatal.

5. Good Night PunPun

Mengikuti perjalanan hidup Punpun dari masa kanak-kanak hingga dewasa, manga ini menggambarkan pergulatan karakter utama dengan realitas kehidupan. Intimidasi dan pengucilan sosial membentuk cara Punpun memandang dunia.

Sebagai komik bullying yang dikemas dengan gaya bercerita unik, Punpun digambarkan sebagai figur burung sederhana di tengah karakter manusia lainnya, menunjukkan perasaan terasing dan berbeda yang dia rasakan.

Manga ini mengeksplorasi tema-tema berat seperti depresi, keterasingan, dan trauma sosial. Cerita ini menunjukkan bagaimana pengalaman masa kecil, termasuk bullying, dapat membentuk seluruh kehidupan seseorang dengan cara yang tak terduga.

6. Holyland

Dikenal sebagai komik bullying yang sangat realistis, manga ini mengisahkan Kamishiro Yuu, seorang korban intimidasi ekstrim yang menemukan dunia baru di jalanan malam Tokyo. Perjalanannya dimulai dari belajar tinju secara otodidak untuk membela diri.

Melalui pertarungan jalanan, Yuu perlahan menemukan tempat di mana ia merasa "hidup". Setiap pertarungan bukan hanya tentang menang atau kalah, tapi juga tentang menemukan makna eksistensi dan kekuatan mental untuk bangkit dari trauma.

Manga ini bukan sekadar cerita tentang bullying dan pertarungan, melainkan eksplorasi mendalam tentang jiwa manusia yang terluka. Perjalanan Yuu menunjukkan bagaimana seseorang bisa menemukan jati dirinya melalui jalan yang tidak biasa.

Itulah beberapa rekomendasi komik bullying yang bisa kalian baca, khusus untuk usia 18 tahun ke atas. Setelah melihat artikel ini, KLovers wajib langsung membacanya, karena kalau bukan sekarang, KapanLagi?