Dapuk Happy Salma sebagai Produser, Kemendikbudristek Rilis 10 Episode 'Misteri Nusantara'

Dapuk Happy Salma sebagai Produser, Kemendikbudristek Rilis 10 Episode 'Misteri Nusantara'
Kemendikbudristek Rilis 10 Episode 'Misteri Nusantara' (Credit: Istimewa)

Kapanlagi.com - Sandiwara Sastra yang merupakan sebuah siniar (podcast) program unggulan Direktorat Perfilman, Musik, dan Media, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), mendapat penghargaan dari Podcast Awards 2021 untuk kategori drama audio.

Kemendikbudristek bekerja sama dengan Titimangsa dan KawanKawan Media, kembali merilis 10 episode drama audio sebagai Sandiwara Sastra Musim Kedua bertema ‘Misteri Nusantara’, di kantor Kemendikbudristek.

Nadiem Anwar Makarim mengapresiasi peluncuran Sandiwara Sastra Musim Kedua.

“Saya sangat mengapresiasi semua tim yang tidak hanya terus membuat karya baru, tetapi juga mencari cara-cara baru dalam berkarya. Dengan mengalihwahanakan sastra ke dalam audio, Sandiwara Sastra tidak hanya kreatif, tetapi juga memiliki unsur edukatif yang bisa digunakan oleh orang tua atau guru untuk memperkenalkan cerita-cerita rakyat Nusantara kepada anak-anak dan murid-murid kita,” ujarnya baru-baru ini.

1. Posisi Penting

Kemendikbudristek Rilis 10 Episode 'Misteri Nusantara' (Credit: Istimewa)

Ahmad Mahendra, Direktur Perfilman, Musik, dan Media menyebut sastra menempati posisi penting dalam pemajuan kebudayaan dan pembentukan karakter bangsa.

“Sandiwara Sastra bukan hanya menjadi sebuah karya seni dan inovasi. Lebih dari itu, Sandiwara Sastra adalah sebuah upaya untuk mengangkat literasi. Melalui tokoh-tokoh dalam karya sastra, masyarakat dapat mengenal lebih dekat sifat kemanusiaan,” terangnya.

“Di samping itu, upaya ini juga sebagai gerakan untuk menambah kecintaan sastra di kalangan generasi muda,” imbuhnya.

2. Gandeng Sastrawan Kenamaan

Disutradarai oleh Joned Suryatmoko dan Heliana Sinaga, Sandiwara Sastra Musim Kedua merupakan alih wahana karya sastra Indonesia ke dalam media audio yang berangkat dari cerita rakyat (folklore), urban legend, maupun cerita pendek di wilayah Nusantara.

Sepuluh episode cerita tersebut ditulis oleh sastrawan kenamaan Indonesia dari Papua hingga Aceh, yaitu Aprila R. Wayar, Kurnia Effendi, Putu Wijaya, Mario F. Lawi, Faisal Oddang dan Feby Indirani, Risa Saraswati, Ilya Sigma dan Priesnanda Dwisatria, Hasan Aspahani dan Ali Sadli Salim, Guntur Alam, serta Azhari Aiyub.

Joned Suryatmoko menyampaikan penyutradaraan pada setiap episode juga berbeda-beda mempertimbangkan nilai lokalitas yang disampaikan para penulis.

Rekomendasi
Trending