1. Dipo Latief Jalani Visum di Bagian Wajah

Menurut penuturan Stefanus, Dipo sudah menjalani agenda visum sebagai bukti atas laporannya. Rencananya, setelah mengulik keterangan dari Nikita, dirinya akan mendengar lagi penjelasan dari Dipo Latief terkait hal itu.

"Sudah divisum di bagian muka. Dia melapor sendiri. Nanti Dipo akan kita panggil juga setelah menggali keterangan dari Nikita," jelasnya.

Lebih lanjut, terkait persoalan rumah tangga di antara keduanya, Stefanus tak mau buka suara lebih lanjut. Namun ia meyakini ada kesalahpahaman dan cek cok yang menyebabkan keduanya sampai berseteru hebat.

"Ada cek cok biasa lah salah paham urusan rumah tangga. Saya lupa kapan kejadiannya, minggu lalu lah. Bukan di rumah juga," pungkasnya.

2. Mengumpulkan Bukti dan Saksi

Sementara ini pihak kepolisian baru mengadakan penyelidikan. Beberapa saksi juga menjalani pemeriksaan untuk memperkuat laporan yang ada.

"Laporan sedang dalam proses penyelidikan. Kita masih periksa saksi-saksi dulu," tambah Stefanus.

3. Laporan Dipo Latief Dinilai Tidak Logis

Pengacara Nikita bernama Fahmi menganggap laporan Dipo tidak logis. Menurutnya aneh bila seorang wanita menganiaya laki-laki.

"Nggak logis, bagaimana seorang wanita menganiaya laki-laki, apa yang dianiaya juga nggak jelas. Nggak ada panggilan, dan nggak logis gitu loh Nikita sebagai perempuan menganiaya laki-laki," kata Fahmi saat dihubungi melalui sambungan telepon, Jumat malam (3/8/2018).

4. Nikita Tak Mau Rujuk Dengan Dipo Latief

Datang ke Pengadilan Agama Jakarta Selatan, Nikita Mirzani mengungkap kalau dia tegas tak mau rujuk dengan Dipo Latief. Meski begitu, ia akan tetap mengikuti proses mediasi yang menjadi bagian dari sidang.

"Kalau sudah tidak bisa lagi didamaikan, proses berjalan, pembuktian, dan seterusnya. Tapi secara lisan Nikita tadi sudah menyatakan sudah tidak mungkin lagi dia pertahankan rumah tangga ini. Ada hal yang sangat-sangat prinsip yang sudah disampaikan di persidangan," jelas Fahmi pengacara yang ditemui bersama Nikita Mirzani ditemui di Pengadilan Agama, Jakarta Selatan, Rabu (1/8).