Kemenkes dalam Podcast Deddy Corbuzier: Penyebaran Virus Corona Bisa Berubah dari Droplet Jadi Airborne

Kemenkes dalam Podcast Deddy Corbuzier: Penyebaran Virus Corona Bisa Berubah dari Droplet Jadi Airborne
© Youtube/Deddy Corbuzier

Kapanlagi.com - Deddy Corbuzier menggandeng Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan, Achmad Yurianto, untuk menyebarkan informasi mengenai virus corona pada masyarakat melalui program podcast-nya. Dalam podcast yang diunggah pada tanggal 18 Maret 2020 tersebut, Deddy Corbuzier dan Achmad Yurianto membahas kemungkinan-kemungkinan yang dapat terjadi terkait virus corona.

Achmad Yurianto menjelaskan bahwa habitat alami corona sebenarnya berada di tubuh binatang. Karena kemampuannya untuk bermutasi, virus ini kemudian menular ke manusia lalu menular dari manusia satu ke manusia lain. Melihat pola mutasi virus baru ini, Achmad Yurianto mengatakan adanya kemungkinan cara penularan virus corona yang semula melalui droplet (partikel air kecil) menjadi airborne disease (penyakit yang dapat ditularkan melalui udara).

"Kalau kita lihat sekarang dengan ukuran virusnya yang cukup besar. Kemudian kita lihat pola mutasinya. Ada kemungkinan untuk berubah menjadi airborne disease," ujar Achmad Yurianto dalam video podcast yang diunggah di channel Youtube Deddy Corbuzier.

1. Perubahan Virus Corona

© Youtube/Deddy Corbuzier

Kemungkinan perubahan cara penularan tersebut dapat terjadi karena virus merupakan makhluk yang paling tidak stabil. Perubahan virus corona sudah terlihat dari penyebarannya yang melonjak pesat dari gelombang pertama di Cina dengan gelombang kedua yang terjadi di berbagai negara di seluruh dunia.

"Virus ini kan makhluk yang paling tidak stabil. Paling tidak stabil. Sehingga ada kemungkinan seperti itu. Meskipun kita yakini yang sekarang ini terjadi, pada yang second wave sekarang. Ini kan first wave-nya kita tahu bahwa itu terjadi di Mainland China dengan epicentrum-nya di Wuhan. Yang kemudian tidak berhasil ditahan dengan maksimal, dengan 100 persen, tetapi bisa dibatasi di Mainland-nya sehingga kemudian bisa dikendalikan. Setelah itu, begitu dia mulai tapering off ternyata apa yang terjadi di luar Mainland? Kita lihat Korea, kita lihat Iran, kita lihat Itali. Justru di luar Mainland-nya naik dengan cepat. Ini pun sudah mengalami perubahan karakter dari virus ini sendiri," tutur Achmad Yurianto.

(Update terbaru Ammar Zoni, bakal dipindah dari Nusakambangan ke Jakarta.)

2. Penyebab Perubahan

Achmad Yurianto juga menjelaskan bahwa faktor dalam yang menyebabkan virus mudah berubah adalah struktur DNA-nya yang tidak stabil. Selain faktor dalam, faktor-faktor luar seperti cuaca, iklim, dan interaksi genetik dengan inangnya juga termasuk penyebab perubahan pada virus.

"Karena karakter virus yang khas adalah tidak stabil pada struktur DNA-nya, mudah sekali dia berubah. Dipengaruhi oleh faktor cuaca, difaktori oleh faktor iklim, dan sebagainya. Juga bagaimana interaksi genetik dengan inangnya," sambung Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit ( P2P) Kementerian Kesehatan ini.

(Hari patah hati se-Indonesia, Amanda Zahra resmi menikah lagi.)

Rekomendasi
Trending