Menkes Sebut Iuran BPJS Kesehatan Akan Naik 2026, Tabungan Healing Masa Depan Siap-Siap Berkurang

Menkes Sebut Iuran BPJS Kesehatan Akan Naik 2026, Tabungan Healing Masa Depan Siap-Siap Berkurang
Instagram/bgsadikin

Kapanlagi.com - Kabar kurang menyenangkan datang dari BPJS. Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin memberi pertanda bahwa iuran BPJS Kesehatan kemungkinan akan mengalami penyesuaian pada tahun 2026. Tapi, tenang dulu! Menkes memastikan bahwa kondisi keuangan BPJS Kesehatan saat ini masih aman dan cukup untuk membiayai layanan kesehatan hingga 2025.

"Itu BPJS saya sudah bilang ke Bapak, kalau hitung-hitungan kami sama Bu Menkeu 2025 harusnya aman. Di 2026 kemungkinan mesti ada adjusment di tarifnya. Saya minta waktu beliau nanti kalau hitung-hitungannya sudah pas mau menghadap ke Bu Menkeu untuk menjelaskan," jelas Budi Gunadi kepada awak media di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu (5/2).

1. Iuran BPJS Kesehatan Saat Ini

Sebagai informasi, saat ini iuran BPJS Kesehatan untuk peserta mandiri (Pekerja Bukan Penerima Upah/PBPU) masih berlaku dengan rincian berikut:

BPJS Kesehatan Kelas 1: Rp150.000 per bulan

BPJS Kesehatan Kelas 2: Rp100.000 per bulan

BPJS Kesehatan Kelas 3: Rp35.000 per bulan

(Setelah 8 tahun menikah, Raisa dan Hamish Daud resmi cerai.)

2. Angka Pasti Kenaikan Belum Pasti

Meskipun ada kemungkinan kenaikan tarif, Budi Gunadi Sadikin menegaskan bahwa angka pasti penyesuaian iuran BPJS Kesehatan masih dalam pembahasan. Keputusan ini masih akan didiskusikan lebih lanjut bersama Menteri Keuangan Sri Mulyani dan BPJS Kesehatan. Jadi, buat sekarang, belum ada angka resmi yang diumumkan.

"Belum, belum ada angkanya. Makanya mesti hadap beliau tapi sudah dikasih waktunya nanti aku sama Bu Ani (Menkeu, Sri Mulyani)," ungkap Budi.

3. Sebut Tak Ada Hubungan dengan Pemberlakuan Kelas Rawat Inap Standar

Instagram/kantorstafpresidenri

Walau pun belakangan banyak beredar kabar soal kenaikan iuran BPJS Kesehatan yang dikaitkan dengan pemberlakuan Kelas Rawat Inap Standar (KRIS). Namun, Menkes Budi membantah isu tersebut.

"Enggak, enggak, enggak ada hubungannya sama KRIS," tegasnya.

Di sisi lain, Direktur Utama BPJS Kesehatan, Ali Ghufron Mukti, ikut menjelaskan bahwa kondisi keuangan BPJS Kesehatan masih 'sehat', meskipun ada risiko defisit. Apalagi, dengan jumlah pengguna layanan BPJS Kesehatan yang semakin meningkat hingga 1,7 juta orang per hari, menjadi alasan risiko defisit. Namun Ghufron meyakinkan bahwa BPJS Kesehatan tetap lancar dalam membayar rumah sakit pada 2025.

Ikuti berita lainnya di KapanLagi. Kalau bukan sekarang, KapanLagi?

(Di usia pernikahan 29 tahun, Atalia Praratya gugat cerai Ridwan Kamil.)

Rekomendasi
Trending