Sarah Sechan Sempat Off Latihan 'Anak Emas Juragan Batik'

Penulis: Darmadi Sasongko

Diterbitkan:

Sarah Sechan Sempat Off Latihan 'Anak Emas Juragan Batik' Sarah Sechan

Kapanlagi.com - Meski sempat menghadapi kendala ketika latihan, Sarah Sechan akhirnya sukses dalam pementasan perdana Kabaret Oriental - Anak Emas Juragan Batik di Gedung Kesenian Jakarta, Pasar Baru, Jakarta Pusat, Senin (19/3/2012) malam. 
"Peran saya nggak terlalu banyak daripada yang lain dan saya nggak dapat koreografi tarian atau lagu. Cuma kemarin sempat tertunda latihannya karena ada urusan keluarga (Ayah Sarah meninggal)," ungkapnya.
Ayah Sarah Sechan, Tony Sechan meninggal dunia pada Senin (5/3/2012) lalu, saat persiapan pementasan ini. Selama seminggu dirinya harus istirahat latihan.
"Jadi selama 1 minggu saya minta off, itu saya sempat nggak enak karena yang lain kan intensif latihan banget, tapi pada saat itu memang enggak bisa tapi mereka semuanya bisa ngatur semuanya sesuai jadwalnya," ungkapnya.
Sarah sendiri memerankan karakter bernama Melisa (Melly) yang pinter, cerdas, dan kadang-kadang nyetir suaminya untuk masalah keuangan.
Pementasan Kabaret Oriental - Anak Emas Juragan Batik digelar oleh Eksotika Karmawibhangga Indonesia (EKI) Dance Company, dengan mengangkat kisah China peranakan, dalam keberagaman dan kemajemukan bangsa Indonesia.
Kabaret oriental ini dipentaskan di Gedung Kesenian Jakarta pada 19-24 Maret 2012 dengan didukung selebritis Sarah Sechan, Uly Hardinansyah, Chintya Lamusu, Bayu Oktara, Ary Kirana, kelompok Sahita serta EKI Dance Company.
"Kami mengangkat keberadaan China peranakan yang menjadi bukti kekayaan budaya Indonesia sebagai bangsa yang besar, majemuk, dan bertoleransi tinggi," kata produser pertunjukan tersebut, Herwindra Aiko Senosoenoto seusai pementasan pada Senin (19/3/2012) malam.
Kabaret itu menggabungkan seni tari, teater, musik, dan lagu dengan sentuhan budaya China peranakan Indonesia dalam mengangkat cerita tentang keluarga Hwang Cin Hin, pemilik usaha pabrik batik. "Pilihan usaha batik yang dikelola keluarga Hwang Cin Hin merupakan cerminan dari perpaduan budaya Indonesia dan unsur budaya China," kata Aiko.
Pementasan berdurasi 90 menit, melibatkan lebih dari 300 pemain, penari, koreografer, penata artistik dan kru panggung. Ceritanya seputar perebutan cinta, harta, dan tahta dalam sebuah keluarga China peranakan dan pertunjukannya banyak menggunakan ornamen batik dalam kostum dan properti.
Pementasan kabaret itu menggunakan seni desain visual dance motion graphic berteknologi multimedia terkini dan mendapat dukungan Djarum Apresiasi Budaya.

(Ashanty berseteru dengan mantan karyawannya, dirinya bahkan sampai dilaporkan ke pihak berwajib.)

(kpl/dis/dar)

Rekomendasi
Trending