Sudah Seabad, ini Rekomendasi Karya Terbaik Premoedya Ananta Toer

Penulis: Editor KapanLagi.com

Diterbitkan:

Sudah Seabad, ini  Rekomendasi Karya Terbaik Premoedya Ananta Toer
Rekomendasi Karya Terbaik Premoedya Ananta Toer. (instagram/pramoedyaanantatoer_foundation)

Kapanlagi.com - Pramoedya Ananta Toer, atau yang akrab disapa Pram, adalah salah satu sastrawan terbesar Indonesia. Karya-karyanya tidak hanya memberikan warna dalam dunia sastra, tetapi juga mencerminkan sejarah, perjuangan, dan kritik sosial yang tajam.

Dalam banyak karyanya, Pram menyoroti realitas kehidupan pada masa kolonial, feodalisme, hingga dinamika sosial yang masih relevan hingga kini. Melalui gaya narasi yang kuat dan mendalam, ia berhasil menggambarkan tokoh-tokoh yang kompleks dan penuh emosi.

Jika KLovers ingin memahami lebih dalam sejarah dan sosial-budaya Indonesia melalui sastra, berikut adalah tujuh novel terbaik Pramoedya Ananta Toer yang patut dibaca.

1. Arus Balik

Rekomendasi Karya Terbaik Premoedya Ananta Toer. (instagram/pramoedyaanantatoer_foundation)

Novel ini mengisahkan tentang masa kejayaan Nusantara di bawah Kerajaan Majapahit yang perlahan tergantikan oleh kedatangan bangsa Barat. Galeng, seorang pemuda dari Tuban, menjadi tokoh utama yang memimpin peperangan melawan Portugis demi merebut kembali Malaka. Dalam cerita ini, pembaca akan diajak menyusuri konflik kerajaan, intrik politik, dan peralihan budaya dari Hindu-Buddha ke Islam di Nusantara.

(Lagi-lagi bikin heboh! Setelah bucin-bucinan, sekarang Erika Carlina dan DJ Bravy resmi putus!)

2. Jejak Langkah

Sebagai bagian ketiga dari Tetralogi Pulau Buru, novel ini mengikuti perjalanan Minke yang telah dewasa dan bersekolah di STOVIA, sekolah kedokteran pada masa kolonial Belanda. Ia mendirikan Syarikat Dagang Islam dan menerbitkan Medan Priyayi, koran pertama berbahasa Melayu di Hindia-Belanda. Dalam buku ini, Pram memadukan fiksi dengan realitas sejarah, menghadirkan tokoh-tokoh seperti R.A. Kartini dan para pendiri Budi Utomo.

3. Bukan Pasar Malam

Rekomendasi Karya Terbaik Premoedya Ananta Toer. (instagram/elismadina/pramoedyaanantatoer_foundation)

Berbeda dengan novel lainnya yang sarat sejarah, Bukan Pasar Malam mengisahkan perjalanan emosional seorang anak yang enggan pulang ke kampungnya meskipun ayahnya sakit parah. Awalnya penuh kebencian, lambat laun hubungan mereka mulai membaik, meskipun pada akhirnya sang ayah meninggal. Novel ini memiliki alur sederhana namun penuh makna, mengajarkan tentang kefanaan hidup dan pentingnya keluarga.

4. Rumah Kaca

Novel terakhir dalam Tetralogi Pulau Buru ini menyoroti bagaimana pemerintah kolonial Belanda menggunakan sistem pengawasan ketat terhadap para aktivis pergerakan nasional. Minke menjadi sasaran utama, diawasi oleh seorang polisi senior bernama Jacques Pangemanann. Novel ini menunjukkan bagaimana kolonialisme tidak hanya menekan fisik, tetapi juga mengendalikan informasi dan opini publik melalui politik rumah kaca.

5. Arok Dedes

Rekomendasi Karya Terbaik Premoedya Ananta Toer. (instagram/elismadina/pramoedyaanantatoer_foundation)

Mengambil latar sejarah Tumapel, novel ini mengisahkan Dedes, seorang putri Brahmana yang dipaksa menikah dengan Tunggul Ametung. Namun, murid Brahmana Lohgawe yang bernama Arok merencanakan kudeta terhadap Tunggul Ametung. Novel ini menggambarkan dengan detail bagaimana kekuasaan dapat berubah melalui strategi politik dan keberanian seorang pemimpin.

6. Bumi Manusia

Sebagai novel pertama dalam Tetralogi Pulau Buru, Bumi Manusia menceritakan perjuangan Minke dalam melawan diskriminasi Belanda terhadap pribumi. Sebagai anak bupati, ia mendapatkan pendidikan tinggi, tetapi tetap menghadapi perlakuan tidak adil. Melalui kisah ini, Pram mengkritik keras ketimpangan sosial yang terjadi pada masa kolonialisme.

7. Gadis Pantai

Rekomendasi Karya Terbaik Premoedya Ananta Toer. (instagram/pramoedyaanantatoer_foundation)

Novel ini bercerita tentang seorang perempuan dari kelas bawah yang dipinang oleh seorang bangsawan bernama Bendoro. Gadis Pantai harus belajar tata krama dan menyesuaikan diri dengan kehidupan aristokrat, hanya untuk menyadari bahwa ia hanyalah seorang selir yang bisa diusir kapan saja. Melalui novel ini, Pram mengkritik keras sistem sosial feodal yang merugikan perempuan pada masa itu.

Itulah rekomendasi karya terbaik Premoedya Ananta Toer. Apakah KLovers pernah membaca karyanya? Kalau bukan sekarang, KapanLagi?

(Ramai kabar perceraian dengan Raisa, Hamish Daud sebut tudingan selingkuh itu fitnah.)

Rekomendasi
Trending