1. Membantu yang Tidak Punya Rumah

"Kalau saya memberikan bantuan kepada dia, ya yang bawahnya bagaimana? Saya lebih ke arah yang orang-orang nggak punya rumah. Karena memang habis, cuma dia doang," ungkap Baim Wong.

"Di situ ada berapa keluarga itu, banyak banget. Kalau saya harus lebih ke arah masanya dulu, kalau saya bantuin dia, saya yang lebih ke arah tidak punya empati," lanjutnya.

2. Membutuhkan Pertolongan

Baim menegaskan bahwa ia lebih memprioritaskan bantuan pada orang yang benar-benar membutuhkan pertolongan. Akan tetapi hal itu malah menimbulkan kecemburuan sosial.

Baim pun menceritakan bagaimana orang-orang yang pernah ia bantu mengalami hal yang kurang menyenangkan. Bahkan Baim menyebut mulai dari dilempari telor hingga mendapat teror, dialami oleh sejumlah orang yang pernah ia bantu.

"Orang yang saya bantu nih, saya bikin rumah. Kalian tahu nggak rumahnya ditimpuk-timpukin telor setelah itu? Kalian tahu nggak digedor-gedorin rumahnya itu? Itu selalu kejadian. Orang yang sirik di semuanya itu, ada saja. Jadi, bukan kejadian ini saja. Saya sampai sedih kadang-kadang, 'kenapa ya? kan itu rezekinya dia ya'. Tapi, ketika dia malah jadi bully-an orang kampung, saya kasihan sama dia. Malah saya memposisikan diri saya, 'saya harus bagaimana ya?' Susah sekali memang kalau kita bergerak di ini, karena banyak sekali orang yang, ya bisa dibilang sirik dan dengki," ujar Baim Wong.

3. Semakin Hati-Hati

Oleh karena itu, Baim pun kini semakin hati-hati apabila hendak membantu orang. Karena ia tak mau hal yang tidak diinginkan terjadi.

"Kita sudah sangat hati-hati banget, sudah sangat hati-hati banget," tukasnya.