Kapanlagi.com - Ketika memenuhi panggilan dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Tyas Mirasih menjelaskan duduk perkara tudingan penculikan anak yang ditujukan kepadanya. Salah satunya adalah soal pernyataan dari Maryke, nenek bocah ACB yang menyebut Tyas sudah menculik dan menutup pintu komunikasi.

"Salah satu yang saya ingin tegaskan ya. Saya tidak pernah menutup pintu komunikasi satu kalipun. Kenapa, ibu Maryke pun tidak pernah menghubungi saya ataupun keluarga besar saya. Itu tidak pernah sekalipun. Kalaupun mau komunikasi, apanya yang mau ditutup sih? Kalau emang kalian mau datang, atau ngomong kan kita nggak masalah. Beberapa pihak yang bilang gitu, tapi bisa di lihat saya masih berteman bersama ibu Wika Salim. Saya tidak memblok WhatsApp-nya saudara Reggy siapapun itu. Kalau misalnya dibilang nutup komunikasi salah banget Lah. Dan Reggy tahu kok rumah saya di mana, kalau emang itu datang Lah ke rumah. Nggak usah ngomong yang jadinya melebar ke mana-mana. Itu keberatan banget sih. Tolong digaris bawahi saya dan keluarga tidak pernah menutup komunikasi," ungkap Tyas, Jumat (16/3).

Dalam kesempatan yang sama, Tyas pun menjelaskan hubungan persaudaraan antara dirinya dengan ibunda bocah ACB, Sisilia. Selama ini, Maryke menyebut Tyas tidak punya hubungan saudara dengan ACB.

"(Sisilia) Kakak sepupu saya.Ada buktinya. Mau dikasih lihat? Apa nggak usah? Jadi, ibu saya dengan ibunya almarhumah itu adik-kakak," ungkapnya.

Keterangan dari Tyas ini kemudian dipelajari oleh KPAI untuk menentukan solusi untuk kasus ACB. KPAI pun akan meminta keterangan tambahan dari pihak-pihak terkait, seperti keluarga ayah bocah ACB.

Soal hak asuh ACB yang sekarang sedang diperebutkan, pihak KPAI belum bisa memutuskan. Apakah akan lebih kuat hubungan darah, atau surat wasiat yang ditinggalkan oleh Sisilia untuk ACB.

"Itu dua hal yang berbeda (surat dan darah), kita tidak bisa menyatukan. Kadang-kadang hak asuh tidak sama dengan perwalian dan pengasuhan. Tadi ini yang kita dalami juga. Putusan aslinya di Pengadilan. Tapi kami berproses karena ini lebih baik kita selesaikan secara perdata. Tentu ini untuk masa depan ananda ACB. Kami masih mendalami beberapa hal ini." pungkas Ratna, perwakilan KPAI.