Catatan Sutradara: Jalan 'CAHAYA DARI TIMUR' Menuju FFI 2014

Penulis: Mahardi Eka Putra

Diperbarui: Diterbitkan:

Catatan Sutradara: Jalan 'CAHAYA DARI TIMUR' Menuju FFI 2014
dok. YouTube.com®

Kapanlagi.com - Sutradara Angga Dwimas Sasongko berbagi cerita tentang nominasi Festival Film Indonesia yang didapatnya lewat film CAHAYA DARI TIMUR: BETA MALUKU. Film yang mengisahkan tentang kisah hidup Sany Tawaniella ini berhasil mendapat 8 nominasi dari keseluruhan kategori. 
Tiga di antara nominasi yang didapat film CAHAYA DARI TIMUR adalah kategori utama, Film Terbaik, Pemeran Utama Pria, serta Pemeran Pendukung Wanita. Seperti apa kisah unik yang ada di balik pembuatan filmnya hingga akhirnya film produksi Visinema ini meraih banyak nominasi dalam FFI? Simak wawancara eksklusif dengan Angga Dwimas Sasongko berikut ini.

1. Jadi Nominator Film Terbaik

Diungkapkan oleh Angga, bahwa sebenarnya ia tak bermaksud untuk membuat film yang populer ditonton banyak orang. Ia hanya ingin membuat film yang menghasilkan kepuasan tersendiri. Namun tentu ia bangga bila filmnya akhirnya ditonton oleh banyak orang, apalagi bila sampai masuk nominasi Film Terbaik.

Perjuangannya pun tak mudah. Angga menggarap film ini bersama timnya yang kebanyakan masih pemain debut. "Padahal orang yang berada di belakang layar film ini banyak debutan. Ini juga debut Chico Jericho main film. Ini dibuat bukan sekadar menyelesaikan kontrak, tetapi dibuat dengan rasa cinta. Semua tim bekerja keras untuk membuat film ini sesempurna mungkin. contoh, pak Gita Wiryawan terlibat pertama kali di film ya di film ini. Dia (gita) percaya gagasan film ini," ujarnya.


(Rumah tangga Tasya Farasya sedang berada di ujung tanduk. Beauty vlogger itu resmi mengirimkan gugatan cerai pada suaminya.)

2. Kisah Unik Pembuatan Filmnya

Film ini menggambarkan konflik dan perdamaian di Ambon. Oleh karenanya Angga dan timnya butuh observasi panjang. Di balik itu semua, ternyata ada cerita unik yang melatarbelakanginya.

"Ketika saya berada di ambon dan menyewa ojek bernama Sani Tawainela tahun 2007. Selama seminggu saya sewa ojek dia, dia banyak cerita soal konflik di Ambon. Saat itu saya masih muda, belum membayangkan film ini jadinya seperti apa. Kemudian saya cerita ke Glen Fredly, saat itu kita membayangkan budget besar untuk membuat film ini," ceritanya.

Ide tersebut lantas diutarakannya kepada Gita Wiryawan. Tak disangka ide tersebut disambut dengan baik oleh Gita. "Kita seperti bertemu di spektrum yang sama. Pertemuan pertama presentasi, kedua gabungkan visi dan ketiga pak Gita langsung bilang ayo kita kerjakan," ujarnya. 

Bahkan diungkapkannya bahwa Gita Wiryawan sendiri yang membawa dan menawarkan ke sponsor. Film ini akhirnya diproduksi mulai Desember 2013 hingga Februari 2014. Delapan puluh persen syuting dilakukan di  pulau ambon, dua puluh persen di Jakarta. 

3. Chico Jericho Jadi Nominator Aktor Terbaik

Chico Jericho jadi kejutan di jajaran nominator pemeran utama pria FFI 2014. Dibanding dengan nominator lainnya, nama Chico Jericho jelas jadi pendatang baru dalam ajang penghargaan. 

Prestasinya ini tak luput dari perjuangannya dalam memerankan tokoh Sany dalam film. Seperti apa perjuangannya. "Meski Chico Jericho artis, dia harus tetap ikut casting. Ciko punya keinginan bekerja sama, dia mau menyisihkan waktu untuk develop karakter. Kemudian kita ajak ke Ambon, hidup di ambon. bahkan dia sampai diangkat sebagai duta pariwisata Ambon. Pokoknya Ciko jangan disenggol ntar orang ambon marah," paparnya.

4. Tak Ragu Gaet Aktris Kawakan

Angga pun tak ragu menggaet aktris sekaliber Jajang C Noer untuk ikut bermain dalam filmnya ini. Selama mengarahkan sang aktris, Angga tak sampai canggung dibuatnya.

"Kalau bunda Jajang, saya tawarin langsung. Saya sudah tahu kualitasnya dan dia profesional. Dia melakukan semuanya yang terbaik. saya direct, dia mau ikuti meski saya kayak anaknya dia," ceritanya. 

Dan kolaborasi mereka berdua membuat Jajang masuk sebagai salah satu nominator Pemeran Pendukung Wanita di FFI 2014.

5. Banjir Nominasi

Film yang proses pembuatannya memakan waktu 4 tahun ini ternyata memborong 8 nominasi termasuk di antaranya Skanario Terbaik, Nom. Penata Aristik Terbaik, Penata Suara Terbaik, dan Sinematografi Terbaik.

Tak ada reaksi lain yang dapat diungkapkan olehnya selain ucapan syukur. "Ini buah kerja sama. Saya bangga dan bahagia dengan mereka. Sudah sering ketemu pak Gita, report tentang film. Film ini juga diputar di Amsterdam dan di Jerman. Bahkan masuk materi di salah satu kurikulum universitas Hamburg. Rencananya akan diputar di Laos dan dibeli TV Asia," pungkasnya. 

(kpl/ded/dka)

Reporter:

Dedi Rahmadi

Rekomendasi
Trending