Irfan Hakim Rela Jual Suara Demi Perannya Dalam Film Animasi Anak
Diperbarui: Diterbitkan:

Kapanlagi.com - Nggak cuma laris sebagai seorang presenter handal yang punya pembawaan kocak, Irfan Hakim merambah bidang baru. Nggak jauh-jauh dari dunia hiburan, Irfan bersedia 'jual suara'nya di film animasi anak .
Film ini merupakan salah satu seri dari film keluaran brand es krim ternama Paddle Pop. Dirilis pada Januari 2015, film ketujuh ini disutradarai oleh Alvin Chung, Jerry Yu Ching, Nichson Fong, serta Jeroen Guido Verschoor.
Ditemui di press screening PETUALANGAN SINGA PEMBERANI MAGILIKA di Plaza Senayan XXI, Jakarta Pusat, Selasa (10/3), Irfan menceritakan perannya dalam film anak ini. "Saya menjual suara saya, kepercayaan yang luar biasa, karena suara saya juga nggak bagus-bagus amat. Di film ini saya jadi buku Mantralis. Buku yang sok tahu, dia memang serba tahu tapi jadi angkuh. Ia selalu ngasih kebaikan tergantung siapa yang membawa buku tersebut," ujarnya bersemangat.
Irfan Hakim jual suara di PETUALANGAN SINGA PEMBERANI MAGILIKA/©Kapanlagi.com®/Bambang
Ia merasakan adanya tantangan tersendiri ketika menjadi seorang dubber alias pengisi suara Mantralis. "Membagi mata antara monitor dengan skrip, harus balance dengan karakter yang ada. Susahnya juga karena karakter dan ekspresinya udah ada, dicocokinnya yang susah," ungkapnya.
Nggak cuma itu, Irfan juga kesusahan untuk menyesuaikan tempo berbicara. "Kesulitan menyesuaikan tempo bicara dengan karakter yang sudah ada. Sinkronisasi tokoh yang sudah ada. pendalaman karakter iya, susah, beda sedikit tone aja, sudah berubah karakter," ujarnya.
Bergabung menjadi dubber dalam film animasi petualangan ini ternyata membuka wawasan jika ternyata profesi ini lumayan susah untuk dilakoni. "Aku mikir kalo dubber harus punya kualitas vokal yang luar biasa, tapi ternyata dubber tuh butuh suara yang berkarakter. Suara saya sedikit dinilai berkarakter buat buku, alhamdulillah," tandasnya.
Film ini merupakan salah satu seri dari film keluaran brand es krim ternama Paddle Pop. Dirilis pada Januari 2015, film ketujuh ini disutradarai oleh Alvin Chung, Jerry Yu Ching, Nichson Fong, serta Jeroen Guido Verschoor.
Ditemui di press screening PETUALANGAN SINGA PEMBERANI MAGILIKA di Plaza Senayan XXI, Jakarta Pusat, Selasa (10/3), Irfan menceritakan perannya dalam film anak ini. "Saya menjual suara saya, kepercayaan yang luar biasa, karena suara saya juga nggak bagus-bagus amat. Di film ini saya jadi buku Mantralis. Buku yang sok tahu, dia memang serba tahu tapi jadi angkuh. Ia selalu ngasih kebaikan tergantung siapa yang membawa buku tersebut," ujarnya bersemangat.

Ia merasakan adanya tantangan tersendiri ketika menjadi seorang dubber alias pengisi suara Mantralis. "Membagi mata antara monitor dengan skrip, harus balance dengan karakter yang ada. Susahnya juga karena karakter dan ekspresinya udah ada, dicocokinnya yang susah," ungkapnya.
Nggak cuma itu, Irfan juga kesusahan untuk menyesuaikan tempo berbicara. "Kesulitan menyesuaikan tempo bicara dengan karakter yang sudah ada. Sinkronisasi tokoh yang sudah ada. pendalaman karakter iya, susah, beda sedikit tone aja, sudah berubah karakter," ujarnya.
Bergabung menjadi dubber dalam film animasi petualangan ini ternyata membuka wawasan jika ternyata profesi ini lumayan susah untuk dilakoni. "Aku mikir kalo dubber harus punya kualitas vokal yang luar biasa, tapi ternyata dubber tuh butuh suara yang berkarakter. Suara saya sedikit dinilai berkarakter buat buku, alhamdulillah," tandasnya.
(Festival Pestapora 2025 dipenuhi kontroversi, sederet band tiba-tiba memutuskan untuk CANCEL penampilannya.)
(kpl/hen/tch)
Editor:
Fitrah Ardiyanti
Advertisement
More Stories
Advertisement
Advertisement