Lukman Sardi Beberkan Penjurian FFI Mirip Dengan Ajang Oscars

Penulis: Fitrah Ardiyanti

Diperbarui: Diterbitkan:

Lukman Sardi Beberkan Penjurian FFI Mirip Dengan Ajang Oscars Lukman Sardi/© KapanLagi.com®/Agus Apriyanto

Kapanlagi.com - Festival Film Indonesia (FFI) 2015 akan segera dihelat. Pembukaan pendaftaran film-film Indonesia yang akan berkompetisi pun sudah dibuka. Ketua FFI 2015 tahun ini pun sudah dipilih, yang jatuh ke pundak aktris Olga Lydia.
Pasti banyak yang penasaran, gimana sih proses penjurian di FFI? Aktor Lukman Sardi membeberkan prosesnya buat kita. Menurutnya, prosesnya hampir mirip dengan ajang Oscars yang juga diselenggarakan setahun sekali di Hollywood.
"Juri 85 (orang), terdiri dari pakar-pakar yang akan menilai masuk nominasi. Di tambah 15 juri dari luar, pengamat film, sosiolog, digabung dan melihat semua. 100 juri ini, mereka vote pemenangnya, menghindari sistem diskusi. Hampir mirip dengan Oscars, walau Oscars lebih banyak (jumlah jurinya). Mengarah ke sana karena lebih efektif dibanding dengan diskusi," bebernya saat ditemui di jumpa pers FFI 2015, di kawasan Sudirman, Jakarta Pusat, Rabu (9/9).
Bintang DI BALIK '98 ini juga menjelaskan apa perbedaan Apresiasi Film Indonesia (AFI) dan FFI. "Kalo ngomong AFI, lebih cenderung budaya pendidikan di film. Kalo FFI lebih kepada sisi film yang komersil, yang setelah ditayangkan, lebih ke arah situ. AFI budayanya, kategorinya beda. FFI komersil, profesional, sama aja kayak Oscars dan lainnya," jelas putra dari musisi legendaris Idris Sardi ini.

Penjurian FFI mirip Oscars/© KapanLagi.com®/Agus ApriyantoPenjurian FFI mirip Oscars/© KapanLagi.com®/Agus Apriyanto

Untuk menambah kredibilitas dan tingkat objektivitas, maka sama seperti tahun sebelumnya, para anggota juri masih menerapkan sistem voting. "Makanya mau make pola voting, gak ada diskusi dan akan lebih obyektif karena vote. Dinilai berapa banyak. Menghindari saling mempengaruhi, berusaha sebaik mungkin, yang menang yang terbaik," ungkap Lukman.
FFI 2015 mengangkat tema Tribute to Teguh Karya. Lukman punya alasan tersendiri mengapa FFI harus mengangkat salah satu maestro dunia perfilman ini. "Kalo lihat Teguh Karya, tahu hasil karyanya, gimana Beliau berjuang untuk film Indonesia, buat aku dia ini semacam spirit buat orang-orang muda, itu yang mau ditularkan. Semangatnya untuk yang film gak boleh berhenti berjuang, baru masuk segala sesuatu butuh proses. Banyak yang bisa jadi inspirasi, tapi gak bisa langsung banyak. Yang kita rasa inspirasi untuk semua," tukasnya panjang lebar.

(Rumah tangga Tasya Farasya sedang berada di ujung tanduk. Beauty vlogger itu resmi mengirimkan gugatan cerai pada suaminya.)

(kpl/hen/tch)

Rekomendasi
Trending