Untung Pilpres Indonesia Tidak Seekstrim Ini
Diperbarui: Diterbitkan:

Kapanlagi.com - Pada tanggal 22 Juli lalu, Komisi Pemilihan Umum telah mengumumkan pasangan capres cawapres no.2, Jokowi - JK sebagai calon presiden dan wakil presiden Indonesia untuk 2014-2019. Suasana pilpres tahun ini memang tak bisa lepas dari beberapa riak-riak pro dan kontra di berbagai tempat. Namun patut disyukuri bahwa pelaksanaannya berjalan dengan tertib dan aman.
Menyoal tentang pilpres atau pemilihan umum, rasanya tema tersebut sudah bukan barang baru lagi di dunia perfilman. Di Indonesia film bertema pemilihan umum atau pemilihan calon legislatif sudah banyak dibuat baik dalam versi serius seperti film Hanung yang belum dirilis, 2014 sampai sampai yang lucu seperti CALO PRESIDEN (2009) dan CALEG BY ACCIDENT (2014).
Dua judul terakhir menunjukkan bahwa film politik lebih pas rasanya dikemas dalam bungkus yang atraktif dan juga mengundang tawa. Ya, penonton sudah banyak dijejali berita politik yang berat dan penuh kejutan setiap harinya lewat televisi, oleh karenanya saat bicara tentang politik di ranah film, yang berbumbu komedi lebih disukai.
Setelah momen Pilpres berlangsung damai tanpa adanya kerusuhan seperti yang diisukan, rakyat Indonesia harus mensyukurinya. Memang ada pro dan kontra, tapi itu wajar terjadi. Paling tidak suasananya tidak sampai seperti yang ada dalam film THE CAMPAIGN (2012). Ya film garapan Jay Roach yang dibintangi oleh dua komedian kelas kakap, Will Ferrell dan Zach Galifianakis ini memang mengambil tema utama pemilihan umum. Dan menggambarkan suasana pilpres dalam tingkatan yang ekstrim. Wah wah...
Dikisahkan dalam filmnya, senator Cam Brady (Ferrell) telah menjadi senator selama tiga periode. Dalam setiap pemilihan senator, ia hampir tak pernah punya lawan yang seimbang. Bahkan bisa dibilang ia tak punya lawan. Hingga pada pemilunya yang keempat, di saat kemenangan sudah di depan mata, ada sosok yang menghalangi.
Penghalang tersebut bernama Marty Huggins (Galifianakis), seseorang yang mulanya pemandu turis. Ia mengajukan dirinya sebagai calon senator untuk melawan sang petahana, Cam Brady. Dimulailah perang mereka dalam masa kampanye untuk merebut perhatian rakyat.
THE CAMPAIGN memang ditujukan untuk membuat penonton terkocok perutnya hingga menangis tertawa. Ada banyak adegan slapstick dan kata-kata jorok yang disertakan di dalamnya. Bayangkan dua kandidat ini saling memaki di atas panggung tepat sebelum mereka melakukan debat kampanye. Tak terbayang bukan efeknya kepada masyarakat bila hal tersebut benar-benar terjadi.
Sebelum debat, berkata-kata kotor dulu.
Belum cukup parah aksi saling memaki tersebut, THE CAMPAIGN menyajikan adegan mengejutkan lainnya. Layaknya dalam semua kampanye, para kandidat selalu berusaha untuk menampilkan senyum dan juga sikap ramah mereka kepada setiap pendukung. Bersikap baik berarti mendapat tambahan suara.
Sayangnya dalam THE CAMPAIGN, baik Cam dan Marty sama-sama bernafsu untuk merangkul pendukung. Hingga apa pun mereka lakukan termasuk untuk mencium bayi. Di benak mereka berdua, mencium bayi adalah salah satu strategi jitu untuk merangkul penggemar, terlebih bila momen itu disiarkan langsung lewat televisi.
Keduanya yang tak mau mengalah lantas berebut untuk mencium bayi tersebut. Karena lebih gesit, maka Marty yang sukses memberikan ciumannya terlebih dulu, sedang Cam yang tertinggal lantas marah dan berusaha memukul Marty dari belakang. Musibah pun terjadi, alih-alih memukul Marty, malah bayi kecil itu yang jadi sasaran bogem mentahnya.
Menonton THE CAMPAIGN berarti harus siap menonton banyak kekerasan, kekonyolan, dan aksi ekstrim lainnya. Termasuk di dalamnya adalah ketika Marty menembak lutut Cam dalam sebuah event berburu atau Cam yang sengaja menyelinap ke rumah Marty untuk bercinta dengan istrinya. Ekstrim dan tak mungkin dilakukan di dunia nyata.
Kalau mau melihat lebih banyak lagi aksi slapstick dan parah dari kedua tokoh tersebut tonton sendiri filmnya lagi. Yang pasti, kamu akan bersyukur pilpres kita tidak berjalan seperti itu.
Menyoal tentang pilpres atau pemilihan umum, rasanya tema tersebut sudah bukan barang baru lagi di dunia perfilman. Di Indonesia film bertema pemilihan umum atau pemilihan calon legislatif sudah banyak dibuat baik dalam versi serius seperti film Hanung yang belum dirilis, 2014 sampai sampai yang lucu seperti CALO PRESIDEN (2009) dan CALEG BY ACCIDENT (2014).
Dua judul terakhir menunjukkan bahwa film politik lebih pas rasanya dikemas dalam bungkus yang atraktif dan juga mengundang tawa. Ya, penonton sudah banyak dijejali berita politik yang berat dan penuh kejutan setiap harinya lewat televisi, oleh karenanya saat bicara tentang politik di ranah film, yang berbumbu komedi lebih disukai.
Setelah momen Pilpres berlangsung damai tanpa adanya kerusuhan seperti yang diisukan, rakyat Indonesia harus mensyukurinya. Memang ada pro dan kontra, tapi itu wajar terjadi. Paling tidak suasananya tidak sampai seperti yang ada dalam film THE CAMPAIGN (2012). Ya film garapan Jay Roach yang dibintangi oleh dua komedian kelas kakap, Will Ferrell dan Zach Galifianakis ini memang mengambil tema utama pemilihan umum. Dan menggambarkan suasana pilpres dalam tingkatan yang ekstrim. Wah wah...
Dikisahkan dalam filmnya, senator Cam Brady (Ferrell) telah menjadi senator selama tiga periode. Dalam setiap pemilihan senator, ia hampir tak pernah punya lawan yang seimbang. Bahkan bisa dibilang ia tak punya lawan. Hingga pada pemilunya yang keempat, di saat kemenangan sudah di depan mata, ada sosok yang menghalangi.
Penghalang tersebut bernama Marty Huggins (Galifianakis), seseorang yang mulanya pemandu turis. Ia mengajukan dirinya sebagai calon senator untuk melawan sang petahana, Cam Brady. Dimulailah perang mereka dalam masa kampanye untuk merebut perhatian rakyat.
THE CAMPAIGN memang ditujukan untuk membuat penonton terkocok perutnya hingga menangis tertawa. Ada banyak adegan slapstick dan kata-kata jorok yang disertakan di dalamnya. Bayangkan dua kandidat ini saling memaki di atas panggung tepat sebelum mereka melakukan debat kampanye. Tak terbayang bukan efeknya kepada masyarakat bila hal tersebut benar-benar terjadi.

Belum cukup parah aksi saling memaki tersebut, THE CAMPAIGN menyajikan adegan mengejutkan lainnya. Layaknya dalam semua kampanye, para kandidat selalu berusaha untuk menampilkan senyum dan juga sikap ramah mereka kepada setiap pendukung. Bersikap baik berarti mendapat tambahan suara.
Sayangnya dalam THE CAMPAIGN, baik Cam dan Marty sama-sama bernafsu untuk merangkul pendukung. Hingga apa pun mereka lakukan termasuk untuk mencium bayi. Di benak mereka berdua, mencium bayi adalah salah satu strategi jitu untuk merangkul penggemar, terlebih bila momen itu disiarkan langsung lewat televisi.
Keduanya yang tak mau mengalah lantas berebut untuk mencium bayi tersebut. Karena lebih gesit, maka Marty yang sukses memberikan ciumannya terlebih dulu, sedang Cam yang tertinggal lantas marah dan berusaha memukul Marty dari belakang. Musibah pun terjadi, alih-alih memukul Marty, malah bayi kecil itu yang jadi sasaran bogem mentahnya.
Menonton THE CAMPAIGN berarti harus siap menonton banyak kekerasan, kekonyolan, dan aksi ekstrim lainnya. Termasuk di dalamnya adalah ketika Marty menembak lutut Cam dalam sebuah event berburu atau Cam yang sengaja menyelinap ke rumah Marty untuk bercinta dengan istrinya. Ekstrim dan tak mungkin dilakukan di dunia nyata.
Kalau mau melihat lebih banyak lagi aksi slapstick dan parah dari kedua tokoh tersebut tonton sendiri filmnya lagi. Yang pasti, kamu akan bersyukur pilpres kita tidak berjalan seperti itu.
Ngobrol Film Bareng KapanLagi.com®
(Kondisi Vidi Aldiano bikin khawatir, kesakitan jalan di panggung dan dituntun Deddy Corbuzier.)
(kpl/dka)
Editor:
Mahardi Eka Putra
Advertisement
More Stories
Advertisement
Advertisement