Syuting di Perancis, Abimana Terkesan Dengan Saint Malo
Diperbarui: Diterbitkan:

Kapanlagi.com - Selama 25 hari Abimana Aryasatya melakukan syuting film LASKAR PELANGI 2, EDENSOR di Perancis. Tidak banyak tempat dijadikan lokasi syuting, namun Abi sangat terkesan dengan satu kota yang berjarak sekitar 6 jam dari pusat kota Paris yang bernama Saint Malo.
Menurut Abi, kota yang dikelilingi benteng tersebut terkesan sangat unik. Selain itu Saint Malo dihuni oleh warga yang sangat ramah.
Abimana terkesan dengan kota Saint Malo di Perancis.
"Sebenarnya perpindahannya gak banyak di Paris sama satu kota kecil sekitar 6 jam perjalanan darat dari Paris. Namanya Saint Malo, kotanya unik dikelilingi benteng, kotanya di dalam benteng," ujar Abi saat berkunjung ke kantor KapanLagi.com® di AXA Tower, Kuningan, Jakarta Selata, Senin (2/12).
Yang mengejutkan Abi, warga Saint Malo ternyata lebih pandai berbahasa Inggris ketimbang warga kota Paris. Hal tersebut karena kedekatan wilayah Saint Malo dengan Inggris, dan mayoritas wisatawannya berasal dari Inggris.
"Fun banget di sana, penduduknya juga beda banget, mungkin karena orang daerah, sama kayak anak Jakarta sama anak daerah masih asikan anak daerah. Dan bahasa Inggris mereka lebih bagus, karena mereka bersebrangan laut sama Inggris. Dan wisatawannya kebanyakan dari Inggris. Di sana kita cuma 3 hari, tapi kayak suasana kampung aja, nyaman," pungkasnya.
Menurut Abi, kota yang dikelilingi benteng tersebut terkesan sangat unik. Selain itu Saint Malo dihuni oleh warga yang sangat ramah.

"Sebenarnya perpindahannya gak banyak di Paris sama satu kota kecil sekitar 6 jam perjalanan darat dari Paris. Namanya Saint Malo, kotanya unik dikelilingi benteng, kotanya di dalam benteng," ujar Abi saat berkunjung ke kantor KapanLagi.com® di AXA Tower, Kuningan, Jakarta Selata, Senin (2/12).
Seputar Abimana:
Yang mengejutkan Abi, warga Saint Malo ternyata lebih pandai berbahasa Inggris ketimbang warga kota Paris. Hal tersebut karena kedekatan wilayah Saint Malo dengan Inggris, dan mayoritas wisatawannya berasal dari Inggris.
"Fun banget di sana, penduduknya juga beda banget, mungkin karena orang daerah, sama kayak anak Jakarta sama anak daerah masih asikan anak daerah. Dan bahasa Inggris mereka lebih bagus, karena mereka bersebrangan laut sama Inggris. Dan wisatawannya kebanyakan dari Inggris. Di sana kita cuma 3 hari, tapi kayak suasana kampung aja, nyaman," pungkasnya.
Simak Juga:
(Festival Pestapora 2025 dipenuhi kontroversi, sederet band tiba-tiba memutuskan untuk CANCEL penampilannya.)
(kpl/hen/sjw)
Editor:
ahmat effendi
Advertisement
More Stories
Advertisement
Advertisement