1. Masa Kecil Tak Bahagia

Inul yang sekarang sudah sukses bercerita tentang kehidupannya dulu yang serba kekurangan.

"Masa kecil saya tidak bahagia. Bapak saya penjahit, emak saya penjual rokok pinggir jalan, ibu rumah tangga, rumah ikut saudara, sekolahku gak pinter, tiap hari kerjaku bantu emak ngupasin kulit kacang yang mau dijual dititipin ke toko-toko. Jika bapak ga ada jahitan dan jualan emak gak habis, beli beras ,minyak, dan lain-lain ngutang dulu, gali lobang tutup lobang, hobiku nyanyi, saat itu ga kepikir mau jadi artis, tapi jiwaku sering berontak aku gak mau begini terus dalam kemiskinan, aku harus bisa merubah nasib," tulis Inul di kolom caption.

2. Pinjam Mas Kawin

Pernikahannya dengan Adam pun juga tidak diselenggarakan dengan mewah. Bahkan mas kawin yang diterimanya kala itu adalah hasil dari meminjam pada orang lain.

"Lalu aku mulai berjuang dr O. Aku menikah sama mas Adam modal 500rb , ongkos mudin KUA 50rb, baju manten kwade 100rb, beli tempat berkatan buat walimahan undang orang sekampung habis 150rb belanja di Pasar Turi sisanya buat beli masakan dan kue. Maskawin seperangkat alat sholat dan emas yang ternyata emasnya pinjem gak tau sama mas Adam pinjem sama siapa,aku tanya kenapa koq pinjem yank ?? Biar aku gak malu sama keluargamu subhanalllah, kemudian belum sampe pagi, malam pengantin baru mas kawin berupa emas aku balikin lagi ke mas Adam tar kalo ada uang akan dibelikan lagi sesuai gramnya," sambungnya.

"Menikah ikut mertua karena mas Adam anak laki satu-satunya, perjuangan nyanyi kami jalani sama-sama dari tidak punya kendaraan sampe vespa sampe kredit mobil modal nekat dengan strategi matang aku bisa selesaikan kredit dengan baik, bisa bantu adik-adik sekolah,bisa bantu emak dan lain-lain," tambah Inul.

3. Sosok Suami

Sosok sang suami juga tak lepas dari curhatannya itu. "Mas Adam orangnya menakutkan jarang ngomong sekalinya ngomong pedes apalagi soal urusan kerjaan/nyanyi,gak bisa sambat capek di depan dia. Jawabnya hanya 1 saja. Orang sukses itu capek. Orang mau berhasil itu ya pasti pegel semua,pegel badan pegel hati pegel pikiran. Sehari berani terima job sampe 7 tempat kayak sepur dari pagi ketemu pagi. Banyak yang tidak percaya tapi jaman dulu orang yang paham aku pasti tau bagaimana perjuanganku," ujar pelantun Goyang Dombret ini.

"Aku tak pernah menyerah. Tiap hari capek hati karena disuruh ngapalin lagu baru dan lama biar punya stok lagu banyak biar ga bakal kehabisan lagu, banyak cerita tangis tapi aku ga bisa nangis karena kalo nangis juga percuma, sama kumis cuma dilirik doank. Itu duluuu dan segala pencapaian lelahku terbayar semua meskipun sampai kini aku tetap harus kerja keras. Hidup bukan untuk ongkang-ongkang kaki. Ibadah no 1. Cari rezeki juga no 1. Semua harus balance seimbang. Ora et labora," tutupnya.