
Lesti Kejora Putuskan Damai dengan Rizky Billar dan Cabut Laporan KDRT, Berikut Tinjauan Dari Sisi Psikologis
Diterbitkan:

Credit: Bayu Herdianto © KapanLagi.com
Kapanlagi.com - Banyak netizen geram dengan sikap Lesti yang pada akhirnya putuskan berdamai dengan Rizky Billar dan cabut laporan KDRT. Mereka yang tadinya mendukung malah balik menghujat Lesti karena merasa dipermainkan.
Di sisi lain, hal yang dilakukan Lesti sebagai public figure ternyata punya dampak bagi banyak orang secara psikologis. Dihubungi KapanLagi.com, Aully, seorang psikolog bernama Aully mencoba menjelaskan secara detail hal tersebut.
"Kemarin, korban (Lesti) yang berani menyampaikan kepada pihak kepolisian ini sebenernya merupakan suatu contoh bahwa korban itu berhak untuk mendapat apa yang menjadi haknya walaupun kekerasan penganiayaan terjadi pada ranah domestik yang seharusnya tidak diketahui oleh publik. Ini sebenarnya kemaren suatu model, atau suatu contoh yang bisa dijadikan present yang baik bagi siapapun, bagi semua orang," ujar Aully kepada KapanLagi.com pada Sabtu (15/10/2022).
Advertisement
1. Bukan Hal Mudah Melaporkan Tindak KDRT
Aully menambahkan bahwa hal yang dilakukan Lesti sebenarnya bukalah suatu perkara mudah. Melaporkan suami tercintanya yang telah memberinya anak kepada kepolisan tentunya memiliki banyak konsekuensi.
"Kita melaporkan orang yang dicintai itu bukan hal yang mudah ya, itu sangat berat. Yang kedua, kita mungkin memikirkan konsekuensi seperti malu dengan pandangan keluarga kita. Itu adalah konsekuensi logis yang paling awal," ujarnya.
"Kemudian apalagi sampe ke laporan polisi, ini tuh dampaknya banyak. Apalagi kalo misalnya, si pelaku adalah tulang punggung keluarga. Pasti kalo ada urusan polisi pasti dia dilakukan proses hukum akhirnya enggak bisa mencari nafkah, misalnya ya. Kemudian kalau sampai ke proses hukum, masuk penjara, siapa sih yang mau punya suami mantan narapidana, begitu. Belum lagi ke anak, anak itu sering kali akan menjadi hal yang sangat perlu dipertimbangkan," lanjutnya.
(Festival Pestapora 2025 dipenuhi kontroversi, sederet band tiba-tiba memutuskan untuk CANCEL penampilannya.)
2. Dampak Bagi Korban KDRT
Aully melanjutkan bahwa trauma adalah efek panjang dari korban KDRT atau pihak Lesti. Nggak cuma itu, dalam jangka panjang sangat mungkin terjadi krisis kepercayaan sampai menganggap semua laki-laki akan berbuat hal yang sama.
"Yang pasti kekerasan ini akan menimbulkan trauma cukup dalam pada diri seseorang. Yang pertama adalah, yang sangat mungkin tidak bisa membangun kepercayaan, ketika dia bertemu, misalnya nih ya, korban bertemu nanti akhirnya bercerai, bertemu dengan laki-laki lain dia tetap akan melakukan bahwa semua orang seperti itu. Samp dia betul betul menemukan orang yang memang tidak memberikan kekerasan," lanjutnya lagi.
Advertisement
3. Pelaku KDRT Bisa Kembali Normal?
Sang psikolog mengatakan walau Lesti sudah memaafkan, suaminya tak akan serta merta kembali ke kondisi 'normal'. Meskipun demikian, Aully berusaha menghargai apapun keputusan Lesti.
"Bisa (kembali normal), tetapi dengan bantuan. Sekarang kita lihat polanya ya, kemaren mencabut laporan kemudian, dibebaskan, jadi kan sudah tidak ada efek jera, efek jera ini sudah tidak ada. Emosi, kemudian menyesal, memaafkan. Kemudian ini akan seperti itu, toleransi memaafkannya tinggi. Kemaren sampe rumah sakit sampe lebam aja dimaafkan nanti mungkin seperti apa itu juga dimaafkan oleh korban. Itu pola, secara psikologis kita enggak bisa bilang, kita harus menghargai apa yang dilakukan oleh korban dia menarik laporan, karena itu memang sangat berat," ujarnya.
4. Harus Ada Rehabilitasi Psikologis
Aully menyebut langkah konkret yang harus diambil untuk membuat hubungan kembali harmonis. Ia menyebut bahwa baik Lesti maupun Rizky Billar harus menjalani serangkaian rehabilitasi dengan pendampingan pihak profesional.
"Cara berubah itu dengan cara konseling terus menerus. kemudian memberikan terapi-terapi, salah satunya adalah keterampilan, pasti ini berketerampilan, ada 'rehabilitasi' kedua pasangan, pelaku atau korban," ujarnya.
"Tetapi ketika pelaku sudah dimaafkan kemudian kembali ke keluarga, kembali menjalani rumah tangga, ya jangan berharap ini akan selesai. Tetapi, harus dilakukan tindakan tindakan 'rehabilitas' secara psikologis, pendampingan-pendampingan yang sangat ketat dan kemudian bisa mengubah pola yang sudah ada," pungkasnya.
(Demo kenaikan gaji anggota DPR memanas setelah seorang Ojol bernama Affan Kurniawan menjadi korban. Sederet artis pun ikut menyuarakan kemarahannya!)
(kpl/far/ums)
Advertisement