in partnership with Indosiar

New Kendedes - Nonik Sanjaya Hidup dari Meniup Bambu

New Kendedes - Nonik Sanjaya Hidup dari Meniup Bambu
Nonik Sanjaya (Credit:Kapanlagi/Darmadi Sasongko)

Kapanlagi.com - Perempuan dengan kemampuan bakat seperti Nonik Sanjaya hampir dipastikan tidak banyak jumlahnya. Perempuan asal Lawang, Kabupaten Malang ini terkenal jagoan meniup alat musik seruling, yang tidak banyak ditekuni kaum hawa.


Karena kemahirannya itu, grup musik dangdut New Kendedes meliriknya untuk menjadi salah satu personil. Hingga kemudian tahun 2015, Nonik resmi bergabung sebagai musisi pengiring.


"Sudah jadi pekerjaan, sekarang menjadi profesi saya," kata Nonik Sanjaya di sela penampilannya di Kota Malang, Minggu (25/11).


1. Berawal Dari Sang Ayah

Kemahiran Nonik sebagai pemain seruling bersumber dari bakat keturunan. Ayahnya seorang musisi, yang mengarahkannya menyukai alat musik seruling.

"Belajarnya ya dari bapak langsung, bapak seorang musisi juga di Malang," tegas

Nonik sendiri awalnya juga tidak begitu tertarik dengan seruling, tetapi ayahnya berhasil meyakinkan kalau dirinya lebih menguasai alat musik tiap tersebut dibandingkan yang lain.

"Waktu itu di rumah ada alat musik lengkap dan beberapa alat musik yang aku pelajari lebih menguasai di suling. Akhirnya aku memegang seruling saja," sambungnya.

Seiring waktu rasa suka pada permainan seruling terus diasah hingga kemampuan permainannya semakin matang. Nonik masih ingat saat ayahnya menjanjikan uang saku kalau bisa menguasai lagu tertentu.

"Dulu nggak begitu suka dengan seruling juga, tapi waktu itu dapat support. Kalau bisa lagu selalu dijanjikan ditambah uang saku. Itu penyemangat dari bapakku, " kisahnya.

(Setelah 8 tahun menikah, Raisa dan Hamish Daud resmi cerai.)

2. Tahun 2008 Mulai Bermain Seruling Dari Panggung Ke Panggung

Nonik kemudian mulai memainkan seruling nya dari panggung ke panggung. Pertunjukkan dangdut yang membutuhkan kemampuannya pun dilayani dari kampung ke kampung.

"Mulai 2008 bermain suling dari panggung ke panggung. Kalau mulai menerima job ke sana-sini itu sekitar 2010, mulai berani ke sana-sini," ungkap perempuan kelahiran 27 Januari 1986 ini.

Saat itu freelance menerima panggilan dari grup orkes dangdut, gambus, campursari. Bayaran yang diterima pun ala kadarnya, bahkan bayaran pertama kali diterimanya sebesar Rp 30 ribu.

 

3. Menjaga Aset Utamanya

Saat ini jadwal Nonik bersama New Kendedes semakin padat. Perempuan berhijab ini mengaku harus menjaga 'asetnya' untuk dapat bermain secara maksimal. Kunci permainannya adalah pernafasan yang harus terus dijaga.

"Pernafasan, kalau nggak bisa mengatur pernafasan, nggak bisa meniup sesuai alunan nya. Kuncinya memang nafas," ungkapnya.

4. Dapat Dukungan Dari Keluarga

Nonik juga bersyukur dikaruniai keluarga yang selalu mendukung karirnya. Orangtua, suaminya dan anak dapat memahami karirnya sebagai seorang musisi.

"Suami sangat mendukung, kebetulan suami saya juga seorang musisi. Alhamdulillah didukung keluarga dan suami," pungkas ibu dua anak ini.

Penulis:Baiq Nana Marlina

(Di usia pernikahan 29 tahun, Atalia Praratya gugat cerai Ridwan Kamil.)

(kpl/dar/mag/mar)

Rekomendasi
Trending