Cara Menggunakan Alat Pemadam Api Ringan yang Benar dan Aman
cara menggunakan alat pemadam api ringan
Kapanlagi.com - Alat pemadam api ringan atau APAR merupakan perangkat keselamatan yang sangat penting dalam menangani kebakaran pada tahap awal. Namun, memiliki APAR saja tidak cukup jika kita tidak memahami cara menggunakannya dengan benar dan aman.
Kebakaran dapat terjadi kapan saja dan di mana saja, sehingga pengetahuan tentang cara menggunakan alat pemadam api ringan menjadi keterampilan yang wajib dimiliki setiap orang. Penggunaan yang tepat dapat mencegah kebakaran kecil berkembang menjadi bencana yang lebih besar.
Kesalahan dalam mengoperasikan APAR tidak hanya membuat pemadaman menjadi tidak efektif, tetapi juga dapat membahayakan keselamatan pengguna dan orang-orang di sekitarnya. Oleh karena itu, memahami prosedur standar penggunaan APAR sangat penting untuk keselamatan bersama.
Advertisement
Melansir dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Daerah Istimewa Yogyakarta, APAR merupakan perangkat pemadam kebakaran yang dirancang untuk digunakan oleh satu orang dengan berat antara 0,5 kg hingga 16 kg, sehingga mudah dibawa dan digunakan sebagai alat pemadam api portabel yang efektif untuk penanganan dini saat terjadi kebakaran.
1. Pengertian Alat Pemadam Api Ringan (APAR)
Alat Pemadam Api Ringan atau yang disingkat APAR adalah perangkat pemadam kebakaran portabel yang dirancang khusus untuk memadamkan api pada tahap awal sebelum membesar dan menjadi tidak terkendali. APAR memiliki berbagai ukuran mulai dari 0,5 kilogram hingga 16 kilogram, sehingga dapat dibawa dan dioperasikan oleh satu orang tanpa bantuan alat berat.
Fungsi utama APAR adalah sebagai alat proteksi kebakaran pertama yang dapat digunakan dengan cepat saat terjadi kebakaran kecil. Alat ini sangat efektif untuk memadamkan api yang baru terbentuk sebelum berkembang menjadi kebakaran besar yang memerlukan bantuan petugas pemadam kebakaran profesional. Kecepatan respons dalam menggunakan APAR sangat menentukan keberhasilan pemadaman api.
APAR tersedia dalam berbagai jenis media pemadam, seperti air, busa, serbuk kimia kering, dan karbon dioksida. Setiap jenis APAR dirancang untuk menangani kelas kebakaran tertentu, mulai dari kebakaran bahan padat (kelas A), cairan mudah terbakar (kelas B), gas (kelas C), hingga peralatan listrik. Pemilihan jenis APAR yang tepat sangat penting untuk efektivitas pemadaman.
Mengutip dari Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kabupaten Kampar, APAR merupakan salah satu alat penting yang harus diketahui cara penggunaannya agar kebakaran dapat dikendalikan sejak awal sebelum membesar dan membahayakan jiwa maupun harta benda.
Penempatan APAR harus berada di lokasi strategis yang mudah terlihat dan dijangkau oleh semua orang dalam situasi darurat. APAR biasanya dipasang pada ketinggian maksimum 1,2 meter dari lantai agar mudah diambil saat diperlukan. Lokasi pemasangan juga harus mempertimbangkan kondisi suhu ruangan, tidak boleh lebih dari 49°C atau kurang dari 4°C untuk menjaga kualitas dan fungsi alat tetap optimal.
2. Teknik PASS dalam Cara Menggunakan Alat Pemadam Api Ringan
Teknik PASS merupakan metode standar internasional yang digunakan dalam pengoperasian APAR. PASS adalah singkatan dari Pull, Aim, Squeeze, dan Sweep yang merupakan empat langkah sistematis untuk memadamkan api dengan efektif dan aman.
Berikut adalah penjelasan lengkap tentang cara menggunakan alat pemadam api ringan dengan teknik PASS:
- Pull (Tarik) - Langkah pertama adalah menarik pin pengaman atau segel yang berada di bagian tuas APAR. Pin ini berfungsi sebagai pengaman untuk mencegah alat teraktivasi secara tidak sengaja. Pastikan pin ditarik dengan kuat hingga tuas pemicu bebas untuk digunakan. Saat menarik pin, pegang hanya salah satu tuas saja, jangan menekan kedua tuas secara bersamaan agar pin lebih mudah dilepas.
- Aim (Arahkan) - Setelah pin ditarik, pegang bagian ujung selang atau nozzle dengan kuat dan arahkan langsung ke dasar api, bukan ke bagian atas nyala api. Memusatkan semprotan pada bagian dasar api adalah cara paling efektif untuk memadamkan kebakaran dari sumbernya dan mencegah penyebaran lebih lanjut. Posisikan diri pada jarak aman 3-5 meter dari titik api.
- Squeeze (Tekan) - Tekan tuas APAR semaksimal mungkin agar media pemadam dapat keluar dengan tekanan maksimal. Tekan dengan kuat dan terus-menerus selama proses pemadaman berlangsung. Jangan menekan tuas sedikit demi sedikit karena hal ini akan mengurangi efektivitas pemadaman. Pastikan Anda tidak melepas tekanan pada tuas hingga api sepenuhnya padam.
- Sweep (Sapukan) - Kibaskan atau sapukan ujung selang dari kanan ke kiri atau sebaliknya pada sumber api secara perlahan. Gerakan menyapu ini memastikan seluruh area yang terkena api terpapar bahan pemadam secara merata. Tetap fokus menyemprotkan ke dasar api hingga semua api padam, dan jangan lupa untuk selalu menjaga jarak aman saat melakukan penyemprotan.
Mengutip dari Inspektorat Daerah Kabupaten Karangasem, memahami dan menerapkan prosedur penggunaan APAR adalah langkah penting dalam memastikan keselamatan diri dan orang lain, sehingga latihan kebakaran secara rutin dapat membantu mempersiapkan semua orang menghadapi situasi darurat dengan lebih efektif.
3. Jarak Aman dalam Menggunakan APAR
Jarak penggunaan APAR dari sumber api merupakan faktor krusial yang menentukan keselamatan pengguna dan efektivitas pemadaman. Jarak yang terlalu dekat dapat membahayakan pengguna karena paparan panas dan jilatan api yang tinggi, sementara jarak yang terlalu jauh membuat media pemadam tidak efektif mengenai sumber api.
Jarak ideal dan aman saat menggunakan APAR adalah 3-5 meter dari titik api. Pada jarak ini, pengguna masih berada dalam zona aman dari paparan panas berlebihan, namun media pemadam masih dapat menjangkau dan menyelimuti sumber api dengan sempurna. Jarak ini juga memberikan ruang bagi pengguna untuk mundur dengan cepat jika situasi menjadi tidak terkendali.
Jika jarak penyemprotan lebih jauh dari 5 meter, media APAR seperti serbuk kimia kering akan menyebar dan terbawa angin sebelum mencapai sumber api. Hal ini menyebabkan pemadaman menjadi tidak efektif karena konsentrasi media pemadam yang mengenai api menjadi berkurang. Sebaliknya, jika terlalu dekat, pengguna berisiko terkena luka bakar atau terhirup asap beracun.
Posisi berdiri saat menggunakan APAR juga harus diperhatikan. Pastikan Anda berdiri dengan posisi membelakangi arah angin agar asap dan panas tidak mengarah ke tubuh Anda. Selain itu, pastikan jalur evakuasi di belakang Anda tetap terbuka sehingga Anda dapat mundur dengan cepat jika api tidak dapat dikendalikan atau APAR habis sebelum api padam sepenuhnya.
4. Kesalahan Umum dalam Cara Menggunakan Alat Pemadam Api Ringan
Meskipun cara menggunakan alat pemadam api ringan terlihat sederhana, banyak orang yang melakukan kesalahan saat mengoperasikannya. Kesalahan-kesalahan ini dapat mengurangi efektivitas pemadaman bahkan membahayakan keselamatan pengguna.
Berikut adalah kesalahan umum yang harus dihindari saat menggunakan APAR:
- Membawa APAR dengan Cara Dijinjing - Banyak orang membawa APAR dengan cara menenteng atau menjinjing, terutama untuk tabung berukuran besar. Cara ini sangat tidak efisien karena membuat pengguna cepat lelah, terutama jika jarak antara posisi APAR dengan sumber api cukup jauh. Cara yang benar adalah membawa APAR dengan cara dipanggul, sehingga mobilitas lebih mudah dan APAR tidak terasa berat.
- Menekan Tuas Saat Membuka Segel - Kesalahan yang sering terjadi adalah menekan kedua tuas APAR secara bersamaan saat akan menarik pin pengaman. Hal ini menyebabkan pin terjepit dan sulit dilepas, sehingga memperlambat proses pemadaman. Cara yang benar adalah memegang salah satu tuas saja saat menarik pin pengaman agar segel lebih mudah dilepas.
- Memegang Bagian Pangkal atau Tengah Selang - Karena tekanan APAR mencapai 13 bar, selang akan bergerak kesana kemari tidak tentu arah jika tidak dipegang dengan benar. Memegang bagian pangkal atau tengah selang menyebabkan media pemadam tersebar dan tidak fokus pada titik api. Cara yang benar adalah memegang bagian ujung selang atau nozzle dengan kuat dan mengarahkannya langsung ke sumber api.
- Menyemprotkan Media APAR Sedikit Demi Sedikit - Beberapa orang berusaha menghemat media APAR dengan menekan tuas sedikit demi sedikit. Cara ini justru mengurangi efektivitas pemadaman karena tekanan yang dihasilkan tidak maksimal. Cara yang benar adalah menekan tuas secara penuh dan terus-menerus sampai api benar-benar padam, karena media APAR dapat diisi ulang kembali.
- Tidak Mengidentifikasi Jenis Api - Menggunakan APAR tanpa mengidentifikasi jenis api terlebih dahulu dapat berbahaya. Misalnya, menggunakan APAR jenis air pada kebakaran listrik dapat menyebabkan sengatan listrik. Pastikan Anda memahami jenis kebakaran dan memilih APAR yang sesuai sebelum melakukan pemadaman.
- Menyemprotkan ke Bagian Atas Api - Banyak orang yang menyemprotkan media pemadam ke bagian atas nyala api, padahal cara ini tidak efektif. Media pemadam harus disemprotkan ke dasar api atau sumber api agar dapat memutus reaksi pembakaran dari akarnya dan mencegah api menyala kembali.
5. Jenis-Jenis APAR dan Penggunaannya
Memahami jenis-jenis APAR sangat penting dalam cara menggunakan alat pemadam api ringan yang efektif. Setiap jenis APAR memiliki media pemadam yang berbeda dan dirancang untuk menangani kelas kebakaran tertentu.
Berikut adalah jenis-jenis APAR yang umum digunakan:
- APAR Air (Water Extinguisher) - APAR jenis ini menggunakan air bertekanan sebagai media pemadam dan sangat efektif untuk memadamkan kebakaran kelas A, yaitu kebakaran bahan padat seperti kayu, kertas, kain, dan sampah kering. Air bekerja dengan cara mendinginkan suhu bahan yang terbakar hingga di bawah titik nyala. Namun, APAR air tidak boleh digunakan pada kebakaran listrik karena air dapat menghantarkan listrik dan menyebabkan sengatan listrik yang fatal.
- APAR Busa (Foam Extinguisher) - APAR busa cocok untuk memadamkan kebakaran kelas A dan B. Busa bekerja dengan cara menutup permukaan bahan bakar cair seperti bensin, solar, atau minyak sehingga oksigen tidak dapat masuk dan reaksi pembakaran terhenti. APAR busa juga memiliki efek pendinginan yang membantu mencegah api menyala kembali setelah dipadamkan.
- APAR Serbuk Kimia Kering (Dry Chemical Powder Extinguisher) - Jenis APAR ini paling umum dan multifungsi karena dapat digunakan pada kebakaran kelas A (bahan padat), kelas B (cairan mudah terbakar), dan kelas C (gas). Serbuk kimia kering bekerja dengan cara memutus reaksi kimia dalam segitiga api dan membentuk lapisan yang mengisolasi bahan bakar dari oksigen. APAR jenis ini sangat efektif dan serbaguna untuk berbagai situasi kebakaran.
- APAR Karbon Dioksida (CO2 Extinguisher) - APAR CO2 sangat efektif untuk memadamkan kebakaran peralatan listrik dan kebakaran cairan mudah terbakar. Karbon dioksida bekerja dengan cara menggantikan oksigen di sekitar area kebakaran sehingga api padam karena kekurangan oksigen. Keunggulan APAR CO2 adalah tidak meninggalkan residu setelah digunakan, sehingga aman untuk peralatan elektronik sensitif.
- APAR Khusus untuk Logam (Metal Fire Extinguisher) - APAR jenis ini dirancang khusus untuk memadamkan kebakaran kelas D, yaitu kebakaran yang melibatkan bahan-bahan logam seperti magnesium, titanium, sodium, dan kalium. Kebakaran logam memerlukan media pemadam khusus karena tidak dapat dipadamkan dengan air atau media pemadam konvensional lainnya.
Mengutip dari Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kabupaten Kampar, pengetahuan tentang jenis dan cara penggunaan APAR sangat penting untuk melindungi diri, keluarga, dan lingkungan sekitar dari risiko kebakaran yang lebih besar.
6. Perawatan dan Inspeksi APAR
Memiliki APAR saja tidak cukup untuk menjamin keselamatan dari kebakaran. APAR harus dirawat dan diinspeksi secara berkala agar selalu dalam kondisi siap pakai saat dibutuhkan. Perawatan yang baik akan memastikan APAR berfungsi optimal ketika terjadi situasi darurat.
Inspeksi visual APAR harus dilakukan minimal sebulan sekali untuk memastikan kondisi fisik tabung, selang, dan komponen lainnya dalam keadaan baik. Periksa apakah pin pengaman masih terpasang dengan baik, segel tidak rusak, dan tidak ada tanda-tanda korosi atau kebocoran pada tabung. Pressure gauge atau indikator tekanan harus menunjukkan angka pada zona hijau yang menandakan tekanan masih normal.
Penempatan APAR harus memenuhi standar keselamatan yang telah ditetapkan. APAR harus dipasang pada posisi yang mudah dilihat dan dijangkau, tidak terhalangi oleh benda apapun, dan dilengkapi dengan signage atau tanda yang jelas. Ketinggian pemasangan maksimal 1,2 meter dari lantai memudahkan akses cepat saat darurat. APAR juga harus terlindung dari paparan sinar matahari langsung dan kondisi cuaca ekstrem.
Pemeriksaan teknis oleh teknisi bersertifikat harus dilakukan minimal setahun sekali. Pemeriksaan ini meliputi pengecekan tekanan internal, kondisi media pemadam, dan fungsi keseluruhan komponen APAR. Jika ditemukan kerusakan atau tekanan berkurang, APAR harus segera diisi ulang atau diperbaiki oleh penyedia layanan yang kompeten.
Pencatatan hasil inspeksi harus dilakukan dengan baik menggunakan kartu inspeksi atau tag yang ditempelkan pada tabung APAR. Kartu ini mencatat tanggal inspeksi, kondisi APAR, dan tanda tangan petugas yang melakukan inspeksi. Dokumentasi ini penting untuk memastikan APAR selalu dalam kondisi siap pakai dan memenuhi standar keselamatan yang berlaku.
Pelatihan penggunaan APAR secara berkala juga merupakan bagian penting dari program perawatan. Karyawan atau penghuni gedung harus dilatih cara menggunakan alat pemadam api ringan dengan benar melalui simulasi kebakaran. Pelatihan ini memastikan setiap orang dapat merespons dengan cepat dan tepat saat terjadi kebakaran, sehingga meminimalkan risiko kerugian jiwa dan harta benda.
7. FAQ (Pertanyaan yang Sering Diajukan)
1. Apa yang dimaksud dengan teknik PASS dalam penggunaan APAR?
Teknik PASS adalah metode standar penggunaan APAR yang terdiri dari empat langkah: Pull (tarik pin pengaman), Aim (arahkan nozzle ke dasar api), Squeeze (tekan tuas untuk mengeluarkan media pemadam), dan Sweep (sapukan nozzle dari kiri ke kanan secara perlahan). Teknik ini merupakan cara paling efektif dan aman untuk memadamkan api menggunakan APAR.
2. Berapa jarak aman saat menggunakan APAR untuk memadamkan api?
Jarak aman dan efektif saat menggunakan APAR adalah 3-5 meter dari titik api. Jarak ini memberikan keamanan bagi pengguna dari paparan panas berlebihan, sekaligus memastikan media pemadam dapat mengenai sumber api dengan konsentrasi yang cukup untuk memadamkan api secara efektif tanpa terlalu menyebar.
3. Apakah semua jenis APAR bisa digunakan untuk semua jenis kebakaran?
Tidak, setiap jenis APAR dirancang untuk menangani kelas kebakaran tertentu. APAR air untuk kebakaran bahan padat (kelas A), APAR busa untuk bahan padat dan cairan (kelas A dan B), APAR powder untuk bahan padat, cairan, dan gas (kelas A, B, C), APAR CO2 untuk listrik dan cairan, serta APAR khusus untuk kebakaran logam (kelas D). Menggunakan jenis APAR yang salah dapat berbahaya dan tidak efektif.
4. Bagaimana cara membawa APAR yang benar ke lokasi kebakaran?
Cara membawa APAR yang benar adalah dengan memangkulnya di bahu, bukan dijinjing atau ditenteng. Cara ini lebih efisien karena tidak membuat pengguna cepat lelah, terutama untuk tabung berukuran besar. Membawa APAR dengan cara dipanggul juga memudahkan mobilitas dan memungkinkan pengguna bergerak lebih cepat menuju lokasi kebakaran.
5. Apa yang harus dilakukan jika api tidak padam setelah menggunakan satu tabung APAR?
Jika api tidak padam setelah menggunakan satu tabung APAR, segera evakuasi area tersebut dan hubungi petugas pemadam kebakaran profesional. Jangan mencoba memadamkan api sendirian jika situasi sudah di luar kendali. Prioritaskan keselamatan diri dan orang lain dengan melakukan evakuasi melalui jalur yang aman sambil menunggu bantuan petugas pemadam kebakaran.
6. Seberapa sering APAR harus diperiksa dan dirawat?
APAR harus diinspeksi secara visual minimal sebulan sekali untuk memastikan kondisi fisik dan tekanan masih normal. Pemeriksaan teknis oleh teknisi bersertifikat harus dilakukan minimal setahun sekali untuk mengecek kondisi internal, media pemadam, dan fungsi keseluruhan komponen. Jika ditemukan kerusakan atau tekanan berkurang, APAR harus segera diisi ulang atau diperbaiki.
7. Apakah boleh menggunakan APAR air untuk memadamkan kebakaran listrik?
Tidak boleh, menggunakan APAR air untuk memadamkan kebakaran listrik sangat berbahaya karena air dapat menghantarkan listrik dan menyebabkan sengatan listrik yang fatal bagi pengguna. Untuk kebakaran yang melibatkan peralatan listrik, gunakan APAR jenis CO2 atau powder yang tidak menghantarkan listrik dan aman untuk peralatan elektronik.
(kpl/fed)
Advertisement
-
Teen - Fashion Kasual Celana Jeans Ala Anak Skena: Pilihan Straight sampai Baggy yang Wajib Dicoba
-
Teen - Lifestyle Gadget Smartwatch Kece Buat Gen Z yang Stylish, Fungsional, dan Nggak Bikin Kantong Kaget