Cara Menggunakan Kain Ihram: Panduan Lengkap untuk Jamaah Haji dan Umrah
Larangan-Larangan Selama Mengenakan Kain Ihram
Kapanlagi.com - Kain ihram merupakan pakaian khusus yang dikenakan oleh jamaah haji dan umrah sebagai simbol kesucian dan kesetaraan di hadapan Allah SWT. Memahami cara menggunakan kain ihram dengan benar adalah langkah penting untuk memastikan ibadah berjalan sesuai syariat Islam.
Bagi jamaah yang baru pertama kali menunaikan ibadah haji atau umrah, mengenakan kain ihram mungkin terasa asing dan memerlukan latihan. Namun dengan panduan yang tepat, proses ini dapat dilakukan dengan mudah dan nyaman.
Artikel ini akan membahas secara lengkap tentang cara menggunakan kain ihram, mulai dari persiapan hingga tata cara pemakaian yang sesuai dengan tuntunan Rasulullah SAW. Melansir dari bpkh.go.id, ihram bukan hanya sekadar mengenakan pakaian khusus, tetapi merupakan niat untuk melaksanakan ibadah haji atau umrah yang kemudian diikuti dengan melakukan amalan-amalan ibadah tersebut.
Advertisement
1. Pengertian dan Makna Ihram dalam Ibadah Haji dan Umrah
Secara etimologi, ihram memiliki arti menahan atau melarang. Sedangkan secara syariat, ihram adalah niat untuk melaksanakan ibadah haji atau umrah yang kemudian diikuti dengan melakukan amalan-amalan haji atau umrah. Ihram menandai dimulainya rangkaian ibadah dan merupakan salah satu rukun yang tidak boleh ditinggalkan.
Kain ihram untuk laki-laki terdiri dari dua lembar kain putih yang tidak dijahit, satu untuk bagian bawah (izar) dan satu untuk bagian atas (rida). Sementara untuk perempuan, pakaian ihram adalah pakaian yang menutup seluruh aurat kecuali wajah dan telapak tangan. Kesederhanaan pakaian ini melambangkan kesetaraan semua umat Muslim di hadapan Allah SWT, tanpa memandang status sosial atau kekayaan.
Jamaah haji atau umrah yang sedang dalam keadaan ihram harus menahan diri dari kegiatan-kegiatan yang dilarang, seperti memburu hewan, menggunakan wewangian pada pakaian, memotong kuku atau rambut, dan melakukan maksiat lainnya. Apabila melanggar larangan-larangan yang sudah ditentukan, maka wajib membayar kafarat atau denda.
Ihram dimulai dari miqat yang sudah ditentukan sesuai wilayah dan diakhiri dengan melakukan tahallul, yakni memotong rambut minimal tiga helai. Bagi jamaah Indonesia, miqat biasanya dimulai dari Jeddah sebelum menuju ke Mekkah.
2. Persiapan Sebelum Mengenakan Kain Ihram
Sebelum mengenakan kain ihram, ada beberapa persiapan penting yang harus dilakukan. Persiapan ini merupakan bagian dari sunnah yang dianjurkan untuk menyempurnakan ibadah. Langkah pertama adalah membersihkan diri dengan melakukan mandi sunnah ihram, mencukur kumis, bulu ketiak, dan bulu kemaluan, serta memotong kuku.
Setelah membersihkan diri, jamaah dianjurkan untuk menggunakan wewangian atau parfum pada tubuh, seperti kepala, jenggot, dan ketiak. Namun perlu diingat, wewangian hanya boleh digunakan pada tubuh, bukan pada kain ihram. Mengutip dari bpkh.go.id, Aisyah ra. pernah berkata: "Aku memakaikan wangi-wangian kepada Nabi untuk ihramnya sebelum berihram, dan halalnya sebelum thawaf di Kabah."
Langkah berikutnya adalah menunaikan shalat sunnah ihram dua rakaat. Pada rakaat pertama membaca surah Al Fatihah dan Al Kafirun, kemudian rakaat kedua membaca Al Fatihah dan Al Ikhlas. Shalat ini sebaiknya dilakukan setelah shalat fardhu jika waktunya bertepatan, atau dapat dilakukan secara tersendiri.
Setelah semua persiapan selesai, jamaah siap untuk mengenakan kain ihram dan membaca niat ihram. Persiapan yang matang akan membantu jamaah merasa lebih nyaman dan khusyuk dalam menjalankan ibadah.
3. Cara Menggunakan Kain Ihram untuk Jamaah Laki-Laki
Cara menggunakan kain ihram untuk laki-laki memerlukan teknik khusus agar kain tidak mudah lepas selama beraktivitas. Berikut adalah langkah-langkah lengkapnya:
- Mengenakan Izar (Kain Bagian Bawah) - Ambil satu lembar kain ihram dan lilitkan di pinggang seperti mengenakan sarung. Pastikan kain menutupi aurat dari pusar hingga bawah lutut. Ikat kain dengan kuat menggunakan ikat pinggang atau sabuk khusus ihram agar tidak melorot saat berjalan atau duduk. Pastikan lipatan tidak terlalu kencang agar tetap nyaman untuk bergerak.
- Mengenakan Rida (Kain Bagian Atas) - Ambil lembar kain kedua dan selempangkan dari bahu kiri ke bawah ketiak kanan seperti selendang. Kain ini akan menutupi kedua pundak dan dada. Kaitkan ujung-ujung kain agar tidak mudah terlepas saat beraktivitas.
- Posisi Khusus Saat Tawaf - Ketika melakukan tawaf qudum (tawaf pertama kali tiba di Mekkah), buka pundak kanan dengan menjadikan tengah selendang di bawah ketiak kanan dan kedua ujung selendang pada pundak kiri. Ini disebut idlithiba dan merupakan sunnah Nabi SAW. Setelah selesai tawaf, kembalikan selendang untuk menutupi kedua pundak.
- Memastikan Kain Tidak Menyentuh Tanah - Pastikan kain ihram tidak melewati batas mata kaki dan tidak terkena kotoran. Jaga kebersihan kain selama dalam keadaan ihram.
- Menggunakan Alas Kaki yang Tepat - Kenakan sandal yang terbuka dan tidak menutupi bagian atas kaki. Jari-jari kaki harus terlihat sesuai dengan ketentuan ihram.
Jamaah laki-laki tidak diperbolehkan mengenakan pakaian berjahit seperti kaus, celana, atau pakaian dalam selama dalam keadaan ihram. Kepala juga tidak boleh ditutupi dengan topi, peci, atau penutup kepala lainnya. Namun, menggunakan ikat pinggang atau sabuk untuk mengencangkan kain diperbolehkan dan tidak termasuk pakaian berjahit yang dilarang.
4. Cara Menggunakan Kain Ihram untuk Jamaah Perempuan
Cara menggunakan kain ihram untuk perempuan berbeda dengan laki-laki. Perempuan mengenakan pakaian yang menutup seluruh aurat kecuali wajah dan telapak tangan. Berikut panduannya:
- Memilih Pakaian yang Tepat - Pilih pakaian yang longgar, tidak ketat, dan menutupi seluruh tubuh. Pakaian sebaiknya berwarna putih atau warna yang tidak mencolok. Gamis atau baju kurung panjang dengan kerudung yang menutupi dada adalah pilihan yang ideal.
- Bagian Bawah - Kenakan rok atau celana panjang yang mencapai tumit. Gunakan kaos kaki panjang untuk menutupi kaki. Pilih sepatu yang tidak bertumit tinggi dan terbuat dari bahan yang nyaman seperti karet atau kulit.
- Bagian Atas - Kenakan baju dengan lengan panjang yang mencapai pergelangan tangan. Pastikan baju cukup longgar dan tidak memperlihatkan lekuk tubuh. Gunakan kerudung panjang yang menutupi dada dan tidak transparan.
- Ketentuan Wajah dan Tangan - Wajah dan telapak tangan tidak boleh ditutupi dengan cadar atau sarung tangan selama dalam keadaan ihram. Namun, jika ada kebutuhan untuk menutup wajah dari pandangan laki-laki yang bukan mahram, boleh menutup wajah dengan kain yang tidak menempel langsung pada wajah.
- Menghindari Perhiasan Berlebihan - Hindari mengenakan perhiasan yang mencolok atau berlebihan. Kesederhanaan adalah kunci dalam berpakaian ihram.
Perempuan yang sedang haid atau nifas tetap dianjurkan untuk mandi sunnah ihram dan mengenakan pakaian ihram. Mereka tetap dapat memasuki keadaan ihram meskipun tidak dapat melakukan tawaf hingga suci kembali. Melansir dari bpkh.go.id, kebersihan dan kesucian menjadi syarat mutlak dalam setiap ibadah, termasuk dalam melaksanakan rukun haji dan umrah.
5. Larangan-Larangan Selama Mengenakan Kain Ihram
Setelah mengenakan kain ihram dan membaca niat, jamaah memasuki keadaan ihram yang memiliki berbagai larangan. Memahami larangan ini penting untuk menjaga kesempurnaan ibadah:
- Menggunakan Wewangian - Dilarang menggunakan parfum, minyak wangi, atau kosmetik yang mengandung wewangian pada pakaian ihram atau tubuh setelah berniat ihram. Wewangian hanya boleh digunakan sebelum niat ihram.
- Memotong Kuku atau Rambut - Jamaah tidak boleh memotong kuku, rambut, atau bulu di tubuh selama dalam keadaan ihram. Namun, jika ada kuku yang pecah dan menyebabkan rasa sakit, boleh dipotong tanpa harus membayar denda.
- Mengenakan Pakaian Berjahit (Laki-laki) - Laki-laki dilarang mengenakan pakaian yang dijahit seperti kemeja, celana, atau pakaian dalam. Larangan ini tidak berlaku untuk perempuan.
- Menutup Kepala (Laki-laki) dan Wajah (Perempuan) - Laki-laki tidak boleh menutup kepala dengan topi atau peci. Perempuan tidak boleh menggunakan cadar atau sarung tangan yang menempel pada wajah dan tangan.
- Berburu Binatang - Dilarang berburu binatang darat atau memakannya selama dalam keadaan ihram. Memotong pohon atau mencabut rumput di tanah haram juga dilarang.
- Bersenggama dan Berhubungan Intim - Suami istri dilarang melakukan hubungan intim selama dalam keadaan ihram. Pelanggaran ini dapat merusak ibadah haji atau umrah.
- Menikah atau Menikahkan - Jamaah yang sedang ihram tidak boleh menikah atau menjadi wali dalam akad nikah. Akad nikah yang dilakukan saat ihram dianggap tidak sah.
- Berdebat dan Bertengkar - Jamaah harus menjaga lisan dan menghindari perdebatan, pertengkaran, atau perkataan kasar. Fokus ibadah harus dijaga dengan menjauhi hal-hal yang sia-sia.
Jika melanggar larangan-larangan tersebut, jamaah wajib membayar dam atau denda, yakni dengan menyembelih seekor kambing, berpuasa tiga hari, atau memberi makan enam orang miskin. Ketentuan ini sesuai dengan firman Allah dalam QS Al-Baqarah ayat 196.
6. Tips Praktis Merawat dan Mengganti Kain Ihram
Selama menjalankan ibadah haji atau umrah, jamaah mungkin perlu merawat atau mengganti kain ihram. Berikut beberapa tips praktis yang perlu diketahui:
Jamaah diperbolehkan mencuci kain ihram jika kotor atau berkeringat. Setelah dicuci, kain dapat dikenakan kembali atau diganti dengan kain ihram yang baru. Tidak ada larangan untuk berganti kain ihram selama masih dalam keadaan ihram, asalkan kain pengganti memenuhi syarat yang sama.
Jika kain ihram robek atau rusak, segera ganti dengan kain yang baru. Pastikan kain pengganti juga berwarna putih dan tidak dijahit. Membawa kain ihram cadangan adalah langkah bijak untuk mengantisipasi situasi darurat.
Untuk menjaga kain tetap bersih, hindari tempat-tempat yang kotor atau berdebu. Saat makan atau minum, berhati-hatilah agar makanan atau minuman tidak tumpah pada kain. Jika terkena najis, segera cuci bagian yang terkena najis tersebut.
Menggunakan ikat pinggang atau sabuk khusus ihram sangat membantu menjaga kain bagian bawah tetap kencang dan tidak mudah melorot. Sabuk ini dapat dibeli di toko-toko perlengkapan haji atau dibawa dari tanah air. Pastikan sabuk tidak mengandung logam atau bahan yang dilarang.
Saat tidur, jamaah tetap harus mengenakan kain ihram. Gunakan selimut atau kain tambahan jika udara dingin, tetapi pastikan kain ihram tetap terpasang dengan benar. Jika kain terlepas saat tidur, segera kenakan kembali dengan cara yang benar.
Bagi jamaah yang kesulitan mengenakan kain ihram karena kondisi kesehatan tertentu, seperti sakit atau lanjut usia, diperbolehkan meminta bantuan orang lain. Jika benar-benar tidak mampu mengenakan kain ihram, jamaah dapat mengenakan pakaian biasa dan wajib membayar fidyah sesuai ketentuan syariat.
7. FAQ (Pertanyaan yang Sering Diajukan)
Apakah boleh mengenakan pakaian dalam saat memakai kain ihram?
Untuk laki-laki, tidak diperbolehkan mengenakan pakaian dalam atau celana dalam selama dalam keadaan ihram karena termasuk pakaian berjahit yang dilarang. Namun, untuk perempuan diperbolehkan mengenakan pakaian dalam asalkan tertutup oleh pakaian ihram yang longgar dan menutup aurat.
Bagaimana jika kain ihram terlepas saat sedang beraktivitas?
Jika kain ihram terlepas, segera kenakan kembali dengan cara yang benar. Tidak ada denda atau kafarat untuk hal ini, namun usahakan untuk selalu memastikan kain terpasang dengan kuat menggunakan ikat pinggang atau sabuk agar tidak mudah lepas.
Apakah warna kain ihram harus putih?
Meskipun sangat dianjurkan menggunakan kain ihram berwarna putih sesuai sunnah Rasulullah SAW, namun secara syariat tidak ada kewajiban mutlak. Yang terpenting adalah kain tidak dijahit dan memenuhi syarat menutup aurat. Namun, warna putih melambangkan kesucian dan kesetaraan sehingga lebih utama.
Bolehkah menggunakan sandal jepit saat ihram?
Ya, boleh menggunakan sandal jepit atau sandal terbuka asalkan bagian atas kaki dan jari-jari kaki tidak tertutup sepenuhnya. Sandal yang digunakan sebaiknya nyaman untuk berjalan jauh karena jamaah akan banyak berjalan selama ibadah haji atau umrah.
Apakah perempuan boleh mengenakan kaos kaki saat ihram?
Ya, perempuan dianjurkan bahkan diwajibkan mengenakan kaos kaki untuk menutupi kaki selama dalam keadaan ihram. Berbeda dengan laki-laki yang harus membiarkan bagian atas kaki terbuka, perempuan harus menutup seluruh tubuh kecuali wajah dan telapak tangan.
Bagaimana cara mengatasi kain ihram yang terlalu panjang atau pendek?
Jika kain terlalu panjang, lipat bagian atas kain saat melilit di pinggang agar panjangnya sesuai. Pastikan kain tidak menyentuh tanah atau melewati mata kaki. Jika terlalu pendek dan tidak menutup aurat dengan sempurna, sebaiknya ganti dengan kain yang ukurannya lebih sesuai untuk menghindari terbukanya aurat.
Apakah ada perbedaan cara menggunakan kain ihram untuk haji dan umrah?
Tidak ada perbedaan dalam cara menggunakan kain ihram antara haji dan umrah. Tata cara, syarat, dan larangan ihram berlaku sama untuk kedua ibadah tersebut. Yang membedakan hanya rangkaian ibadah setelah ihram dan durasi waktu berada dalam keadaan ihram, dimana haji memiliki rangkaian yang lebih panjang dibandingkan umrah.
(kpl/fed)
Advertisement