Shah Rukh Khan Dukung Larangan Adegan Merokok

Penulis: Editor KapanLagi.com

Diperbarui: Diterbitkan:

Kapanlagi.com - Bintang film terkemuka India Shah Rukh Khan mendukung kebijakan larangan adegan merokok dalam film-film produksi Bollywood meski sebagian pihak menentangnya.
Dukungan Shah Rukh Khan terhadap kebijakan larangan adegan merokok dalam film-film India itu dilontarknya di tengah melebarnya perbedaan pro dan kontra dalam hal itu. Di Mummbai, ribuan anak-anak sekolah hari Jumat turun (17/6) ke jalan-jalan mendukung larangan itu.
"Saya setuju dengan keputusan pemerintah untuk melarang (adegan-adegan) merokok dalam layar lebar," kata Khan, nama yang merupakan dayatarik terbesar untuk film-film sukses.
Khan menambahkan pemerintah tentu telah mempertimbangkan secara mendalam keputusan yang diambilnya untuk melarang adegan-adegan merokok dalam film-film yang diberlakukan mulai tahun ini tersebut.
Namun, tidak sedikit pula pihak yang mengecam kebijakan larangan adegan merokok tersebut, selain dengan argumentasi menghambat kreativitas, juga untuk kewajaran alur cerita. "Saya kira Bollywood sedang dijadikan kambing hitam," kata aktor John Abraham.
"Kalau orang membuat film mengenai para gangster....anda tak berharap bahwa mereka tak akan merokok dalam film itu," kata Abraham yang menambahkan ia menghormati niatan larangan itu namun obyektivitasnya akan sirna karena tak seorangpun merokok hanya karena melihat jagoannya menyalakan sebatang rokok pada layar lebar.
Aktor Aamir Khan mengatakan larangan itu akan mempersulit menciptakan karakter negatif di layar film. "Kadang-kadang merokok mencerminkan kepribadian dari sang karakter dan jika larangan diberlakukan akan culit menciptakan kenegatifan.
Kalangan terkemuka industri film India, Rabu lalu, juga mengecam keputusan pemerintah federal yang melarang adegan merokok dalam film dengan alasan larangan tersebut sama sekali tidak masuk akal.
"Melarang adegan merokok adalah sesuatu yang tidak masuk akal menurut saya," kata Sutradara Shyam Benegal yang menambahkan bahwa pemerintah harus memperhatikan akibat buruk merokok terhadap kesehatan penduduknya, tetapi harusn juga dipikirkan secara serius akibat dari pelarangan itu.
Menurut dia, pemerintah harus menyeimbangkan keputusannya dengan mempelajari ongkos kesehatan akibat merokok, kucuran finansial, pendapatan ekonomi dari rokok serta masalah tenaga kerja dan ekonomi produksi.
Produser film Mahesh Bhatt mengatakan jika pemerintah menerapkan larangan tersebut, maka kaum industri perfilman akan menerapkannya karena sistem demokrasi yang mereka anut. Namun secara pribadi ia mengatakan larangan itu sebenarnya bukanlah sesuatu yang tidak masuk akal.
"Keputusan itu memang terdengar kekanak-kanakan dan tidak sesuai dengan abad ke-21. Mereka seharusnya menemukan cara lain untuk menyelesaikan masalah ini melalui upaya keras mereka yang tidak terlalu membuat sensitif industri film," katanya.
Bhatt juga menyarankan dialog antara pemerintah dan industri film untuk membicarakan masalah pelarangan adegan merokok itu. Menurut dia daripada menerapkan keputusan seperti itu, mekanisme peraturan berdasarkan kesadaran sendiri akan lebih baik.
Sutradara veteran Yash Chopra mengatakan India memang harus melakukan sesuatu untuk mengatasi masalah kebiasaan merokok, tetapi menerapkan larangan adegan merokok dalam film adalah keputusan yang tidak tepat.
"Kami semua tahu merokok jelek untuk kesehatan, tetapi dalam film apabila kami ingin menggambarkan sebuah karakter, adegan merokok tidak dapat kami hindari," katanya.
Untuk pembangunan karakter dan kreativitas, lanjutnya, para sutradara akan mengambil adegan merokok.
Sedangkan aktor terkemuka Om Puri mengatakan jika pemerintah melarang adegan merook dalam film, maka mereka mereka terlebih dahulu harus melarang semua perusahaan rokok untuk memasang iklan yang mempromosikan rokok.
"Tentu saja, saya setuju kita semua harus tidak mendukung kebiasaan merokok," ujarnya.
Dalam hubungan itu, mayoritas film India produksi 1999-2002 menggambarkan adegan-adegan tembako dan mengajak remaja untuk merokok, menurut studi Organisasi Kesehatan se-Dunia (WHO).
Studi WHO itu mendapati 76% dari 440 film India yang diedarkan dalam kurum waktu 1999-2002 berisi adegan-adegan merokok yang rawan bagi remaja karena mudah untuk mengikutinya agar kelihatan "gaya".
"Sebelumnya, adegan-adegan merokok kebanyakan terbatas hanya bagi peranan penjahat, tapi belakangan kecenderungannya diikuti pula oleh bintang utama," kata aktivis anti-tembako dan kepala Kolese Kesehatan Gigi Pemerintah di Indore, B. M Shrivastava. yang menambahkan itu sebabnya mengapa terjadi kenaikan jumlah remaja perokok di India.
Pemerintah AS, kata Shrivastava, menyadari bahaya yang diakibatkan tembako sehingga mendesak agar Hollywood menghindari adegan-adegan merokok dalam film-film produksinya.
Bahkan dalam pesta-pesta penyerahan hadiah penghargaan bagi film-film terbaik Hollywood, lagu tema yang diperdengarkan didasarkan pada kampanye anti-tembako.
Hasil studi menunjukkan dari 4.000 jenis kandungan kimia dalam tembako, 50 di antaranya bersifat pemicu kanker. Kecanduan mengisap tembako tercatat sebagai salah satu penyebab utama dari kematian sekitar 5,0 juta orang per tahun akibat kanker, angka ini diproyeksikan bisa melonjak menjadi lipat dua pada tahun 2025. (kpl/)

(Lagi-lagi bikin heboh! Setelah bucin-bucinan, sekarang Erika Carlina dan DJ Bravy resmi putus!)

()

Rekomendasi
Trending