Luna Maya Main Film 'GJLS: IBUKU IBU-IBU', Akui Selama Proses Syuting Sangat Menyenangkan

Luna Maya Main Film 'GJLS: IBUKU IBU-IBU', Akui Selama Proses Syuting Sangat Menyenangkan
Luna Maya © KapanLagi.com/Adrian Utama Putra

Kapanlagi.com - Podcats GJLS melebarkan sayap mereka ke layar lebar lewat film panjang perdana berjudul GJLS: IBUKU IBU-IBU. Film ini menandai gebrakan baru dari trio Hifdzi Khoir, Rigen Rakelna, dan Ananta Rispo yang dikenal lewat konten digital mereka.

Proyek ini bukan cuma jadi ajang pembuktian GJLS, tapi juga menggaet sejumlah aktor besar untuk ikut bergabung. Luna Maya jadi salah satu yang tertantang ikut ambil bagian di film komedi ini. Ia menjelaskan selama syuting film ini selalu menyenangkan.

"Ya tantangan cukup menyenangkan, kalau main komedi itu selalu. Tantangan nggak bisa serius, selalu ketawa, tidak pakem dengan script, selalu ke mana-mana berkembang. Biasalah, mereka kayaknya jarang main film ya, jadi script itu hanya sekadar," kata Luna di Mall Kota Kasablanka, Jumat (23/5/2025).

1. Sesuatu yang Luar Biasa

Sementara itu, Bucek Deep menganggap proyek ini sebagai sesuatu yang luar biasa, terutama karena gaya komedinya yang berbeda dari kebanyakan film. Ia menyambut tantangan tersebut sebagai proses belajar.

"Luar biasa banget, tapi juga ini buat gue challenge dari Monty, ketemu lagi bikin film. Pas pertama ketemu, kata Monty mau bikin film tergoblok. Ini komedi yang smart, gue bukan komedian dan di film ini gue nggak melucu, gue hanya berperan sesuai kapasitas gue," ujar Bucek.

Bucek juga menyoroti interaksinya dengan para pemain utama yang menurutnya sangat eksplosif di lokasi syuting. Ia bahkan menyebut Rispo sebagai “masalah” karena karakternya yang sulit ditebak.

2. Terasa Sangat Berbeda

Luna Maya © KapanLagi.com/Adrian Utama Putra

"Adegan sama tiga orang ini pecah. Gue sama Rispo, problem orang ini buat aktor-aktor. Dia scientific itu. Gue kan aktor ecek-ecek, agak susah ikutinnya. Gue bahagia banget diajak gabung, menambah pengetahuan gue tentang film komedi,” ujarnya.

Meski sudah pernah bermain di film bergenre komedi sebelumnya, Bucek menyebut proyek kali ini terasa sangat berbeda. Menurutnya, film ini membawa pendekatan cerdas dan tidak bergantung pada kelucuan spontan.

“Gue pernah main film komedi, tapi ini beda, ini smart. Gue nggak diminta buat lucu, cuma ikutin skenario, tapi hasilnya bagus. Semoga yang nonton bisa segoblok gue,” katanya.

3. Mewakili Semangat GJLS

Sutradara Monty Tiwa turut menjelaskan asal-usul pemilihan judul film yang terkesan absurd, yakni Ibuku Ibu-Ibu. Judul ini katanya mewakili semangat GJLS yang nyeleneh namun jujur.

“Saya lupa, kalau nggak salah saya tanya judul yang cocok apa ya, berbagai opsi udah kita obrolin. Tapi ini judul yang mewakili. Kalau dengar kan nggak jelas, aneh banget, GJLS banget. Ukurannya itu goblok,” ujar Monty.

4. Cerminan Kekacauan

Menurut Monty, istilah “goblok” dalam konteks ini bukan sekadar ejekan, tapi lebih sebagai cerminan kekacauan yang ada dalam kehidupan sehari-hari masyarakat. Ia ingin mengangkat absurditas itu ke layar lebar.

“Diksi goblok, goblok apa? No IQ, bego atau apa. Kenapa kita bilang siap goblok? Kayaknya negatif, tapi enggak juga. Kita hidup di negara yang random, saya berani bilang ini film yang banyak langgar aturan. Makanya judulnya Ibuku Ibu-Ibu,” tutup Monty.

Film GJLS: IBUKU IBU-IBU menjadi debut layar lebar trio komika GJLS yang sebelumnya dikenal lewat konten digital dan podcast.

Rekomendasi
Trending