Hanya Ingin Hidup Benar dan Meninggal dengan Tenang, Akri Patrio Tolak Tawaran Untuk Terjun Ke Dunia Politik

Penulis: Editor KapanLagi.com

Diterbitkan:

Hanya Ingin Hidup Benar dan Meninggal dengan Tenang, Akri Patrio Tolak Tawaran Untuk Terjun Ke Dunia Politik
Akri Patrio © aktripatriotv

Kapanlagi.com - Pelawak senior Akri Patrio diketahui kini sudah jarang muncul di televisi semenjak berhijrah. Akri pun diketahui sering memberikan dakwah sebagai penceramah, namun ia enggan apabila dirinya di sebut Ustaz.

Tak hanya itu, semenjak jarang muncul di layar kaca berbagai tawaran pun diterima oleh salah satu punggawa grup lawak Patrio ini. Seperti tawaran untuk terjun ke dunia politik juga di terima olehnya.

Tawaran tersebut datang dari rekannya yakni Eko Patrio. Akan tetapi, Akri enggan menerima hal tersebut karena suatu alasan.

"Sempat. Bahkan pimpinannya Eko juga sempet ngajak. Saya pernah nge-MC di partainya, ge-erlah sempat ditawari," ungkap Akri saat ditemui di kawasan Depok, jawa Barat belum lama ini.

1. Tak Direstui

Akri Patrio © aktripatriotv

Akri pun menjelaskan alasannya menolak tawaran tersebut. Ia mengatakan semua karena pesan sang ayah yang tak merestui apabila dirinya terjun ke duani politik.

"Cuma, pesen bapak saya ringan, kata bapak saya, 'Jadi RT juga jangan. Kalau hidup nggak mau capek, kalau hidup nggak mau pusing, jadi RT juga jangan'. Kata bapak, 'Ngurusin anak aja capek, ngurusin keluarga aja capek, duit juga perlu apalagi ngurusin rakyat'," ujarnya.

"Jadi, apa kapasitas saya, tahu dirilah. Bukan nggak mau, pengen sebetulnya, tapi restunya nggak dapet. Banyak partai yang nawari. Tapi nggak dapat restu dari orang tua karena tipe Akri itu orangnya thariqah. Ya lebih kepada nyari aman aja, hidup yang simpel aja," lanjutnya.

(Ammar Zoni dipindah ke Nusakambangan dan mengaku diperlakukan bak teroris.)

2. Tak Inginkan Banyak Hal

Selain itu, saat ditanya lebih lanjut apakah masih ada yang hendak dicapai olehnya, Akri rupanya tak menginginkan banyak hal. Ia lebih ingin menjalani hidup benar dan bisa menyelesaikan semua urusan sebelum meninggal dunia.

"Ya pengen bener aja sebenar-benarnya gitu. Tinggalin yang lain. Jadi ada bahasa yang indah, 'Mati sebelum mati. Matiin semua urusan, baru kita mati beneran'," tukasnya.

(kpl/irf/phi)

Rekomendasi
Trending