Kapanlagi.com - Baru-baru ini video yang memperlihatkan mobil aktivis Ratna Sarumpaet diderek oleh pihak Dinas Perhubungan DKI Jakarta viral di media sosial. Mobil MVP hitam milik ibunda Atiqah Hasiholan itu diderek di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, lantaran diduga parkir liar.

Merasa tidak bersalah, Ratna pun memberikan somasi kepada pihak Dishub. Sekarang dirinya tinggal menunggu kelanjutan dari lima poin dalam somasi yang menurutnya perlu dijalankan.

Poin satu Ratna meminta Pemprov mensosialisasikan Perda mengenai pengaturan parkir dimuat di koran dan berita nasional. Karena selama ini masalah penderekan mobil telah membuat banyak masyarakat jadi korban.

Ratna Sarumpaet © Kapanlagi/Budy Santoso

Poin dua petugas Dishub yang bukan bagian hukum dimohon untuk meminta maaf secara terbuka karena dianggap melanggar UU. Poin tiga meminta Dishub melakukan kajian ulang tentang penderekan mobil karena berpeluang hanya untuk mencari pendapatan dana dari masyarakat melalui membayar biaya administrasi.

Poin empat mertua aktor Rio Dewanto ini meminta Dishub menginventarisasi masalah lalu lintas, khususnya marka jalan agar memberikan kepastian hukum bagi masyarakat DKI Jakarta, khususnya pengguna kendaraan. Terakhir, Ratna menilai tindakan Dishub yang telah menderek mobilnya masuk pelanggaran melawan hukum berdasarkan rumusan Pasal 1365 KUHPerdata. Karena terjadi kesalahan dalam menegakkan Perda dan mengakibatkan kerugian.

"Rakyat yang bawa mobil kan manusia, harusnya caranya sopan ‘Bu Anda salah’. Nggak yang tahu-tahu begitu. Saya merasa ini banyak yang mengalami. Aturan boleh tapi pakai cara kan bisa komunikasi dulu," tegas Ratna saat gelar jumpa pers di kawasan Bangka, Jakarta Pusat, Senin (9/4/2018).

Ia melanjutkan, "Kita masih menunggu jawaban (somasi). Kalau disikapi secara positif akan menjadi bahan pembelajaran bersama tentang perparkiran kita," pungkasnya.