Sempat Ditangkap, Ratna Sarumpaet: Saya Prihatin Sama Polisi

Penulis: Fitrah Ardiyanti

Diperbarui: Diterbitkan:

Sempat Ditangkap, Ratna Sarumpaet: Saya Prihatin Sama Polisi Ratna Sarumpaet/©KapanLagi.com®/Budy Santoso

Kapanlagi.com - Ratna Sarumpaet adalah salah satu tokoh aktivis, aktris dan seniman yang ikut ditangkap pada 2 Desember 2016 atas tudingan makar bersama Ahmad Dhani hingga Rachmawati Soekarno Putri di hotel Sari San Pacific Jakarta. Ibunda aktris Atiqah Hasiholan ini pun diperiksa di Mako Brimob, kawasan Jakarta Utara, didampingi oleh Yusril Ihza Mahendra, selaku kuasa hukum.


Atas penangkapannya yang terbilang tergesa-gesa itu Ratna berbagi komentar kepada awak media yang menantinya. "Saya prihatin lihat kepolisian. Penangkapan hari ini menurut saya kasar, terutama pada saya. Karena saya disangkakan pasal yang begitu menakutkan," tutur beliau saat ditemui di Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok (2/12) malam.


Secara spesifik, dirinya mengaku jika tidak ikut menghadiri peristiwa 1 Desember 2016, di mana beredar kabar jika sederet tokoh mulai dari Habib Rizieq hingga Sri Bintang Pamungkas berkumpul di hotel tersebut untuk mempersiapkan agenda makar.  Bahkan, dirinya merasa tidak bertanggungjawab atas hal tersebut.


Didampingi kuasa hukumnya, Ratna Sarumpaet prihatin dengan kinerja kepolisian/©KapanLagi.com®/Budy SantosoDidampingi kuasa hukumnya, Ratna Sarumpaet prihatin dengan kinerja kepolisian/©KapanLagi.com®/Budy Santoso

"Harusnya tadi 2-3 pertanyaan harusnya saya boleh pulang kan. Tapi yang terjadi saya mau dikorek ke mana gitu. Yang saya prihatin itu, ini ada ke tergesa-gesaan ingin mentersangkakan orang, menangkapi orang tapi tidak siap dengan unsur-unsurnya. Katanya di dalam penangkapan itu sudah terpenuhi unsur-unsurnya. Unsur yang mana? Itu satu pernyataan saya tentang kepolisian," tanyanya.


Beliau mengenang peristiwa serupa yang dialaminya pada era reformasi '98 silam. "Saya tahun 98 juga diperlakukan sama ya. Saya merasa ini nggak ada yang berubah. Katanya kan mau mereformasi kepolisian. Apa yang direformasi? Sama saja. Jadi dijebak, ditangkap, dicekoki," ungkapnya.


Namun, meski mengaku tak terlibat, beliau menyatakan jika apa yang dilakukan Rachmawati Soekarno Putri dan rekan-rekannya adalah tindakan yang wajar. "Saya ingin mengatakan apa yang diinginkan Mbak Rachma dengan kawan-kawan, itu bukan makar. Itu hak konstitusi setiap warga negara. Mereka ingin menuntut MPR melakukan sidang istimewa dan itu konstitusional. Jadi jangan dibuat seolah-olah itu makar dan menakutkan dan seram. Akhirnya datang pagi-pagi nangkepin orang sudah kayak zaman G30S ya," tandasnya.


(Rumah tangga Tasya Farasya sedang berada di ujung tanduk. Beauty vlogger itu resmi mengirimkan gugatan cerai pada suaminya.)

(kpl/rhm/tch)

Reporter:

Nuzulur Rakhmah

Rekomendasi
Trending