Trie Utami - Dewa Budjana Meriahkan Festival Sanur

Trie Utami - Dewa Budjana Meriahkan Festival Sanur Trie Utami

Kapanlagi.com - Penyanyi Tri Utama diiringi musisi Dewa Budjana turut menyemarakkan panggung utama festival budaya masyarakat Sanur, Bali, Kamis (5/8) malam, dengan membawakan sejumlah tembang pemujaan atau dikenal sebagai nyanyian dharma.Kedua artis itu tampil pada hari kedua Sanur Village Festival (SVF) 2010 yang berlangsung di kawasan pondok Inna Grand Bali Beach, Pantai Sanur.Di panggung terbuka dengan kondisi terpaan angin yang cukup kencang, Trie yang membawakan sejumlah tembang Nyanyian Dharma mendapat sambutan meriah dari ribuan pengunjung, termasuk kalangan wisatawan asing.Sebelum tampil di panggung, Trie mengaku bahwa pada album ketiganya yang baru dirilis, juga menampilkan tembang-tembang pemujaan yang khas, dengan iringan musik dimotori Dewa Budjana."Kedekatan saya dengan Bali sudah sejak usia lima tahun. Sebagai bukti, saya tetap konsisten membawakan nyanyian dharma hingga meluncurkan album yang ketiga," ujarnya.Menurut Tri, kedekatannya pada Bali itu merupakan persembahan murni, termasuk dalam kegiatan SVF yang telah memasuki tahun kelima. "Saya membawakan sekitar 10 lagu, termasuk empat lagu baru dari album yang baru dirilis," ucapnya.Mengenai warna musik yang dibawakannya, diakui tidak banyak berbeda, namun dari sisi sentuhan lagu ada yang baru. "Bukan monoton ya. Lha lagunya baru dan ada sentuhan berbeda dari sebelumnya," ucapnya.Dalam album Nyanyian Dharma tersebut terdapat empat lagu baru, yakni Saraswati, Ampurayang, Trimurti dan Catur Guru. Konsepnya lagu- lagu pujian, yaitu lebih mengangkat falsafah Hindu.Ditanya tentang perkembangan blantika musik daerah ini yang belum mampu berbicara banyak di tingkat nasional, Trie mengakui warna musik Bali agak sulit untuk bisa dikonsumsi secara nasional.Dia melihat warna atau karakter musik pop Bali umumnya sama, sehingga pendengar tidak bisa cepat membedakan antara lagu yang satu dengan lainnya. "Ada sedikit warna Mandarin, tetapi memang cocok untuk dikonsumsi di sini," komentarnya.Meski begitu, dia menaruh harapan kepada pemusik daerah ini, seperti Gede Kurniawan, untuk bisa menembus pasar nasional. Begitu pula Superman Is Dead (SID), diharapkan tidak selalu menonjolkan warna Mandarin. "Musik Bali punya sesuatu yang bisa dikolaborasikan," tambahnya.Sedangkan Dewa Budjana mengaku baru tampil pertama pada SVF ini. Kehadirannya di ajang promosi pariwisata Sanur itu diakui sebagai bentuk 'yadnya' atau semacam kepedulian secara tulus.Hal itu yang memotivasi untuk turut serta menyemarakkan SVF yang dihelat masyarakat Sanur. "Ini bagian dari 'meyadnya' untuk umat di Bali. Saya kan seniman, jadi 'meyadnya' juga bisa melalui musik bersama teman-teman yang mau menyumbangkan karyanya," kata Budjana.Menurut dia, perkembangan musik di Bali sudah banyak kemajuan. Hal itu ditandai banyaknya grup band dari daerah ini yang patut diapresiasi. "Sayangnya karakter musiknya masih hampir sama, sehingga susah untuk maju ke nasional," ujarnya.Dia mengingatkan perlunya karakter musik yang berbeda, sehingga masing-masing musisi atau grup musik perlu melakukan gebrakan. "Kalau warna musiknya masih tetap sama, ya susah untuk bisa terus maju," katanya.Budjana yang juga personel Gigi, memberi contoh dirinya yang turut dalam lagu kompilasi religi Ramadhan, sebagai salah satu upaya menghadirkan warna musik yang berbeda sebagai gebrakan.   

(Setelah 8 tahun menikah, Raisa dan Hamish Daud resmi cerai.)

(ant/bun)

Rekomendasi
Trending