Serba-Serbi Halloween (1)

Asal Usul dan Tradisi Pesta Halloween

Penulis: Mathias Purwanto

Diperbarui: Diterbitkan:

Asal Usul dan Tradisi Pesta Halloween

Kapanlagi.com - Oktober tak lagi menjadi bulan biasa. Dewasa ini, bulan ke-10 tersebut menjadi hari-hari di mana segala hal berbau makhluk tak kasat mata menjadi bahan jualan. Sebut saja tajuk film horor yang rilis memanfaatkan fenomena Halloween, atau dijualnya makanan dan permen yang memiliki cita rasa tersendiri.
Apakah Halloween itu? Di Indonesia mungkin perayaan ini tidak terlalu eksis selain dirayakan untuk ikut-ikutan saja. Namun di luar negeri, tradisi yang bermula sekitar tahun 1745 itu menjadi topik hangat bahkan dirayakan secara spesial.
Halloween dikenal juga dengan All Hallows' Eve, perayaan tahunan di sejumlah negara yang jatuh pada hari 31 Oktober. Menurut banyak ahli, Halloween dipengaruhi oleh Festival Panen Kelt dan Festival Samhain Gael di Skotlandia. Perayaan ini didedikasikan sebagai pengingat untuk orang-orang terdekat yang telah meninggal.
Orang dewasa merayakan Halloween dengan memakai kostum seram, memasang labu Jack-o-lantern di depan rumah serta menyiapkan permen dan cokelat untuk dibagikan. Sedang bagi anak kecil, mereka akan menggunakan kesempatan ini untuk berkeliling rumah dan meminta permen atau cokelat sambil berkata: 'trick or treat!'. Bila tidak memberi permen, biasanya anak-anak ini akan melakukan kejahilan-kejahilan.
Namun seiring perkembangan zaman, tradisi ini sedikir luntur. Sebagian anak-anak enggan melakukan kejahilan bagi tetangga mereka yang pelit. Namun tak sedikit pula yang iseng menghias pohon tetangga mereka dengan tisu toilet atau menulisi jendela dengan sabun.
Bagi seorang yang tak merayakan tradisi tersebut, Ratna Listy merasa Halloween merupakan perayaan tidak mendidik dan tak perlu diikuti karena perbedaan kultur antara Indonesia dan luar negeri.
"Halloween tuh sebenernya tradisi yang gak harus diikutin di sini. Masih banyak budaya di sini yang bisa dibanggakan dibandingkan Halloween. Makanya saya suka prihatin aja liat anak muda gelar acara Halloween. Itu pesta yang gak mendidik," ujar Ratna.
Meski begitu, Ratna tak mempersoalkan bila Halloween dirayakan oleh orang luar negeri karena memang itu budaya bagi mereka.
"Tapi, kalo menurut mereka itu sebuah tradisi ya silakan mereka jalani itu. Tapi yang jelas, kita ga perlu ikut," tegasnya.

(Festival Pestapora 2025 dipenuhi kontroversi, sederet band tiba-tiba memutuskan untuk CANCEL penampilannya.)

(kpl/abs/pur/dew)

Reporter:

Adi Abbas Nugroho

Rekomendasi
Trending