Dewi Perssik di Balik Jeruji Besi (3)
Diperbarui: Diterbitkan:

Kapanlagi.com - Si Goyang Gergaji, Dewi Perssik dibui sejak Kamis (13/2) malam. Ia resmi menjadi penghuni Rumah Tahanan Pondok Bambu, Jakarta Timur pasca putusan kasasi yang menghukumnya dengan tiga bulan kurungan.
Sanksi hukuman ini sendiri merupakan ganjaran yang harus dijalani Dewi Perssik akibat terlibat perkelahian dengan Julia Perez saat keduanya menjalani syuting film Arwah Goyang Karawang. Julia sendiri sudah menjalani hukuman sesuai amar MA di Rutan Pondok Bambu dan telah bebas pada 17 Juni 2013.
Rentang waktu tiga bulan jelas sangat panjang bagi pedangdut sekaligus bintang film tersebut. Hal tersebut lantaran banyaknya show maupun rencana-rencana terkait kegiatan Dewi di dunia hiburan. Sejumlah aktivitas memang bisa ditunda, namun tidak sedikit yang harus dibatalkan.

Lantas, bagaimanakah pamor Dewi sendiri pasca penahanan ini? Apakah ke depan, tawaran manggung hingga pamor Sang Biduan akan turun?
Buddy Ace, pengamat dunia hiburan memandang, bahwa penahanan selama tiga bulan ke depan sedikit banyak akan mengusik karier Dewi Perssik. Rentang waktu tiga bulan masa tahanan, jelas akan menguras enerji kreatif, menyita waktu dan mengganggu semua jadwal yang biasanya sudah disepakati tiga bulan sebelumnya.
"Sudah pasti banyak pekerjaan yang dibatalkan. Tapi ini hanya gangguan teknis sementara saja. Yang harus diwaspadai oleh Dewi Perssik justru adalah gangguan terhadap citranya sebagai public figure," papar Buddy Ace kepada KapanLagi.com®.
Meski begitu, Buddy yakin popularitas yang dibangun Dewi selama bertahun-tahun tidak akan hancur seketika. Terlebih kasus yang menimpanya tidak terlalu fatal.

"Untuk menaikkan kembali citra sesungguhnya, tidak terlalu fatal karena kasus yang menimpanya tidak berkaitan langsung dengan bisnis hiburan yang digelutinya, tapi lebih pada persoalan pribadi. Jika Dewi mendudukkan persoalan pada ranah pribadi, niscaya enggak begitu banyak pengaruhnya pada karier. Sebaliknya, jika Dewi dan timnya memanfaatkan kasusnya untuk kemudian dieksploitasi dalam skala popularitas, jelas akan berimbas pada popularitasnya," kata Buddy lebih lanjut.
Di sisi lain, Buddy menyorot bahwa tantangan terbesar yang harus dihadapi wanita asal Jember ini ke depan pasca penahanannya adalah kerendahan hati seorang Dewi.
"Tantangan terbesarnya adalah, membuktikan bahwa dia hanyalah manusia biasa yang tidak luput dari kesalahan dan kekhilafan. Dewi Perssik enggak perlu ngotot untuk membuktikan pada masyarakat bahwa bukan dia yang salah tapi Jupe. Masyarakat enggak peduli siapa yang salah. Yang masyarakat indonesia peduli adalah sosok yang rendah hati, menyesali perbuatan, saling memaafkan dan mengakui kesalahan," tutur Buddy.
Buddy menambahkan bahwa sikap rendah hati inilah yang akan menjadi nilai tambah bagi Dewi daripada bersikeras meneguhkan dirinya tidak bersalah.
"Karakteristik Bangsa Indonesia, ya seperti itu. Persoalannya, sosok ngetop di Indonesia kadang lupa diri dan cenderung pongah dan mengedepankan sikap arogansi. Dewi Perssik nampaknya mudah menjadi arogan jika melihat sikapnya yang ngotot naik kendaraan Jaguar daripada naik mobil tahanan. Akil Mochtar yang Ketua MA saja naik mobil tahanan kok," ujar Buddy Ace.

Saat ditanya apakah ke depan, dunia Hiburan akan kembali memberikan tempat bagi sosok Dewi, Buddy memberikan pandangannya.
"Dewi Perssik lepas dari bui akan tetap ditanggap baik secara off air maupun on air. Bagi saya, masalah Dewi dan Jupe masalah 'sepele' yang dibesar-besarkan pihak-pihak tertentu, termasuk media massa. Ariel NOAH saja masih diterima selepas dari bui, padahal kasusnya merupakan kasus terbesar dibanding kasus-kasus artis lainnya. Rasanya tak mungkin memaafkan Ariel. Tapi nyatanya, masyarakat Indonesia sangat pemaaf. Terbukti NOAH berkibar. Nah, Dewi, selama ia mau melupakan kasusnya dan menganggap sebagai masa lalu saja, dengan tetap menatap masa depan kariernya dengan kerja keras dan kerja cerdas, saya pikir pihak-pihak dalam industri hiburan akan tetap menanggapnya. Yang penting, mau rendah hati dan mengakui kekhilafan," papar Buddy.
Lantas, bagaimana dengan kontrak Dewi Perssik? Apakah akan ada penurunan pasca penahanan Dewi? Untuk masalah tersebut, Buddy punya jawaban tersendiri.
"Harga kontrak seorang artis selalu sampai pada titik puncaknya. Boleh jadi setiap kasus yang menimpa sosok pesohor merupakan titik balik dari puncak kejayaan sekaligus puncak penghasilan. Tanpa harus ada kasus besar, kondisi penghasilan yang menurun akan dialami oleh setiap penggiat hiburan. Dulu Inul pernah dibayar hingga Rp 250 juta per show, sekarang? Bahwa kasus tertentu bisa membuat titik balik lebih cepat terjadi, ya! Dewi Perssik pun akan mengalaminya, tapi belum tentu saat keluar dari bui. Tapi bisa juga setelah keluar dari bui. Mungkin saja inilah puncak kariernya, tapi bisa juga sebaliknya,” pungkas Buddy Ace.

Sementara Menurut Pengamat sosial asal Universitas Indonesia, Devie Rahmawatie menilai 'menghilangnya' Dewi dalam menjalani masa tahanan selama tiga bulan ke depan disebut sebagai nilai plus yang akan membuat Dewi akan dinantikan kehadirannya.
"Kepergian Dewi 'sesaat', saya percaya justru dapat menimbulkan efek 'rindu dan romantis' di kalangan penggemarnya dan publik secara umum. Masyarakat yang beberapa saat tidak 'terpapar' aksi Dewi, sudah barang tentu berpeluang untuk menunggu-nunggu aksi berikutnya sebagai seorang pekerja seni," ujar Devie.
Namun, Devie juga mengingatkan sekali lagi bahwa publik di dunia hiburan akan lebih menerima jika kelak ia menjunjung sikap dan nilai profesionalisme dalam berkarya dan tidak lagi mengulangi apa yang telah dia perbuat hingga harus menjalani sanksi seperti yang kini ia jalani.
"Ketika seseorang tampil di atas panggung, tentu saja dia akan menampilkan dirinya sebagai seorang penghibur bagi publik. Dan publik dalam industri hiburan hanya ingin menonton sebuah karya yang menghibur. Selama seorang pekerja seni mampu membuktikan profesionalismenya, saya yakin publik secara rasional akan dapat menerima, bahwa seseorang sangat mungkin tidak luput dari kesalahan dan publik kemudian akan menerima kembali Dewi, ketika publik bisa melihat kesungguhan Dewi untuk menghibur kembali penggemar dan publik secara umum." pungkas Devie.
JANGAN LEWATKAN
(Festival Pestapora 2025 dipenuhi kontroversi, sederet band tiba-tiba memutuskan untuk CANCEL penampilannya.)
(kpl/rod/adb)
Adhib Mujaddid
Advertisement