Kapanlagi.com - Selain membubarkan pemutaran film SENYAP di Fisipol UGM (Universitas Gajah Mada) dan Media Rekam ISI (Institut Seni Indonesia), massa juga mengancam mahasiswa. Bukan karena mahasiswa tidak mau bubar, mereka tampaknya marah karena ada yang mengambil foto.
Beberapa mahasiswa yang mencoba mengambil foto kejadian tersebut, diancam dan diteriaki supaya menghapus foto massa yang meminta pembubaran pemutaran film tersebut. Massa yang dikatakan memakai keffiyeh itu tampaknya tidak mau wajah mereka beredar di media.
Penyelenggara acara ini mengaku sudah menerima ancaman pembubaran melalui pesan singkat sebelumnya. Namun karena sudah mendapat izin dari pihak kampus, mereka yang tergabung dalam LPM (Lembaga Pers Mahasiswa) Sintesa pun tetap melaksanakan acara.
"Menurut saya, di kampus kan ranah akademis dan ilmiah, jadi tidak apa-apa. Tapi ternyata tetap ada ancaman," ujar Ketua LPM (Lembaga Pers Mahasiswa) Sintesa, Rani Eva Dewi, saat ditemui seusai pemutaran film di UGM, Rabu (17/12) malam kemarin.
Di UGM, acara pemutaran film seharusnya dilakukan di luar ruangan, namun karena penonton membludak, atas saran dekanat, acara tersebut dipindah ke dalam ruangan. Seharusnya ada dua sesi, pemutaran film dan diskusi, namun semua pun berantakan.
Sementara itu, pemutaran yang digelar LPM (Lembaga Pers Mahasiswa) EKSPRESI UNY di Student Center UNY berjalan lancar. Tidak ada massa yang membubarkan, dan acara aman sampai diskusi pada akhir acara.
"Sebenarnya agak was-was juga. Soalnya di WhatsApp udah banyak pesan berantai yang isinya pembubaran paksa. Aneh juga, padahal ini nggak ada sangkut pautnya sama kaderisasi komunis seperti yang dituduhkan sama orang-orang," terang Prass, salah seorang panitia di UNY.