Yuk Bermain Angka Untuk Dukung Perfilman Indonesia
Diperbarui: Diterbitkan:
dok. Istimewa
Kapanlagi.com - Jumlah penonton tertinggi dalam sejarah perfilman tanah air masih dipegang oleh LASKAR PELANGIÂ (4,8 juta penonton) di tahun 2008 dan HABIBIE & AINUNÂ (4,5 juta) di tahun 2012. Keduanya benar-benar memberi harapan bahwa film Indonesia masih bisa terus berjaya.
Sayang momentum tersebut tak bisa bertahan setiap tahunnya. Di tahun 2013 lalu, film terlarisnya yakni TENGGELAMNYA KAPAL VAN DER WICJKÂ hanya mampu menarik minat 1,7 juta penonton saja. Tidak buruk memang tapi jelas jumlah tersebut terpaut jauh dengan film terlaris di tahun sebelum.
Menurunnya jumlah penonton tidak hanya terjadi pada film terlarisnya saja, tapi hampir di semua film Indonesia. Dalam scene perfilman dalam negeri, film lokal memang belum sepenuhnya menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Ada banyak faktor yang mempengaruhinya, pertama karena film-film lokal harus bersaing ketat mencari massa dengan film blockbuster Hollywood, dan kedua karena memang menonton belum menjadi gaya hidup setiap masyarakat. Itu lebih terkait karena harga tiket yang relatif mahal, sekitar 30 ribu sampai 100 ribu untuk satu kali penayangan.
Masyarakat terutama kelas menengah ke bawah tentu harus berpikir dua kali untuk sekadar menonton di bioskop. Terlebih dengan tersedianya tayangan film di televisi atau maraknya lapak keping film bajakan. Frasa "Mendukung perfilman Indonesia" seakan jadi pepesan kosong yang tak akan dilakukan oleh masyarakat. Hanya sineas, pekerja film, dan pecinta film kelas menengah atas yang mampu melakukannya.Â
Kalau ada di antara kamu yang berpikiran seperti di atas, buang jauh-jauh segara pemikiran seperti itu. Mendukung industri perfilman Indonesia bisa dilakukan bahwa oleh anak SD sekali pun. Dan semua itu bisa dilakukan dengan dana yang sangat murah. Let's do the math then.
1. Seribu rupiah per hari
Harga tiket menonton di bioskop memang bervariasi dari yang paling murah seperti di Studio 21 dengan harga 25 ribu rupiah* hingga yang berkelas seperti di Premiere yang harganya bisa sampai seratus ribu rupiah. Kalau harus menonton setiap pekan tentu terasa memberatkan. Bagaimana kalau menonton satu bulan sekali saja?
Yup, menonton sebulan sekali jika kamu lakukan dengan rutin secara tak langsung membuat atmosfer perfilman dalam negeri menjadi menghangat. Perlu digaris bawahi yang ditonton sebisa mungkin adalah film Indonesia. Setiap bulannya ada 6-8 film bagus karya sineas dalam negeri di bioskop. Cukup seribu rupiah setiap hari, murah bukan?
*harga tiket di hari biasa. Untuk akhir pekan harga tiket bisa berubah.
2. 2000 rupiah per hari untuk menonton berulang-ulang
Â
Jika memang menonton film di bioskop terlalu membuang uang karena hanya bisa dilakukan sekali untuk setiap tiketnya, kamu bisa memilih opsi kedua ini. Sisihkan uang saku atau gajimu 2000 rupiah per hari untuk bisa membeli DVD / VCD original film-film Indonesia. Jangan bayangkan harga DVD / VCD film Indonesia seperti film mancanegara. Harganya tak sampai ratusan ribu. Untuk setiap kepingnya, kamu perlu menyediakan uang dari 39 ribu rupiah sampai 59 ribu.Â
Merasa bahwa itu harga yang mahal? Pertimbangkan dulu bahwa nantinya kamu bisa menonton film favoritmu berkali-kali sesuka hatimu. Baru terasa bahwa harga tersebut murah bukan?
3. 2000 rupiah per hari untuk menjadi reviewer film.
Tak perlu menjadi kritikus film untuk bisa menyemarakkan perfilman kita. Cukup beli pulsa bulanan atau harian dan kamu bisa mendapuk dirimu sendiri sebagai reviewer pemula. Tak percaya?
Jejaring sosial dengan berbagai macam bentuknya seperti Facebook, Twitter, Tumblr, Path, Instagram untuk jadi review film ala dirimu sendiri. Berkreasilah dengan kata-katamu sendiri dalam mengomentari film yang baru saja kamu tonton. Setiap komentar yang kamu posting akan menjadi pemicu teman-temanmu untuk ikut menonton dan kemudian turut berkomentar juga. Sederhananya, semakin ramai film itu dibahas, semakin besar pula kemungkinan film itu untuk ditonton. Semua itu bisa dilakukan hanya dengan 2 ribu rupiah per hari.
4. 1500 per hari untuk mengakses berita film
Ada banyak media yang bisa kamu akses untuk terus mengikuti berita film terbaru, seperti situs berita, jejaring sosial, atau majalah film. Dari ketiganya memang tak semua bisa dijangkau oleh masyarakat. Beberapa di antaranya seperti majalah film belum tentu bisa tersebar di pelosok-pelosok. Namun untuk jejaring sosial dan situs film, rasanya bukan barang baru untuk mereka yang dekat dengan dunia maya.
Internet pun bukan fasilitas mahal mengingat kini hampir semua handphone dilengkapi dengan fasilitas internet. Cukup dengan membeli pulsa 1500 per hari, maka kamu sudah bisa mencari tahu tentang film-film terbaru.
So, ternyata murah bukan untuk ikut berpartisipasi aktif dalam industri perfilman tanah air. Sebagai langkah pertama, tak perlu muluk tentunya, yang penting terlaksana. Hidup perfilman tanah air.
(Duh! Onad lagi-lagi terjerat kasus narkoba dan diamankan pihak kepolisian.)
(kpl/dka)
Mahardi Eka Putra
Advertisement
-
Teen - Lifestyle Gadget Deretan Aksesori yang Bikin Gadget Gen Z Makin Ciamik, Wajib Punya Nih!
-
Event Indonesia Liputan6.com Hadirkan 'LagiDiskon' Dalam Rangka Harbolnas
