Alasan Aplikasi TikTok Diblokir di Amerika Serikat, Ini Penyebabnya
Diperbarui: Diterbitkan:

Aplikasi TikTok (Credit: Pixabay/SAM-RIZ44)
Kapanlagi.com - TikTok, platform media sosial populer yang dimiliki oleh perusahaan Tiongkok ByteDance, menghadapi ancaman pemblokiran di Amerika Serikat mulai 19 Januari 2025. Keputusan ini muncul setelah berbagai kekhawatiran mengenai keamanan data pengguna dan kemungkinan penyalahgunaan fitur-fitur yang ada dalam aplikasi tersebut.
Pemerintah AS menganggap TikTok sebagai ancaman bagi keamanan nasional. Mereka mencemaskan bahwa data pengguna bisa jatuh ke tangan pemerintah Tiongkok, yang berpotensi digunakan untuk pengawasan atau manipulasi politik. Tak hanya itu, tuduhan serius tentang eksploitasi anak di bawah umur melalui fitur TikTok Live juga mengguncang publik dan memicu tindakan hukum dari beberapa negara bagian.
Kontroversi ini telah memunculkan perdebatan sengit antara kebebasan digital dan perlindungan keamanan nasional. Simak fakta-fakta menariknya yang telah dirangkum oleh Kapanlagi.com pada Rabu (8/1).
Advertisement
1. Ancaman Keamanan Nasional
Dalam langkah yang mengguncang dunia maya, pemerintah AS mempertimbangkan pemblokiran TikTok akibat kekhawatiran serius mengenai keamanan data pengguna yang dinilai rentan terhadap akses pemerintah Tiongkok.
Dengan TikTok yang berada di bawah naungan ByteDance, sebuah perusahaan asal Tiongkok, muncul kekhawatiran tentang undang-undang yang memaksa perusahaan untuk menyerahkan data jika diminta.
Data sensitif seperti lokasi, aktivitas daring, dan informasi pribadi pengguna bisa saja disalahgunakan untuk pengawasan atau manipulasi politik, sehingga mendorong Kongres AS untuk merancang undang-undang yang mengharuskan ByteDance menjual aset TikTok di AS sebelum Januari 2025 demi menghindari pemblokiran.
Meskipun ByteDance membantah tuduhan tersebut dan menegaskan bahwa data pengguna AS disimpan di server lokal yang diawasi ketat, pemerintah AS tetap skeptis dan bertekad untuk mengambil langkah pencegahan yang lebih tegas.
(Rumah tangga Tasya Farasya sedang berada di ujung tanduk. Beauty vlogger itu resmi mengirimkan gugatan cerai pada suaminya.)
2. Tuduhan Eksploitasi Anak dan Pelanggaran Etika
TikTok kini terjebak dalam badai kontroversi terkait eksploitasi anak di bawah umur melalui fitur TikTok Live. Negara bagian Utah telah melayangkan gugatan yang menuduh platform tersebut membiarkan anak-anak melakukan siaran langsung, membuka peluang bagi predator seksual untuk berinteraksi dengan mereka.
Investigasi internal yang dikenal sebagai Project Meramec mengungkapkan fakta mengejutkan: ratusan ribu anak berusia 13 hingga 15 tahun menggunakan fitur Live meskipun melanggar batas usia yang ditetapkan.
Situasi ini semakin memanas ketika terkuak bahwa anak-anak didorong untuk melakukan tindakan tidak pantas demi mendapatkan hadiah virtual.
Tak hanya itu, laporan lain menunjukkan bahwa fitur Live disalahgunakan oleh jaringan kriminal untuk mencuci uang, menjual narkoba, dan bahkan mendanai aktivitas terorisme. Semua ini menambah tekanan bagi TikTok untuk segera memperbaiki sistem pengawasan dan kebijakan keamanannya.
Advertisement
3. Dukungan Orang Tua terhadap Pemblokiran TikTok
Sebuah survei yang dilakukan oleh Security.org mengungkapkan bahwa setengah dari orang tua di AS mendukung langkah tegas untuk memblokir TikTok demi melindungi anak-anak mereka dari konten berbahaya dan risiko daring yang mengintai.
Mereka khawatir aplikasi ini bisa menjadi pemicu kecanduan media sosial dan perilaku yang tidak pantas. Tak hanya itu, banyak orang tua juga mendesak agar ada regulasi yang lebih ketat terkait penggunaan media sosial oleh anak-anak, seperti penerapan fitur verifikasi usia dan izin orang tua sebelum pendaftaran akun.
Namun, menariknya, hanya 30% responden yang setuju dengan larangan total untuk semua usia. Perdebatan ini mencerminkan dilema yang kompleks antara menjaga keselamatan anak-anak dan mempertahankan kebebasan berekspresi di ranah digital, yang terus memicu diskusi hangat di kalangan masyarakat dan pemerintah.
4. Respons ByteDance dan Upaya Hukum TikTok
ByteDance, raksasa di balik TikTok, tidak tinggal diam menghadapi keputusan pemerintah AS yang dinilai mengancam kebebasan berbicara yang dilindungi Konstitusi. Dengan tegas, mereka menegaskan bahwa data pengguna di AS disimpan terpisah di server lokal dan diawasi secara ketat.
Dalam upaya mempertahankan keberadaan mereka di negeri Paman Sam, ByteDance mengajukan banding untuk menunda larangan tersebut dan mencari solusi hukum agar aplikasi tetap dapat beroperasi, sambil memperkuat perlindungan privasi penggunanya.
Tak hanya itu, TikTok juga berkomitmen untuk memperbaiki citranya dengan meningkatkan sistem keamanan platform, termasuk penyaringan konten dan pengawasan fitur interaktif, demi melindungi pengguna muda dari potensi eksploitasi.
5. Dampak Pemblokiran terhadap Pengguna dan Industri Digital
Pemblokiran TikTok di Amerika Serikat diprediksi akan mengguncang dunia kreator konten yang selama ini mengandalkan platform tersebut sebagai sumber pendapatan utama mereka. TikTok bukan sekadar tempat berbagi video, melainkan juga jembatan bagi para kreator untuk meraih penghasilan melalui kemitraan dan iklan.
Namun, langkah ini menimbulkan kecemasan akan kemungkinan pemblokiran serupa pada platform digital lainnya, yang bisa mengancam kebebasan digital dan inovasi teknologi di masa depan.
Di tengah ketidakpastian ini, industri teknologi mungkin akan melihat persaingan yang semakin ketat antarplatform, serta peluang bagi aplikasi media sosial baru yang lebih mengedepankan keamanan data dan transparansi.
"Kami berharap Senat akan mempertimbangkan fakta-fakta yang ada, mendengarkan konstituen mereka, dan menyadari dampaknya terhadap ekonomi, 7 juta pelaku bisnis kecil dan 170 juta rakyat Amerika yang menggunakan layanan kami," ungkap juru bicara TikTok beberapa waktu lalu.
6. Mengapa TikTok dilarang di AS?
TikTok dilarang karena kekhawatiran tentang keamanan data dan eksploitasi anak melalui fitur interaktifnya.
7. Kapan TikTok akan diblokir di AS?
TikTok akan diblokir mulai 19 Januari 2025 jika ByteDance tidak menjual asetnya di AS.
8. Apakah TikTok berbahaya bagi anak-anak?
TikTok dikritik karena risiko eksploitasi anak dan kurangnya pengawasan terhadap fitur interaktif.
9. Bagaimana ByteDance merespons larangan ini?
ByteDance menentang larangan ini melalui jalur hukum dan memperkuat perlindungan privasi pengguna.
10. Apakah TikTok akan kembali diizinkan di AS?
TikTok bisa tetap beroperasi jika ByteDance memenuhi syarat penjualan aset sebelum batas waktu yang ditetapkan.
(Kena spill Ruben Onsu, Ayu Ting Ting ternyata sudah punya pacar baru?)
(kpl/rmt)
Ricka Milla Suatin
Advertisement