Cara Menanam Kacang Tanah: Panduan Lengkap dari Biji hingga Panen
cara menanam kacang tanah (credit:Image by AI)
Kapanlagi.com - Kacang tanah merupakan salah satu tanaman legum yang memiliki nilai ekonomis tinggi dan mudah dibudidayakan. Tanaman ini dapat tumbuh di berbagai media tanam mulai dari lahan terbuka, pot, polybag, hingga sistem hidroponik modern. Cara menanam kacang tanah yang tepat akan menghasilkan produktivitas optimal dengan kualitas biji yang baik.
Budidaya kacang tanah tidak memerlukan lahan yang luas sehingga cocok untuk pertanian skala rumah tangga maupun komersial. Proses penanaman dapat dilakukan melalui beberapa metode seperti dari biji langsung, stek batang, atau pengembangan dari akar. Setiap metode memiliki keunggulan tersendiri tergantung kondisi lahan dan tujuan budidaya.
Pemahaman tentang karakteristik pertumbuhan kacang tanah sangat penting untuk keberhasilan budidaya. Media tanam yang tepat, pemilihan varietas unggul, dan perawatan yang konsisten menjadi kunci utama dalam menghasilkan panen melimpah. Dengan teknik yang benar, kacang tanah dapat dipanen dalam waktu 90-110 hari setelah tanam.
Advertisement
1. Pengertian dan Karakteristik Tanaman Kacang Tanah
Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) adalah tanaman polong-polongan yang unik karena buahnya berkembang di dalam tanah. Tanaman ini berasal dari Amerika Selatan dan telah menyebar ke seluruh dunia sebagai komoditas pangan dan industri. Kacang tanah memiliki sistem perakaran tunggang yang kuat dengan akar serabut yang mampu mengikat nitrogen dari udara melalui simbiosis dengan bakteri Rhizobium.
Karakteristik pertumbuhan kacang tanah meliputi batang yang tegak atau menjalar tergantung varietasnya, dengan tinggi mencapai 30-50 cm. Daun majemuk berbentuk oval dengan 4 helai anak daun yang tersusun berpasangan. Bunga berwarna kuning muncul dari ketiak daun dan setelah penyerbukan, tangkai bunga akan memanjang ke bawah menembus tanah untuk membentuk polong.
Media tanam sangat mempengaruhi produktivitas kacang tanah. Penelitian menunjukkan bahwa kombinasi tanah dengan bahan organik seperti sekam dan pupuk kandang memberikan hasil terbaik. Tanah yang gembur, kaya humus, dan memiliki drainase baik menjadi syarat utama pertumbuhan optimal. pH tanah ideal berkisar antara 6,0-6,5 untuk mendukung penyerapan nutrisi maksimal.
Kacang tanah termasuk tanaman yang toleran terhadap kekeringan namun membutuhkan air cukup pada fase pembungaan dan pembentukan polong. Suhu optimal untuk pertumbuhan adalah 25-30°C dengan penyinaran matahari penuh minimal 6 jam per hari. Pemahaman karakteristik ini menjadi dasar dalam menentukan cara menanam kacang tanah yang sesuai dengan kondisi lingkungan setempat.
2. Cara Menanam Kacang Tanah di Tanah Terbuka
Penanaman kacang tanah di lahan terbuka merupakan metode konvensional yang paling umum dilakukan petani. Persiapan lahan dimulai dengan pengolahan tanah hingga gembur menggunakan cangkul atau traktor. Lahan dibersihkan dari gulma dan sisa tanaman sebelumnya, kemudian dibuat bedengan dengan lebar 100-120 cm dan tinggi 20-30 cm untuk memudahkan drainase.
Pemilihan benih berkualitas sangat menentukan keberhasilan budidaya. Benih kacang tanah yang baik memiliki ciri-ciri: ukuran seragam, kulit biji utuh tanpa cacat, daya kecambah minimal 85%, dan bebas dari hama penyakit. Sebelum ditanam, benih direndam air selama 2-3 jam kemudian ditiriskan untuk mempercepat perkecambahan. Perlakuan benih dengan fungisida organik dapat mencegah serangan jamur pada fase awal pertumbuhan.
Jarak tanam yang direkomendasikan adalah 40 x 20 cm atau 25 x 25 cm tergantung varietas. Lubang tanam dibuat sedalam 3-5 cm, setiap lubang diisi 2-3 biji kemudian ditutup tanah tipis. Penanaman sebaiknya dilakukan pada awal musim hujan atau saat kelembaban tanah cukup. Penyiraman rutin diperlukan jika penanaman dilakukan di luar musim hujan, terutama pada 2 minggu pertama hingga tanaman tumbuh kokoh.
Pemupukan dasar diberikan saat pengolahan lahan menggunakan pupuk kandang 2-3 ton per hektar. Pupuk susulan NPK diberikan pada umur 2-3 minggu dan 5-6 minggu setelah tanam dengan dosis 200-300 kg per hektar. Penyiangan dilakukan 2-3 kali selama masa pertumbuhan untuk mengendalikan gulma yang bersaing memperebutkan nutrisi. Pembumbunan atau penimbunan tanah di pangkal batang dilakukan bersamaan dengan penyiangan untuk memudahkan penetrasi ginofor ke dalam tanah.
3. Cara Menanam Kacang Tanah di Pot dan Polybag
Budidaya kacang tanah dalam pot atau polybag menjadi solusi bagi yang memiliki lahan terbatas. Metode ini cocok untuk pekarangan rumah, balkon, atau rooftop garden dengan hasil yang tetap optimal jika perawatan dilakukan dengan benar. Pemilihan wadah yang tepat menjadi langkah awal keberhasilan penanaman.
Persiapan media tanam dimulai dengan memilih pot atau polybag berukuran minimal 30 cm diameter dan kedalaman 30-40 cm. Ukuran ini cukup untuk perkembangan akar dan pembentukan polong di dalam media. Buat lubang drainase di bagian bawah wadah untuk mencegah genangan air yang dapat menyebabkan pembusukan akar. Media tanam yang ideal adalah campuran tanah taman, kompos, dan sekam padi dengan perbandingan 2:1:1 untuk menghasilkan tekstur gembur dan kaya nutrisi.
Proses penanaman dimulai dengan mengisi wadah dengan media tanam hingga 3/4 bagian. Buat lubang tanam sedalam 3-4 cm di tengah pot, masukkan 2-3 biji kacang tanah yang telah direndam, kemudian tutup dengan tanah tipis. Siram secukupnya hingga media lembab namun tidak tergenang. Letakkan pot di tempat yang mendapat sinar matahari langsung minimal 6 jam per hari untuk pertumbuhan optimal.
Perawatan tanaman kacang tanah di pot memerlukan perhatian khusus pada penyiraman dan pemupukan. Siram setiap pagi atau sore hari tergantung kelembaban media, hindari penyiraman berlebihan yang membuat media becek. Pemupukan dilakukan setiap 2 minggu sekali menggunakan pupuk NPK cair atau pupuk organik cair dengan dosis sesuai anjuran. Lakukan penjarangan jika tumbuh lebih dari 2 tanaman per pot, sisakan yang paling sehat dan kuat. Pembumbunan tetap diperlukan dengan menambahkan media tanam di sekitar pangkal batang saat tanaman berumur 4-5 minggu untuk memudahkan pembentukan polong.
4. Cara Menanam Kacang Tanah Secara Hidroponik
Hidroponik adalah metode budidaya tanaman tanpa menggunakan media tanah, melainkan memanfaatkan air yang diperkaya dengan larutan nutrisi. Meskipun tidak umum, kacang tanah dapat dibudidayakan secara hidroponik dengan sistem yang tepat. Metode ini menawarkan keunggulan dalam hal efisiensi air, pengendalian nutrisi, dan kebersihan hasil panen.
Sistem hidroponik yang cocok untuk kacang tanah adalah sistem wick (sumbu) atau Dutch bucket karena tanaman memerlukan media pendukung untuk pembentukan polong. Media tanam hidroponik yang digunakan dapat berupa campuran cocopeat, perlite, dan sekam bakar dengan perbandingan 2:1:1. Media ini memiliki porositas baik sehingga udara dan nutrisi dapat mengalir optimal ke akar. Wadah yang digunakan bisa berupa pot hidroponik khusus atau ember dengan sistem sumbu yang menghubungkan ke reservoir nutrisi.
Persiapan dimulai dengan merendam benih kacang tanah selama 3-4 jam, kemudian disemai di rockwool atau media semai lain hingga berkecambah. Setelah muncul 2-4 daun sejati (sekitar 7-10 hari), bibit dipindahkan ke sistem hidroponik utama. Larutan nutrisi AB mix dengan EC 1,5-2,0 mS/cm dan pH 6,0-6,5 diberikan secara kontinyu melalui sistem sumbu atau disiramkan 2-3 kali sehari tergantung sistem yang digunakan.
Tantangan utama hidroponik kacang tanah adalah pembentukan polong yang memerlukan media padat. Solusinya adalah dengan menambahkan lapisan media seperti sekam bakar atau cocopeat yang cukup tebal (15-20 cm) di permukaan wadah. Saat ginofor mulai tumbuh ke bawah, pastikan media cukup lembab dan gembur untuk penetrasi optimal. Pemantauan pH dan EC larutan nutrisi harus dilakukan rutin setiap 3 hari sekali. Ganti larutan nutrisi setiap 2 minggu untuk menjaga ketersediaan unsur hara. Dengan perawatan tepat, kacang tanah hidroponik dapat dipanen pada umur 90-100 hari dengan kualitas biji yang bersih dan seragam.
5. Teknik Perbanyakan Kacang Tanah dari Biji, Batang, dan Akar
Perbanyakan kacang tanah umumnya dilakukan melalui biji karena merupakan cara paling efektif dan menghasilkan tanaman dengan karakteristik sesuai induknya. Biji kacang tanah yang digunakan sebaiknya berasal dari polong yang telah matang sempurna dengan ciri kulit polong keras dan biji berisi penuh. Proses perbanyakan dari biji dimulai dengan seleksi benih berkualitas, kemudian dilakukan perendaman untuk mempercepat perkecambahan.
Tahapan perbanyakan dari biji meliputi:
- Seleksi Benih: Pilih biji berukuran besar dan seragam, kulit biji berwarna cerah tanpa bercak atau kerusakan. Hindari biji yang keriput atau berlubang karena indikasi serangan hama. Daya kecambah benih yang baik minimal 85% untuk menjamin tingkat keberhasilan tinggi.
- Perendaman Benih: Rendam biji dalam air bersih selama 2-4 jam untuk melunakkan kulit dan mengaktifkan enzim perkecambahan. Biji yang mengapung sebaiknya dibuang karena kemungkinan hampa atau rusak. Setelah direndam, tiriskan dan biarkan selama 1-2 jam sebelum ditanam.
- Penyemaian: Biji dapat langsung ditanam di lokasi tanam atau disemai terlebih dahulu di polybag kecil. Penyemaian di polybag memudahkan seleksi bibit terbaik sebelum dipindah ke lahan utama. Gunakan media semai campuran tanah dan kompos (1:1), tanam biji sedalam 2-3 cm dengan posisi mata tunas menghadap ke atas.
- Perawatan Semai: Siram semai setiap hari dengan sprayer halus agar media tetap lembab. Letakkan di tempat teduh selama 3-4 hari pertama, kemudian pindahkan ke tempat yang mendapat sinar matahari. Bibit siap dipindah tanam setelah berumur 10-14 hari atau telah memiliki 3-4 helai daun sejati.
- Pemindahan Bibit: Pindahkan bibit dengan hati-hati agar akar tidak rusak. Buat lubang tanam sesuai ukuran polybag, masukkan bibit beserta media semai, padatkan tanah di sekitarnya, dan siram hingga lembab. Lakukan pemindahan pada sore hari untuk mengurangi stres tanaman.
Perbanyakan dari batang atau stek sangat jarang dilakukan pada kacang tanah karena tingkat keberhasilannya rendah. Kacang tanah bukan tanaman yang mudah berakar dari stek batang seperti tanaman hias atau sayuran lain. Namun, secara eksperimental, stek batang muda yang masih hijau dapat dicoba dengan menggunakan hormon perakaran. Caranya adalah memotong batang sepanjang 10-15 cm, menghilangkan daun bagian bawah, mencelupkan ujung batang ke hormon perakaran, kemudian menanamnya di media lembab. Tingkat keberhasilan metode ini sangat rendah dan tidak praktis untuk budidaya komersial.
Perbanyakan dari akar juga bukan metode standar untuk kacang tanah. Berbeda dengan tanaman umbi-umbian yang dapat diperbanyak dari akar atau umbi, kacang tanah tidak memiliki kemampuan regenerasi dari akar. Sistem perakaran kacang tanah berfungsi untuk menyerap nutrisi dan air, bukan sebagai organ perbanyakan vegetatif. Oleh karena itu, cara menanam kacang tanah yang paling efektif dan direkomendasikan tetap melalui biji dengan tingkat keberhasilan mencapai 85-95% jika menggunakan benih berkualitas dan teknik penanaman yang tepat.
6. Perawatan dan Pemeliharaan Tanaman Kacang Tanah
Perawatan tanaman kacang tanah yang intensif akan menghasilkan produktivitas maksimal. Fase kritis pertumbuhan kacang tanah meliputi periode perkecambahan, pembungaan, dan pembentukan polong yang masing-masing memerlukan perlakuan khusus. Pemahaman tentang kebutuhan tanaman pada setiap fase sangat penting untuk mengoptimalkan hasil panen.
Penyiraman merupakan aspek penting dalam budidaya kacang tanah. Pada fase awal pertumbuhan hingga umur 2 minggu, tanaman memerlukan kelembaban tanah yang konsisten untuk perkembangan akar. Penyiraman dilakukan setiap hari pada pagi atau sore hari jika tidak ada hujan. Saat memasuki fase vegetatif (3-5 minggu), frekuensi penyiraman dapat dikurangi menjadi 2-3 hari sekali tergantung kondisi tanah. Fase pembungaan dan pembentukan polong (6-10 minggu) adalah periode kritis yang memerlukan ketersediaan air cukup, namun hindari genangan yang dapat menyebabkan pembusukan polong.
Pemupukan susulan diberikan secara bertahap sesuai kebutuhan tanaman. Pemupukan pertama dilakukan pada umur 2-3 minggu setelah tanam menggunakan pupuk NPK dengan perbandingan 15:15:15 sebanyak 100-150 kg per hektar atau 5-10 gram per tanaman untuk skala pot. Pemupukan kedua diberikan saat tanaman berumur 5-6 minggu dengan pupuk yang lebih tinggi kandungan fosfor dan kalium (NPK 10:20:20) untuk mendukung pembentukan polong. Aplikasi pupuk dilakukan dengan cara ditabur di sekitar tanaman dengan jarak 10 cm dari batang, kemudian ditutup tanah dan disiram.
Pengendalian hama dan penyakit harus dilakukan secara preventif dan kuratif. Hama utama kacang tanah meliputi ulat grayak, trips, dan kutu daun yang menyerang daun dan bunga. Penyakit yang sering muncul adalah bercak daun, layu bakteri, dan busuk polong. Pengendalian dapat dilakukan dengan cara:
- Sanitasi Lahan: Bersihkan gulma dan sisa tanaman yang dapat menjadi inang hama penyakit.
- Monitoring Rutin: Periksa tanaman setiap 2-3 hari untuk mendeteksi serangan dini.
- Pengendalian Mekanis: Ambil dan musnahkan hama yang terlihat secara manual.
- Pestisida Nabati: Gunakan pestisida organik dari ekstrak daun mimba, bawang putih, atau cabai untuk pengendalian ringan.
- Pestisida Kimia: Aplikasikan pestisida kimia sesuai dosis anjuran hanya jika serangan sudah parah, dengan memperhatikan masa tunggu panen.
- Rotasi Tanaman: Hindari penanaman kacang tanah berturut-turut di lahan yang sama untuk memutus siklus hama penyakit.
Pembumbunan atau pengguludan dilakukan pada umur 4-5 minggu setelah tanam bersamaan dengan penyiangan kedua. Tanah di sekitar barisan tanaman ditimbun ke arah pangkal batang hingga membentuk guludan. Tujuan pembumbunan adalah memudahkan penetrasi ginofor (tangkai bunga yang memanjang) ke dalam tanah untuk membentuk polong, memperkuat berdirinya tanaman, dan menutup polong yang terbentuk dekat permukaan tanah. Ketebalan timbunan tanah sekitar 5-7 cm sudah cukup untuk mendukung pembentukan polong optimal.
7. FAQ (Pertanyaan yang Sering Diajukan)
1. Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk panen kacang tanah?
Waktu panen kacang tanah bervariasi tergantung varietas yang ditanam. Varietas genjah dapat dipanen pada umur 85-90 hari setelah tanam, sedangkan varietas dalam memerlukan waktu 100-110 hari. Tanda kacang tanah siap panen adalah daun mulai menguning dan rontok, batang mengering, dan kulit polong mengeras dengan urat jelas. Untuk memastikan, cabut 1-2 tanaman dan periksa kematangan polongnya sebelum melakukan panen massal.
2. Apakah kacang tanah bisa ditanam di dalam ruangan?
Kacang tanah memerlukan sinar matahari penuh minimal 6-8 jam per hari untuk pertumbuhan optimal, sehingga penanaman di dalam ruangan kurang ideal. Namun, jika menggunakan lampu grow light dengan intensitas cahaya 6000-8000 lux dan durasi penyinaran 12-14 jam per hari, kacang tanah dapat tumbuh di dalam ruangan. Pastikan sirkulasi udara baik dan kelembaban terjaga sekitar 60-70% untuk mencegah penyakit jamur.
3. Media tanam apa yang paling baik untuk kacang tanah di polybag?
Media tanam terbaik untuk kacang tanah di polybag adalah campuran tanah taman, kompos matang, dan sekam padi dengan perbandingan 2:1:1. Komposisi ini menghasilkan media yang gembur, kaya nutrisi, dan memiliki drainase baik. Tambahkan pasir kasar 10-15% dari total volume jika tanah terlalu liat untuk meningkatkan porositas. pH media sebaiknya dijaga antara 6,0-6,5 dengan menambahkan kapur pertanian jika terlalu asam.
4. Bagaimana cara mengatasi kacang tanah yang tidak berpolong?
Kegagalan pembentukan polong pada kacang tanah dapat disebabkan beberapa faktor: kekurangan kalsium dalam tanah, media terlalu padat sehingga ginofor tidak dapat menembus, kekurangan air saat fase pembungaan, atau serangan hama trips yang merusak bunga. Solusinya adalah memberikan pupuk kalsium (kapur pertanian atau dolomit) 100-200 kg per hektar, melakukan pembumbunan untuk melonggarkan tanah, menjaga kelembaban tanah saat pembungaan, dan mengendalikan hama dengan pestisida yang tepat.
5. Apakah kacang tanah hidroponik menghasilkan polong yang sama dengan di tanah?
Kacang tanah hidroponik dapat menghasilkan polong, namun memerlukan modifikasi sistem dengan menambahkan media padat seperti cocopeat atau sekam bakar yang cukup tebal (15-20 cm) untuk penetrasi ginofor. Hasil polong hidroponik cenderung lebih bersih dan seragam, namun produktivitas bisa lebih rendah 10-20% dibanding penanaman di tanah karena keterbatasan ruang pembentukan polong. Keunggulan hidroponik adalah efisiensi air, pengendalian nutrisi lebih presisi, dan risiko penyakit tanah lebih rendah.
6. Berapa jarak tanam ideal untuk kacang tanah di lahan terbuka?
Jarak tanam kacang tanah di lahan terbuka tergantung pada varietas dan sistem budidaya. Untuk varietas tegak, jarak tanam yang direkomendasikan adalah 40 x 20 cm atau 25 x 25 cm dengan populasi 200.000-250.000 tanaman per hektar. Varietas menjalar memerlukan jarak lebih lebar yaitu 40 x 30 cm atau 50 x 25 cm. Jarak tanam yang tepat memastikan setiap tanaman mendapat cahaya, nutrisi, dan ruang tumbuh optimal tanpa kompetisi berlebihan, serta memudahkan perawatan dan pemanenan.
7. Bagaimana cara menyimpan benih kacang tanah agar tetap berkualitas?
Penyimpanan benih kacang tanah yang benar sangat penting untuk mempertahankan daya kecambah. Setelah panen, polong dijemur hingga kadar air mencapai 8-10% (polong berbunyi keras saat diguncang). Simpan benih dalam wadah kedap udara seperti toples kaca atau plastik tebal, tambahkan silica gel untuk menyerap kelembaban. Letakkan di tempat sejuk dengan suhu 15-20°C dan hindari sinar matahari langsung. Benih yang disimpan dengan baik dapat bertahan 6-12 bulan dengan daya kecambah tetap tinggi di atas 80%.
Yuk, baca artikel seputar panduan dan cara menarik lainnya di Kapanlagi.com. Kalau bukan sekarang, KapanLagi?
(kpl/vna)
Advertisement
-
Teen - Lifestyle Gadget Smartwatch Kece Buat Gen Z yang Stylish, Fungsional, dan Nggak Bikin Kantong Kaget