KapanLagi.com - Oleh: Abbas Aditya
Delapan orang pria dengan perbedaan karakter yang begitu mencolok melakukan perampokan di Bank INI. Awalnya mereka tidak saling kenal; Fico, Babe dan Bintang merupakan sekelompok amatir yang mencuri karena ingin punya uang banyak. Lalu Ernest, Kemal dan Arie kelompok lain yang sudah mahir memainkan senjata api mematikan. Yang terakhir adalah Mudy dan Mongol, duo aneh yang merampok untuk kemudian digunakan menolong orang yang membutuhkan.Namun tentu saja aksi tersebut segera ditangani oleh AKB Bunga (Nirina Zubir). Setelah menerima mandat dari Kombes Pol Joe Tarling (Joe P Project), ia pun memerintahkan timnya membekuk kawanan perampok tersebut. Sayangnya, Bunga tidak tahu dengan siapa dia berhadapan.COMIC 8 adalah film teranyar besutan Anggy Umbara yang sukses memberi warna lain dari repetitifnya genre di scene perfilman tanah air. Memasukan elemen heist, aksi komedi yang naskahnya ditulis oleh Fajar Umbara ini tak hanya berhasil memancing tawa, tapi juga sukses memberi efek kejutan yang tidak disangka-sangka.Jujur saja, saya tidak pernah mengira bila film produksi teranyar Falcon Pictures ini bisa segila dan sekeren itu. Dia memiliki twist berlapis yang meski sedikit maksa, tapi kemudian mampu dijabarkan dengan alur acak yang absurd hingga membuatnya menarik.Therefore, saya tidak akan banyak bicara lagi karena takut nanti bakal spoiler dan mengganggu kenikmatanmu menonton film ini. Yang jelas, COMIC 8 sangat direkomendasikan. Di balik segala kekurangan minor yang ada, nikmati saja komedi serta aksi baku hantam dengan shot, editing, grading dan tata musik yang saling melengkapi satu sama lain. Yang sukses memberimu pengalaman berbeda menonton film Indonesia.Mungkin memang, sebagai sutradara Anggy memasukkan banyak referensi film, Guy Ritchie salah satunya. Tapi tetap saja, memadukan unsur aksi dan komedi sindir sana-sini dengan takaran yang pas, berhasil membuat COMIC 8 sayang untuk dilewatkan begitu saja.Sedikit curhat, saya menyukai credit title yang ada pada film ini. Membuat penonton tidak cepat-cepat beranjak dari kursi dan membuat petugas bioskop tidak buru-buru membersihkan ruangan. Harusnya budaya menonton hingga end credit perlu diterapkan untuk lebih menghargai kreatornya. Sekian :)