Henri Charriere, seorang pria Prancis yang dijebak dan divonis bersalah atas pembunuhan yang tidak pernah ia lakukan, dikirim ke koloni tahanan yang terkenal kejam di Pulau Iblis, Guyana Prancis.

Sebelum ditangkap, Henri dikenal sebagai pencuri berlian ulung dengan julukan "Papillon" karena tato kupu-kupu di dadanya. Namun, hidupnya berubah drastis ketika ia harus menghadapi hukuman berat dan penderitaan di penjara tropis yang brutal, dikelilingi laut lepas dan penjaga tak kenal ampun.

Dalam perjalanan menuju penjara, Henri bertemu Louis Dega, seorang pemalsu uang yang cerdas namun penakut. Louis menjadi target tahanan lain karena kekayaannya, dan Papillon menawarkan perlindungan sebagai imbalan atas bantuan finansial untuk rencana pelariannya.

Meski berasal dari latar belakang yang sangat berbeda, keduanya membentuk ikatan yang kuat di tengah kekejaman dan penderitaan. Mereka saling menopang dalam menghadapi kerja paksa, penyakit, dan penyiksaan fisik maupun mental yang dilakukan oleh para penjaga.

Papillon terus menyimpan satu tekad, kebebasan. Ia menolak menyerah pada sistem yang tidak adil dan mencoba melarikan diri berkali-kali, meskipun selalu gagal dan dijatuhi hukuman isolasi bertahun-tahun.

Sementara itu, Dega yang awalnya hanya ingin bertahan hidup, perlahan berubah karena pengaruh Papillon. Akhirnya, setelah bertahun-tahun penuh siksaan dan kegagalan, Papillon menemukan kesempatan terakhir untuk melarikan diri melalui laut yang ganas dengan menggunakan rakit sederhana.

Papillon mempertaruhkan nyawanya demi kebebasan, meninggalkan Dega yang sudah terlalu lemah untuk ikut. Akankah tekad dan keberaniannya membawanya pada kebebasan sejati yang selama ini ia impikan, atau hanya pada kematian di ujung pelariannya?

Penulis artikel: Abdilla Monica Permata B.