Frederick Treves, seorang dokter bedah di Rumah Sakit London, menemukan John Merrick yang cacat dan tampak bisu di sebuah pertunjukan aneh era Victoria. Mr. Bytes, sang pemimpin sirkus yang kasar, menceritakan kisah mengerikan tentang bagaimana gajah menyerang secara seksual ibu Merrick untuk menciptakan makhluk setengah manusia. Dengan harapan mendapatkan ketenaran lewat penemuan medis, Treves membayar Bytes untuk membawa Merrick ke rumah sakit untuk diperiksa, dengan mengenakan tudung demi menjaga kerahasiaan.

Treves memperkenalkan Merrick kepada rekan-rekannya dan menyoroti kelainan fisiknya. Terutama, tengkorak Merrick yang cacat memaksanya tidur dalam posisi duduk, karena berbaring akan membuatnya sesak napas. Bytes memukuli Merrick dengan brutal setelah kuliah, dan Merrick dikembalikan ke rumah sakit. Kepala perawat, Mrs. Mothershead, dengan enggan merawatnya, karena perawat lain terlalu takut kepadanya.

Treves mendiagnosis Merrick mengalami keterbelakangan mental. Atasannya, Mr. Carr Gomm, menunjukkan bahwa jika diagnosa itu benar, Merrick tidak bisa tinggal, karena rumah sakit tidak menerima “pasien yang tak tersembuhkan”. Ternyata Merrick sebenarnya cerdas dan bisa berbicara, meski dengan sangat sulit. Untuk membuktikan bahwa Merrick bisa berkembang, Treves melatihnya mengucapkan kalimat percakapan dasar dan sebagian dari Mazmur ke-23 kepada Carr Gomm. Merrick begitu gugup sehingga tidak bisa menjawab pertanyaan dengan jelas, membuat Carr Gomm pergi. Saat hendak meninggalkan ruangan, Merrick membuktikan kecerdasannya dan kemampuannya membaca dengan mengucapkan seluruh Mazmur ke-23 dari ingatan. Meskipun kondisi fisik Merrick tidak dapat disembuhkan dan ia tidak memiliki masalah mental yang perlu diatasi, Carr Gomm memperbolehkannya tinggal.

Treves perlahan memperluas dunia Merrick. Ia memberinya perlengkapan untuk membangun model Gereja St Philip yang terdekat. Ia mengundang Merrick untuk minum teh bersama istrinya, Ann, di mana mereka saling bertukar foto keluarga. Merrick berkata kepada Ann bahwa ia pasti menjadi kekecewaan bagi ibunya, tetapi berharap ibunya bangga melihatnya bersama teman-temannya, yang membuat Ann meneteskan air mata. Terharu oleh perlakuan baik yang diterimanya, Merrick pun menangis.