Horor Absurd Penuh Ilusi: 'DOLLHOUSE' Bikin Merinding Sekaligus Nagih!

Horor Absurd Penuh Ilusi: 'DOLLHOUSE' Bikin Merinding Sekaligus Nagih!
(credit: instagram.com/dollhouse_movie)

Kapanlagi.com - Bayangkan ada sebuah film horor yang bikin kamu merasa cemas karena ada banyak ketidakpastian di dalamnya. Inilah sensasi yang ditawarkan film terbaru asal Jepang, DOLLHOUSE. Sebuah kisah horor absurd tentang boneka tua misterius yang bikin bulu kuduk berdiri, sekaligus juga bakal bikin kamu tertawa tipis sebelum kembali diguncang oleh twist mengejutkan.

Saat ini, DOLLHOUSE sudah resmi tayang di bioskop Indonesia. Buat kalian yang masih ragu-ragu buat nonton, cek dulu ulasan kami di bawah ini. Siapa tau nanti bakal berubah pikiran!

Baca berita tentang film Jepang lainnya hanya di Liputan6.com.

1. Menonjolkan Permainan Ekspektasi

(credit: Cinepolis Indonesia)

DOLLHOUSE, film horor supranatural Jepang garapan Shinobu Yaguchi ini berhasil membawa kesan mengerikan yang menusuk sampai ke lapisan psikologis. Film ini membuktikan bahwa genre serupa masih bisa bikin penontonnya terjebak di antara rasa takut, haru, sekaligus kebingungan.

Film ini bercerita tentang Yoshie, seorang ibu yang kehilangan putrinya hingga ia tenggelam dalam duka dan depresi. Tapi, saat sebuah boneka tua yang mirip dengan mendiang anaknya masuk ke hidupnya, ia menemukan pelipur lara baru. Segalanya terasa sempurna, sampai suatu hari, anak kedua Yoshie dan Tadahiko membawa boneka itu kembali masuk ke kehidupan mereka. Teror demi teror pun perlahan menyelimuti keluarga ini. Apa yang awalnya tampak sebagai jalan penyembuhan, justru berubah menjadi mimpi buruk yang makin sulit dibedakan antara nyata dan ilusi.

Yang bikin DOLLHOUSE menonjol adalah caranya mempermainkan ekspektasi. Hampir di setiap babak, penonton diajak percaya pada satu kemungkinan, lalu tiba-tiba digiring ke arah yang sama sekali berbeda. Banyak minor twist yang bakal bikin kamu merasa dikibuli habis-habisan. Tapi, justru itulah yang membuatnya terasa hidup. Rasa "dikerjain" itu nggak serta-merta berakhir di satu titik saja. Hampir sepanjang film penonton akan dibuat ragu soal mana kejadian yang nyata dan mana yang bukan, serta sejauh apa boneka itu bisa mengambil alih.

2. Kejeniusan Sutradara dan Para Aktor Film DOLLHOUSE

(credit: Cinepolis Indonesia)

Uniknya, meski kental dengan suasana mencekam, DOLLHOUSE nggak melulu soal menekan penonton dengan rasa takut. Ada beberapa comic relief yang diselipkan tipis-tipis, semacam ruang bernapas singkat sebelum penonton kembali ditarik ke kengerian. Alih-alih merusak nuansa mencekam, teknik yang umum dipakai di film horor modern ini justru membuat emosi penonton jadi lebih terjaga, dan berhasil membuat cerita tetap mengalir tanpa terasa monoton. Inilah yang membuktikan bahwa Shinobu Yaguchi tetap bisa memadukan ciri khas komedinya dengan genre horor.

Akting para pemeran jadi fondasi dan kekuatan utama film. Masami Nagasawa yang berlakon sebagai Yoshie tampil luar biasa emosional, memperlihatkan kesedihan seorang ibu yang kehilangan anak, sekaligus ketakutan yang menggerogoti dirinya. Koji Seto sebagai Tadahiko pun berhasil menjaga keseimbangan dengan karakter yang lebih rasional. Sementara aktris cilik Aoi Ikemura tampil meyakinkan dengan spektrum emosi yang luas.

DOLLHOUSE kaya akan detail. Musiknya keras dan dramatis, muncul di momen-momen krusial untuk menekan adrenalin penonton. Sinematografinya menyulap ruang rumah keluarga yang kecil dan nyaman menjadi arena teror: lorong sempit, kamar remang, hingga mesin cuci pun menjelma jadi sumber trauma.

3. Melompat Antara Babak dan Logika

(credit: Cinepolis Indonesia)

Kekuatan lain film ini ada di penggambaran waktu. Alih-alih berjalan linear, film DOLLHOUSE sering melompat jauh ke depan, membuatnya terasa seperti terbagi menjadi babak-babak terpisah. Babak pertama dibuka dengan tragedi awal, babak kedua jadi ruang perkenalan dengan boneka, sementara babak-babak selanjutnya mengajak penonton untuk mengulik lebih dalam soal misteri di baliknya.

Secara keseluruhan, DOLLHOUSE tentu berdiri di atas dunia yang cukup jauh dari rasionalitas sehari-hari. Tapi, problem muncul ketika karakter di dalamnya pun bertindak dengan cara yang sulit dimaklumi, bahkan jika mengikuti logika dunianya sendiri. Irrational character behavior memang sering dimunculkan dalam genre horor sebagai bagian dari konvensi. Bagi sebagian penonton, hal ini bisa bikin gregetan. Tapi, bagi yang lain, ini justru bagus untuk menambah ketegangan.

Pada akhirnya, DOLLHOUSE bukan film horor tentang boneka angker pada umumnya. Setiap twist yang muncul bertujuan untuk memacu adrenalin dan menggali plot lebih dalam. Dengan akting kuat, atmosfer mencekam, dan cerita yang berlapis-lapis, film ini layak jadi tontonan buat kamu yang suka horor dengan bumbu psikologis yang mendalam.

Tertarik baca berita tentang film Jepang lainnya? Yuk, kunjungi KapanLagi.com sekarang juga!

Rekomendasi
Trending